Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Bikin Skripsi Sampai Ratusan Halaman Itu buat Apa, sih?

Nasrulloh Alif Suherman oleh Nasrulloh Alif Suherman
9 Juni 2021
A A
Bikin Skripsi Sampai Ratusan Halaman Itu buat Apa, sih_ terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Pasti di setiap kampus, ada mahasiswa yang niat (((banget))) untuk mengerjakan skripsi. Dan saking niatnya, skripsinya sampai lebih dari 100 halaman. Saya sendiri bahkan pernah menemukan ada orang yang bikin skripsi hingga 500 halaman dan tebalnya sudah lebih dari kamus John M. Echols, bahkan malah kayak kamus Munjid. Buat mahasiswa yang bikin skripsi kayak gitu, memangnya buat apa, sih, bikin tulisan sebanyak itu? Si paling niat emang…

Mungkin kisanak sekalian akan memandang saya sebagai orang yang sinis lantaran ngomongin orang-orang yang niat banget bikin skripsi kayak gitu, tapi betul juga sih apa yang kalian katakan. Hahaha. Eitsss, jangan senang dulu. Saya ngomong kayak gitu bukan berarti mengamini cibiran, ouh justru nggak. Saya ngomong gitu karena sinis sekaligus kasihan dengan orang-orang yang sok niat begitu. 

Memang betul, nggak ada larangan dan nggak ada hitam di atas putih soal batasan maksimal untuk penulisan skripsi. As long as you need, tulis saja semampu kalian yang sedang skripsian. Tapi, ya, orang-orang yang bikin sampai tebal-tebal itu sungguh sangat kurang kerjaan sekali. Satu lagi, kurang kerjaan dan nggak efisien.

Pertama, waktu menulis skripsi dan kepikiran sampai bikin sampai ratusan halaman, apakah nggak kepikiran hal lain yang lebih produktif dan manfaat? Skripsi sih manfaat ya, jelas buat meraih kelulusan. Tapi, manusia kan punya akal dan pikiran digunakan untuk hal-hal yang luas, Bang. Nggak ada riwayatnya jika pikiran kita didedikasikan untuk skripsi, maka kehidupan akan tenang dan damai-damai saja.

Sepertinya waktu untuk membuat skripsi yang kepanjangan itu bisa deh dipergunakan dengan lebih baik, misalnya apply pekerjaan atau mencari informasi yang berguna untuk ke depannya. Bersosialisasi juga termasuk investasi sosial, kan? Kalau hidup cuma buat skripsi, ya sudah gitu doang. Setelah lulus yang nanya skripsian paling cuman adik kelas. Dah.

Kedua, buang-buang duit. Oke, walau skripsi menyita banyak tenaga dan materi, ujung-ujungnya buat diri sendiri karena akan dapat ijazah serta lulus. Tapi, tolong jangan berlebihan kayak orang kesurupan dah. Kayaknya saya juga belum pernah dengar orang kesurupan setan rajin skripsi juga. Okelah kalau itu dana beasiswa atau lembaga yang membutuhkan penelitian kamu. Tapi, kalau pakai danamu sendiri buat apa? Untuk apa?

Memang sekarang semuanya serba daring, tapi ada saja kampus yang minta versi cetak dan itu kita sendiri yang harus mengeluarkan biaya. Tuh kan, sudah capek-capek bikin banyak halaman, ujung-ujungnya malah ngerepotin diri sendiri. Bukannya perhitungan, tapi rasanya mubazir banget dah. Asli! 

Skripsi itu bukan investasi jangka panjang, nggak akan ada return kecuali ijazah dan lulus. Itu memang penting, tapi kan hemat juga penting, Saudara. Saya tanya lagi, kira-kira kalau bikin sampai kebagusan dan tebel-tebel juga siapa yang akan tiba-tiba tanya, “Wah, kamu yang sudah habis banyak dana untuk skripsi, ya? Ingin sekali aku membacanya.” Nggak ada riwayatnya begitu.

Baca Juga:

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Seminar Proposal agar Aman Tidak Dibantai Dosen Penguji

Ketiga, skripsimu boleh jadi dipuji dan dikagumi saat sidang. Tapi hanya sampai di situ. Selebihnya masuk arsip perpustakaan, baik itu konvensional dan digital. Syukur-syukur bisa dijadikan referensi untuk karya ilmiah selanjutnya. Kalau nggak beruntung, ya, jadi bungkus gorengan. Kampus saya sih mending, kayaknya nggak sampai segitunya. Tapi kampus teman saya, ada yang sampai dibuang-buang.

Kalau kamu memang yakin penelitian skripsimu akan berlanjut ke jenjang selanjutnya sih fine, ya. Skripsi itu bisa jadi modal dasar penelitian untuk jenjang sekolah tinggi berikutnya. Tapi, yang ngggak lanjut, biar dikata apa, sih? Pengin pamer kan ente? Hadehhh, pamer kok skripsi? Aneh banget. Ada orang rajin bikin sampai ratusan halaman saja bikin geleng-geleng kepala, lah ini malah buat dipuji. Ckckck. 

Yang paling menyebalkan adalah ketika orang-orang yang begitu tuh pamer skripsinya dan merasa paling hebat sekampus. Padahal semua orang juga tahu bahwa skripsian yang tebel-tebel kayak gitu nggak berbuah apa pun dan cepat dilupakan sama orang lain. Iyalah, mending ngurusin skripsi sendiri. Menyelesaikan skripsi itu bukan prestasi, tapi memang kewajiban. Yang paling bener tuh memang pepatah “skripsi yang baik adalah yang selesai”. Eitsss, tapi tetap kerjain dengan niat dan secukupnya. Jangan asal-asalan.

BACA JUGA Kuliah Baru Seumur Jagung tapi Udah Mau Nyicil Skripsi Itu Ngapain? dan artikel Nasrulloh Alif Suherman lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 November 2021 oleh

Tags: Ngerjain Skripsipendidikan terminalSkripsi
Nasrulloh Alif Suherman

Nasrulloh Alif Suherman

Penulis partikelir. Menulis di selang waktu saja.

ArtikelTerkait

skripsi pandemi tips agar skripsi cepat selesai skripsi ditiadakan, skripsian di rumah Pak Jokowi, Selain UN, Skripsi Juga Harusnya Ditiadakan Tahun Ini

Skripsi Mandek Gegara Pandemi? Jangan Lebay Ah, Nih Tips Biar Kalian Nggak Setop Ngerjain

6 Juni 2020
jangan beli mobil mobil korea hyundai datsun kia mojok

Apa sih Fungsi Stiker Kampus di Kaca Mobil?

16 Juni 2021
mahasiswa skripsi

Mahasiswa Skripsi: Abadi Atau Berhenti

27 Juni 2019
Tipikal Mahasiswa Ilmu Hukum dalam Menemukan Judul Skripsi Terminal Mojok

Tipikal Mahasiswa Ilmu Hukum dalam Menemukan Judul Skripsi

1 Januari 2021
Angkatan 2022 Udah Siap-siap Skripsi, Eh MSIB Tiba-tiba Muncul Lagi: Magang atau Wisuda, Pilihan yang Bikin Galau

Angkatan 2022 Udah Siap-siap Skripsi, Eh MSIB Tiba-tiba Muncul Lagi: Magang atau Wisuda, Pilihan yang Bikin Galau

1 Juli 2025

Tulisan Makin Ngaco, Aplikasi Wattpad Butuh Editor Kebahasaan

2 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.