Suatu ketika ibu pernah berpesan, “Berapa pun gaji yang didapat, nggak akan pernah terasa cukup kalau nggak disesuaikan dengan gaya hidup.” Pada waktu tertentu, pesan ibu sangat berguna dan akan selalu saya ingat bagi saya yang boros dan sering kali menghamburkan uang untuk belanja ini-itu. Padahal gaji yang didapat hanya sebesar UMR lebih sedikit.
Bukan maksud tidak bersyukur, tapi ada kalanya saya—atau kebanyakan dari kita—tidak proporsional dalam membelanjakan uang untuk keinginan yang terbilang banyak. Meski utamanya adalah untuk kebutuhan primer—makan—tapi tidak dapat dimungkiri terkadang jajan ini-itu menjadi rutinitas. Sehingga boros pun menjadi suatu hal yang sulit dihindari. Belum lagi beli es kopi dengan berbagai merk dan varian rasanya. Gimana mau nabung kalau rayuan es kopi saja sulit ditolak? Hadeeeh.
Pasalnya, semurah apa pun camilannya, jika dibeli secara rutin, tentu pada akhirnya pundi-pundi untuk menabung akan dikesampingkan juga, Mylov~
Dalam menghadapi boros dan defisit keuangan pada “tanggal tua”, rasanya harus diakui mengandalkan promo dan cashback adalah opsi utama dalam bertahan hidup. Sederhananya, sih, agar dapat menyesuaikan anggaran yang dimiliki sampai dengan tanggal gajian berikutnya.
Saat ini, tidak sulit menemukan banyak promo di beberapa booth makanan juga minuman. Dari yang belum familiar sampai dengan produk ternama dan sudah dikenal oleh banyak orang. Bahkan, di beberapa warung makan—masakan padang dan pecel lele—pun saat ini sudah memakai promo juga cashback dari dompet digital atau digital payment seperti DANA, OVO, atau Gopay. Berkat beberapa metode pembayaran yang melibatkan promo pada aplikasi tersebut, rasanya tidak berlebihan jika saya merasa bisa sedikit berhemat—bahkan menabung.
Bahkan, di kawasan Jakarta, kini ada aplikasi AtoZGo yang siap mengantarkan pesanan makanan sesuai aplikasi melalui kurirnya. Diskon atau potongan harga yang diberikan pun terbilang variatif, bahkan bisa sampai dengan 50%. Pada akhirnya, beberapa aplikasi pembayaran pun bersaing dalam mendapatkan perhatian para pengguna dengan memberikan promo, cashback, atau diskon yang menggiurkan—dan sulit ditolak.
Pada akhirnya, saya menjadi salah satu pelanggan yang tidak menyia-nyiakan promo tersebut. Hampir setiap hari—utamanya pada saat jam makan siang—saya bersama teman-teman yang lain berlomba untuk membeli menu favorit. Karena harga tiap menu terbilang murah, tak jarang pula kami kembali memesan camilan pada sore harinya. Bahkan kami terbiasa membeli camilan yang bervariasi agar bisa saling mencoba satu sama lain.
Awalnya, saya pikir berbelanja juga membeli menu makan siang dengan berbagai promo yang ada pada aplikasi akan menghemat anggaran setiap bulannya, nyatanya justru sebaliknya. Promo yang ada seakan memiliki dua mata pisau bagi para customer—atau mungkin hanya saya? Di satu sisi jelas menguntungkan juga menghemat pengeluaran, tapi di sisi yang lain malah jadi pemborosan. Lha, kok bisa?
Begini, menurut penelusuran saya, saat ini segala macam bentuk promo bisa disejajarkan dengan reward ketika melakukan sesuatu. Pada dasarnya, reward akan membuat seseorang mengulangi hal yang sama dalam jangka waktu tertentu karena dirasa menyenangkan—apalagi jika sampai mendapat keuntungan. Hal itu yang membuat saya juga beberapa teman-teman terus-menerus menggunakan promo, tanpa disadari berbanding lurus dengan uang yang harus dibelanjakan.
Niat mau berhemat dan menabung berdasarkan promo, diskon, juga cahsback yang ada, malah insecure dengan kondisi keuangan sampai tanggal gajian berikutnya.
Meskipun begitu, kita harus tetap berterima kasih terhadap promo yang ditawarkan di banyak area—khususnya tempat makan—melalui digital payment. Karenanya, secara sadar atau tidak, seringkali promo tersebut menjadi penyelamat di akhir bulan ketika kondisi keuangan sedang seret-seretnya. Bahkan terkadang menyisihkan uang pun bukan lagi menjadi sesuatu yang sulit dilakukan.
Tidak heran jika saat ini, banyak orang men-download beberapa aplikasi sekaligus demi mendapatkan promosi juga cashback atau potongan harga yang paling tinggi, sehingga bisa lebih murah dalam melakukan pembayaran. Sah-sah saja, toh, bertahan hidup dan menyisihkan uang dari promosi yang diberikan beberapa layanan? Selagi digunakan secara bijak, rasanya promosi akan sama-sama memberi keuntungan bagi penjual, pembeli, juga penyedia layanan.
BACA JUGA Tidak Percaya dengan Harga Diskon Bukanlah Suatu Dosa atau tulisan Seto Wicaksono lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.