Makan siomay pakai pare lah. Kalau nggak ya kurang sedap~
Siapa yang nggak tahu siomay? Jajanan satu ini cukup populer di lidah orang Indonesia. Kita bisa menjumpai penjual jajanan ini dengan mudah, entah yang mangkal dan buka kedai atau yang keliling gerobakan. Saking favoritnya jajanan satu ini, Mbak Kenia, salah satu redaktur Terminal Mojok, memasukkannya ke dalam kasta makanan dengan bumbu kacang yang rasanya paling enak.
Mengutip Detik, siomay sebenarnya salah satu jenis dimsum yang populer. Bentuknya bulat berupa adonan basah lalu dibungkus adonan yang ditipiskan. Di Indonesia, kita lebih mengenal siomay Bandung, nah, kuliner satu ini merupakan adaptasi dari bentuk aslinya.
Seporsi siomay biasanya berisikan siomay, kentang, kol, tahu, telur, hingga pare. Semua bahan itu kemudian dipotong-potong dan disiram dengan sambal kacang plus jeruk limau. Rasa siomay yang terbuat dari adonan ikan–biasanya ikan tenggiri–gurih dengan tekstur kenyal. Rasa tersebut kemudian berpadu dengan kondimen lainnya yang sudah saya sebutkan, menghasilkan rasa yang kaya.
Akan tetapi, tak sedikit orang yang merasa aneh dengan kebiasaan mencampur pare ke dalam siomay. Mereka berpendapat, sayuran hijau ini justru merusak rasa karena cenderung pahit.
Daftar Isi
Pare hadir sebagai penyeimbang rasa
Saya kerap mendapat sorotan tajam dari teman-teman ketika jajan siomay bersama. Biasanya, penjual memang akan bertanya pada pembeli apa saja yang mau dimasukkan ke dalam piring. Kalau sudah begitu, tentu saja saya akan mengikutsertakan pare ke dalam piring saya. Masalahnya, begitu ada sayur hijau berbintil ini, orang bakal mengomentari dengan mengatakan, “Memangnya enak pakai pare? Kan pahit.”
Gini, Gaes. Pahitnya pare justru bisa menyeimbangkan rasa gurih, pedas, dan manis dari siomay yang sudah diguyur sambal kacang. Kombinasi rasa antara siomay, kentang, kol, tahu, pare, dan sambal kacang justu membuatnya semakin nikmat. Lagi pula, pare yang biasa diikutsertakan para penjual jajanan ini umumnya nggak begitu pahit.
Para penjual biasanya mengolah pare terlebih dulu agar rasanya nggak pahit. Beberapa cara yang digunakan antara lain merebus sayur ini dalam air garam, atau menggosoknya dengan garam. Dengan begitu rasa pahit pada pare bisa diminimalisir dan lebih mudah diterima lidah kita.
Lagian memangnya kalian nggak enek kalau makan siomay yang gurih dan manis gitu aja? Pakai pare yang pahit lah biar rasanya lebih balance~
Kehadiran pare membuat tampilan siomay jadi nggak monoton
Selain membuat rasa dalam seporsi siomay jadi lebih kaya dan balance, kehadiran sayur pahit ini juga menolong penampilan jajanan satu ini. Coba kalian pikir baik-baik, kalau dalam seporsi siomay cuma ada siomay, tahu, kentang, kol, dan telur, kelihatannya jadi nggak berwarna, kan? Penampilannya datar aja gitu nggak ada seger-segernya.
Nah, pare hijau dengan bentuk unik dan khas yang berbintil-bintil membuat penampilan jajanan ini jadi nggak monoton. Lebih berwarna-warni gitu. Ada warna putih dari tahu, kuning dari kentang, hijau muda dari kol, dan hijau dari pare. Semua bahan itu kemudian disiram sambal kacang yang berwarna kecokelatan, lalu ditambah saus kemerahan dan kecap yang kehitaman. Lebih cakep, kan.
Pare punya banyak manfaat bagi kesehatan
Siapa sangka kalau sayur yang pahit dan jadi musuh banyak orang itu diam-diam punya banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mengutip Halodoc, pare bisa menurunkan gula darah, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, menjaga kesehatan pencernaan, meningkatkan kesehatan jantung, hingga membantu menurunkan berat badan. Selain itu, pare juga bisa memberikan rasa kenyang lebih lama, lho.
Jadi, jangan anggap aneh lagi pare dalam seporsi siomay. Soalnya udah ketahuan kalau sayuran satu ini ternyata banyak manfaatnya. Nggak cuma sebagai penyeimbang rasa dan mempercantik penampilan siomay, tapi juga bermanfaat bagi kesehatan tubuh kita. Mulai sekarang jangan skip pare dalam siomay yang kalian pesan, deh.
Penulis: Intan Ekapratiwi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Kasta Siomay Enak di Jogja, Silakan Coba dan Buktikan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.