Baiknya, ada penerimaan untuk jabatan fungsional guru bahasa Inggris di tingkat SD Negeri, kata saya pada diri sendiri sesaat setelah membaca sebuah dokumen pengumuman Seleksi Penerimaan PPPK Jabatan Fungsional Guru di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua Tahun 2022. Yah, walaupun itu sudah jadi hal yang umum terjadi di Indonesia setiap ada penerimaan CPNS/PPPK.
Sejak dua tahun terakhir, saya bergelut di bidang pendidikan anak tingkat dasar, 2021 sebagai guru bantu di salah satu SD Negeri Kepulauan Sabu Raijua dan 2022 ini sebagai project coordinator untuk pengembangan kemampuan Bahasa Inggris siswa tingkat dasar menengah bersama salah satu NGO yang bergerak untuk Pendidikan di Kepulauan Maluku. Sejak dua tahun ini pula, Saya mendatangi puluhan sekolah dan menemukan kenyataan bahwa di semua sekolah SD Negeri, gurunya tidak ada yang berstatus guru murni PNS Bahasa Inggris.
Guru bahasa Inggrisnya ada yang berstatus honorer, yang nasibnya sudah jadi pengetahuan umum. Ada pula guru kelas yang ditambah fungsikan mengajar mapel bahasa Inggris yang mengajar seadanya. Dan yang paling banyak terjadi adalah tidak ada guru yang mengajarkan karena memang juga belum jadi mapel wajib di sekolah.
Sebagai seorang lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dan sebagai seorang yang termasuk merasa terlambat menggeluti pengetahuan bahasa ini, saya merasa bahwa kemampuan bahasa Inggris seorang anak hari ini perlu untuk mulai diasah mulai pada tingkat sekolah dasar. Saya sangat menyarankan Kemendikbud dan jajarannya untuk mempertimbangkan pengadaan mapel ini. Serta membuka penerimaan jabatan fungsional guru bahasa Inggris untuk tingkat sekolah dasar negeri.
Masa yang tepat untuk anak mulai mengenalkan dasar-dasar pengetahuan.
Ya, namanya juga sekolah dasar, dimana menjadi tempat bagi seorang anak untuk mendapatkan pemahaman dasar-dasar sebuah pengetahuan. Bapak pendidikan kita, Ki Hadjar Dewantara pun pernah menulis dalam bukunya jilid I Pendidikan “.., bahwa mulai dari kelas yang pertama sampai ke-3, lebih-lebih dipentingkan pelajaran bahasanya sendiri.” Dalam konteks saat itu, bahasa yang dimaksud adalah bahasa Indonesia. Agar anak-anak pribumi saat itu mengerti tentang kondisi yang mereka alami dan agar mereka punya rasa kepemilikan terhadap bangsanya.
Pada konteks dunia saat ini, tanpa mengurangi kecintaan pada bahasa Indonesia, saya sendiri menambahkan pengetahuan bahasa ini tidak hanya bahasa Indonesia, tetapi juga bahasa Inggris sebagai bahasa Internasional. Lagian, anak-anak sudah menggunakan bahasa Indonesia dan daerahnya sejak sebelum masuk sekolah dasar dan dalam kesehariannya bersama masyarakat. Jadi, tidak mungkin lupa pada bahasa dan identitas sendiri.
Sama halnya dengan mapel Matematika, anak-anak sekolah dasar diajarkan tentang angka 1 sampai 10. Mapel bahasa Indonesia, anak-anak diajarkan tentang abjad A sampai Z. Begitupun menurut saya dengan mapel bahasa Inggris, anak-anak perlu untuk mengetahui cara penyebutan angka 1 sampai 10, A sampai Z, memperkenalkan diri hingga kata-kata dasar dalam kehidupan sehari-hari lainnya dalam bahasa Inggris.
Hingga kemudian, ketika mereka lanjut ke tingkat sekolah menengah dan tingkat lanjutan lainnya, paling tidak ya, mereka sudah punya dasar untuk masuk ke materi yang intermediate atau advance. Mereka juga sudah punya kepercayaan diri untuk mempraktekkan empat skill Bahasa Inggris, SWRL (Speaking, Writing, Reading, dan Listening) dalam lingkup pendidikan hingga profesional.
Saya masih ingat betul dengan beberapa teman seperjuangan, termasuk saya sendiri, saat masih kuliah. Walaupun kami adalah mahasiswa jurusan bahasa Inggris, kami masih banyak menemukan kesulitan dalam mengikuti pembelajaran bahasa Inggris di kampus. Bahkan ada di antara kami yang merasa salah jurusan dan merasa tidak sanggup untuk menyelesaikan tugas akhir skripsi, yang mulai dari halaman sampul sampai menutup semuanya berbahasa Inggris.
Salah satu penyebab utamanya adalah kami tidak punya pondasi pengetahuan bahasa Inggris yang baik sejak masa sekolah dulu. Ditambah saat masuk kuliah, pembelajaran di kampus kami sangat banyak, singkat, padat dan terkesan terburu-buru. Ibarat kita dalam keadaan haus dan kita diminta menghabiskan air satu galon dalam satu kali teguk. Ampunnn!!!
Alhasil beberapa teman saya yang merasa sangat kurang dengan pengetahuan ini memutuskan untuk meninggalkan kampus dan mengambil kelas lain di luar kampus. Mulai Ikut belajar di kursusan sekitaran kota sampai ada yang keluar pulau, ke kampung Inggris Pare-Kediri.
Berbeda dengan beberapa teman lainnya yang sudah punya pengetahuan dan kemampuan dasar dalam bahasa Inggris sejak dari sekolahan. Mereka cukup mudah dalam memahami materi-materi yang diberikan dosen di kampus. Mereka sudah mampu mencari dan menggunakan referensi yang berbahasa Inggris tanpa bantuan om Google. Mereka menjadi mahasiswa teladan, pemegang nilai tertinggi di kelas dan mendapat beasiswa, menjadi perwakilan kampus untuk mengikuti perlombaan nasional serta masuk postingan Instagram kampus. Paling dahsyat adalah nama-nama mereka punya pengaruh besar dalam peningkatan akreditasi kampus. Syukur, beberapa dari mereka ada yang baik hati dan membantu kami yang kesulitan dalam belajar bahasa Inggris, sampai ada yang membantu dalam pembuatan skripsi.
Pengetahuan bahasa Inggris penting sejak SD!
Selama bulan September 2022 kemarin, saya melakukan survei di beberapa sekolah dasar dan menengah di Kepulauan Maluku dan Maluku Tengah. Singkatnya, survei ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, kebutuhan, dan ketertarikan anak-anak dan guru terhadap keterampilan berbahasa Inggris.
Salah satu pertanyaan saya adalah seberapa pentingkah Bahasa Inggris dipelajari mulai sejak tingkat sekolah dasar. Semua jawaban yang saya dapatkan adalah sangat penting. Beberapa penjelasan tambahan dari guru-guru adalah agar memudahkan anak-anak belajar bahasa Inggris di tingkat lanjut, karena bahasa internasional, karena anak-anak lahir di masa teknologi yang banyak menggunakan bahasa Inggris, serta memudahkan mereka nanti ketika sudah bekerja.
Bayangkan jika pertanyaan ini ditanyakan kepada Anda yang sedang membaca tulisan ini. Saya sangat yakin jawaban Anda kurang lebih sama dengan guru-guru di sekolah. Bahkan jika Anda yang belum bisa mengerti bahasa Inggris saat ini, saya yakin anda juga punya keinginan untuk mulai belajar.
Jika benar apa yang saya yakini, saya sarankan untuk memulai, tidak ada yang terlambat. Sekarang bahkan sudah sangat mudah untuk belajar, salah satunya dengan layar yang ada di hadapan Anda sekarang. Saya sarankan lagi jika Anda mau memulai, mulailah dengan niat, lalu dengan memperbanyak kosakata, hafalkan dan pahami, perkata atau per kalimat, mulai gunakan dalam keseharian, salah pronunciation atau grammar ngak masalah, mulai saja dulu.
Jabatan fungsional guru bahasa Inggris
Mata pelajaran bergandengan dengan pengajarnya. Ketika kita membayangkan pentingnya pemahaman dasar-dasar bahasa Inggris sejak sekolah dasar, kita juga pasti membayangkan pentingnya seorang guru yang profesional dalam mengajarkannya. Ini yang mendasari pemikiran saya bahwa pentingnya Kemendikbud untuk mempertimbangkan hal ini.
Satu langkah yang baik telah dilakukan oleh Kemendikbud dalam kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar adalah adanya pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar, yang proses pembelajarannya bisa digunakan dengan dua cara: satu, bagi yang sudah siap dari segi SDM bisa menjadikan mapel ini sebagai mapel pilihan dan jika belum, bisa mengintegrasikannya dengan mapel lain atau dalam kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam pelaksanaanya, kedua proses tersebut masih cukup kurang terlaksana di sekolah-sekolah, apalagi di pelosok negeri yang memang belum pernah cukup SDM. Bagi saya pulau Sabu Raijua dan Kepulauan Maluku-Maluku Utara cukup menjadi representatif dalam menggambarkan pembelajaran bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar di Indonesia.
Langkah selanjutnya yang menurut saya perlu dilakukan oleh Kemendikbud dan jajarannya adalah membuka pendaftaran jabatan fungsional PNS/PPPK untuk Guru Bahasa Inggris di tingkat sekolah dasar. Dengan begitu, lulusan sarjana yang cukup banyak dari jurusan Pendidikan Bahasa Inggris, termasuk kampus saya, sedikit berkurang kebingungannya untuk melanjutkan hidup setelah kuliah.Membuka lapangan pekerjaan baru untuk sarjana-sarjana Pendidikan Bahasa Inggris dan punya passion di bidang ini baik yang baru atau yang sudah lama menganggur.
Kemendikbud juga sudah bisa memulai dengan menempatkan para peserta yang sedang mengikuti program PPG Prajabatan di periode pertama dan kedua ini di sekolah-sekolah dasar untuk pengajaran bahasa Inggris.
Dengan begitu ketersediaan SDM di satuan pendidikan tingkat dasar tidak menjadi permasalahan lagi untuk pelaksanaan pembelajaran bahasa Inggris. Selanjutnya, yang menjadi tujuan utama adalah agar setiap anak pada pendidikan dasar negeri sudah mendapat pengetahuan dasar-dasar bahasa Inggris bisa terlaksana dengan baik.
Mengingat anak-anak inilah yang akan melanjutkan peradaban di negeri ini. Merekalah SDM sesungguhnya yang perlu untuk kita persiapkan sejak di sekolah dasar. SDM yang mampu memahami pemikiran dunia dan akan menjadi pemimpin masa depan bangsa.
Penulis: Iksan
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Unpopular Opinion: Belajar Bahasa Inggris lewat Lagu Itu Nggak Recommended