Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di Dalam Mobil 

Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di dalam Mobil  merokok sambil berkendara

Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di dalam Mobil (Pixabay.com)

Pengendara sepeda motor yang mengendarai sambil merokok memang menyebalkan. Lantaran, asapnya mengganggu pengendara lain, serta bara apinya juga membahayakan buat mata. Namun, tidak kalah menyebalkan dengan orang yang merokok di mobil.

Bahkan, bagi saya lebih menyebalkan orang yang merokok di mobil. Sebagai orang yang hidupnya bisa dikatakan tidak bisa lepas dari mobil karena sering naik travel dan menjadi sopir, saya memahami betul betapa menyebalkannya orang yang merokok di mobil. 

Yang paling menyebalkan adalah asap rokoknya membuat dada menjadi sesak, sehingga nafas jadi berat. Kenapa begitu? Logikanya begini, mobil punya interior yang dimensinya tertutup dan kecil. Dengan kondisi interior yang kecil dan tertutup, maka asap dari rokok mengepul dalam mobil. 

Asap rokok yang mengepul dalam mobil akan mudah dihirup oleh penumpang. Kalau yang merokok hanya menghisap rokoknya cuman sekali, tidak jadi masalah. Masalahnya, perokok menghisap rokoknya belasan sampai puluhan kali. Artinya, penumpang yang tidak merokok juga harus menghirup asap rokok belasan sampai puluhan kali juga. Tidak mengherankan jika merasakan betul baunya asap rokok, hingga membuat dada menjadi sesak. 

Percuma buka kaca

Kenapa kok tidak dibuka saja kacanya? Jawabannya, percuma. Meski kaca mobil dibuka dengan harapan asap rokok terembus keluar, nyatanya asapnya masih terasa di dalam mobil. Sebab, satu kali hisapan rokok, menghasilkan banyak asap. Dan tidak semua asap rokok terdorong angin keluar dari mobil, masih ada asap yang tertahan di dalam mobil. 

Bisa dibayangkan sendiri betapa tersiksanya penumpang yang tidak merokok saat satu mobil dengan perokok. Kesehatan sudah pasti berdampak buruk. Bahkan, membuat penumpang yang gampang mabuk, akan menjadi pusing dan mual.

Repotnya lagi, selama saya jadi penumpang travel dan sopir, kebanyakan orang yang merokok wataknya egois. Kalau ditegur untuk tidak merokok, pasti ada saja akal-akalan untuk bisa merokok. Terkadang, ada juga yang marah-marah kalau tidak dibolehkan merokok. Sungguh menyebalkan sikap egoisnya. 

Belum lagi kesebalan yang terbentuk pasca penumpang selesai merokok. Pasalnya, asap rokok mengandung banyak unsur kimia. Keberadaan unsur kimia membuat asapnya mudah menempel pada benda, salah satunya adalah komponen AC, seperti evaporator, filter, dan grille. 

Dengan unsur kimiawi rokok yang menempel pada komponen AC, alhasil membuat bau udara yang dikeluarkan menjadi apek. Kalau bau apeknya bertahan sebentar, tidak menjadi persoalan. Masalahnya, bau apeknya bertahan dengan waktu lama, bahkan bisa dalam hitungan bulan. 

Dan dari saking terasa bau apeknya, menghidupkan AC seusai penumpang selesai merokok menjadi ritual yang menakutkan. Sebab, seketika AC pasti mengeluarkan bau tidak sedap. Sampai-sampai ada  penumpang yang ngoceh AC-nya kok baunya tidak enak. 

Bahkan, lagi-lagi karena dampak rokok membuat penumpang menjadi mabuk karena pusing dan mual akibat bau apek yang dikeluarkan dari AC. Meski mobil sudah dikasih pengharum, menurut saya tidak ada gunanya. Bau wangi dari pengharum ruangan, masih kalah dengan bau apek akibat asap rokok. 

Merokok nggak pake aturan, ngawur!

Terlepas dari persoalan asap rokok yang menyebalkan. Orang yang merokok di mobil menjadi semakin menyebalkan jika melakukannya sembarangan. Dalam artian, sehabis menghisap rokoknya, kemudian tangannya seenaknya saja meletakkan ke bagian mobil yang mudah terbakar, seperti jok, dashboard, dan pinggiran kaca. 

Ketiganya jadi komponen mobil yang mudah terbakar, meski terkena percikan api kecil. Beberapa kali saya melihat jok, dashboard, dan pinggiran kaca bolong waktu menjadi penumpang travel. Saat saya tanya pada sopirnya, “Kok bisa bolong?” Sopir pasti menjawab karena ada penumpang yang merokok. Bahkan, mobil yang pernah saya sopiri, ada lubang besar di jok depan akibat terkena rokok. 

Ironisnya lagi, biasanya penumpang yang sudah membuat komponen mobil rusak akibat rokoknya, tidak mau tanggung jawab. Dengan entengnya, biasanya mengeluarkan dalih: tidak sengaja. 

Rasa-rasanya, pemerintah harus membuat undang-undang transportasi yang mengatur sanksi perokok yang sudah merusak bagian mobil. Lebih baik lagi, membuat undang-undang tentang pidana perokok yang merokok di mobil. Harapannya, untuk bisa membangun kenyamanan bersama. Dan jika sudah disahkan, besar harapan, aparat bisa menjalankannya dengan baik. Semoga!

Penulis: Akbar Mawlana
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Kalau Kena Abu Rokok Pengendara di Jalanan Jogja, Sebaiknya Nggak Usah Lapor ke ICJ

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version