Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Berkat Pagebluk, Jaranan Turonggo Yakso Lahir dan Berkembang di Trenggalek

Riza Rozaliani Anggana Putri oleh Riza Rozaliani Anggana Putri
3 September 2020
A A
Berkat Pagebluk, Jaranan Turonggo Yakso Lahir dan Berkembang di Trenggalek mojok.co

Berkat Pagebluk, Jaranan Turonggo Yakso Lahir dan Berkembang di Trenggalek mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

 Kemunculan sebuah wabah atau orang Jawa sering bilang pagebluk, memang merugikan. Begitu pula dengan cerita tentang peristiwa pagebluk di zaman dahulu yang justru mewariskan harta berharga di baliknya. Sebuah kesenian jaranan turonggo yakso lahir di Trenggalek dalam masa-masa sulit.

Trenggalek adalah kota kecil di pesisir selatan Jawa Timur. Kota yang jauh dari kata metropolis. Kota ini memiliki dua bagian kultur masyarakat, yaitu masyarakat pesisir dan masyarakat agraris.

Sektor agraris dengan kontur lokasi pegunungan inilah yang mengilhami lahirnya sebuah kesenian ikonik kabupaten. Kesenian ini insyaallah dibanggakan seluruh warga masyarakatnya dan menjadi andalan untuk promosi wisata atau budaya di berbagai daerah. Sebuah kesenian yang banyak disebut sebagai ‘jathilan’ atau ‘jaranan’.

Kecamatan Dongko di Trenggalek, dahulu kala pernah mengalami pagebluk kekeringan secara terus-menerus. Sawah-sawah kering, sehingga tidak ada bahan makan dan panenan yang bisa menghidupi seluruh masyarakat. Di samping itu, hewan- hewan ternak (sapi, kambing, kerbau) juga terkena wabah penyakitan sehingga banyak yang bergelimpangan di kandang. Menurut tutur tetua, hal ini disebabkan karena masyarakat tidak melakukan ritual atau upacara syukur selama beberapa tahun.

Konon setelah panen, masyarakat mengadakan upacara ritual Baritan (Bar Ngarit-Tanduran). Upacara atas rasa syukur karena kelimpahan hasil bumi dengan menyajikan uba rampe sesaji sebagai prasyarat, penanda untuk bersyukur kepada gusti sang maha pemberi dan bersyukur pada nenek moyang sebagai hubungan religius secara vertikal. Ritual ini juga sebagai wujud keselarasan antar masyarakat secara horizontal. Uba rampe dan tumpengan ini akan disajikan dan disantap bersama-sama.

Sekitar tahun 1923, masyarakat desa mengalami pagebluk dan orang-orang menduga ini terjadi karena mereka tidak melaksanakan ritual bertahun-tahun. Terlepas dari yang dikatakan syirik atau apapun, sebenarnya upacara ini digunakan sebagai sarana ‘pengingat’ bahwa sejatinya kita tidak bisa mengabaikan rasa syukur. Upacara ini sekaligus membangkitkan spiritualitas masyarakat kepada gusti yang agung, sang pemberi. Setelah mengalami pagebluk, masyarakat Dongko rutin mengadakan upacara yg biasanya diadakan tiap bulan Suro/Muharam.

Upacara ini pernah berhenti pada tahun 1948 dan 1965 karena adanya tragedi Madiun yang berhubungan dengan tragedi berdarah pada masa itu. Masyarakat takut akan dikaitkan dengan ajaran yang saat itu diburu dan mengancam keselamatan. Sampai suasana mereda sekitar tahun 1972, para masyarakat dan tokoh masyarakat khawatir jika Baritan akan punah. Akhirnya pada masa itu Baritan diadakan lagi dan dikreasikan menjadi kesenian yang disebut ‘jaranan’.

Kesenian jaranan yang terilhami dari cerita-cerita Panji ini umumnya hampir sama dengan yang ada di kota-kota lain seperti jathilan di Kediri dan Tulungagung. Tetapi penampakannya sedikit berbeda. Kesenian ini dinamakan ‘turonggo yakso’ (jaranan buto/raksasa), dengan versi cerita yang diselaraskan dengan cerita di balik Baritan.

turonggo yakso mengisahkan proses menumpas keangkaramurkaan, di mana kekuatan hawa nafsu (jahat) akan dikalahkan oleh kebaikan. Gerakan dari turonggo yakso juga gambaran seorang petani dalam tokoh ksatria.

Gerakan tari ini meliuk-liuk, menunduk dan bersujud seakan-akan menghormati pada sang penguasa. Dalam diam bersujud, tiba-tiba muncul tokoh penari, memakai baju hitam dan mengapit celeng. Kemudian sesosok lagi muncul penari tinggi, besar dan menakutkan. Tokoh-tokoh tersebut adalah tokoh jahat yang mengganggu kedamaian umat manusia dan digambarkan dengan celeng (babi hutan) dan caplokan (serupa barong). Akhirnya mereka bertarung di medan pertempuran.

Para penari turonggo yakso menjadi ksatria yang ikut menumpas tokoh kejahatan tersebut. Pertempuran berlangsung sengit, gemercik tabuhan mengiringi pertempuran para ksatria kerajaan. Para tokoh kejahatan kalah, terkapar di medan perang. Pertempuran pun usai. Para ksatria bersuka ria. Mereka menari berputar-putar sambil terus mengentakkan kaki ke bumi. Seolah mengatakan, kebenaran di muka bumi menang dan telah mengalahkan kejahatan.

turonggo yakso kini menjadi kesenian ikon kabupaten Trenggalek, pementasannya bukan hanya di lingkungan pedesaan tetapi sudah di taraf nasional bahkan internasional. Kostumnya bahkan sempat menjadi inspirasi ajang pageant internasional mewakili Indonesia. Kesenian ini pun menjadi promosi wisata di berbagai daerah dan menjadi aset kebudayaan kabupaten Trenggalek.

Menilik dari lahirnya turonggo yakso, yang bahkan hadir karena situasi dan latar belakang pagebluk dibaliknya, bukan mustahil di situasi seperti ini kita bisa menciptakan kebudayaan baru. Kita bisa melakukan refleksi dari apa yang sudah terjadi beberapa bulan ini. Hadirnya tantangan dan rintangan akibat pagebluk bukanlah sebuah alasan untuk tidak menciptakan karya baru.

Foto: dokumentasi pribadi penulis

BACA JUGA Surat Bambang Sumantri untuk Bambang Sukrasana: Dua Staf Milenial Rezim Arjunasasrabahu yang Beda Nasib atau artikel Terminal Mojok lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 September 2020 oleh

Tags: kesenian daerahtrenggalek
Riza Rozaliani Anggana Putri

Riza Rozaliani Anggana Putri

ArtikelTerkait

Trenggalek Tidak Lebih Baik Dibandingkan Ponorogo, tapi Cukup Nyaman Ditinggali kok Mojok.co

Ponorogo Lebih Nyaman Ditinggali daripada Trenggalek, Fasilitasnya Lebih Lengkap dan Mumpuni

8 Januari 2024
Trenggalek dan Tulungagung: Saudara yang Berbeda Nasib

Trenggalek dan Tulungagung: Saudara yang Berbeda Nasib

21 Desember 2024
trenggalek

Trenggalek Tetap Kota Gaplek Meski Gonta-ganti Slogan

9 April 2020
Cerita dari Fans Garis Keras Pertunjukan Jathilan

Cerita dari Fans Garis Keras Pertunjukan Jathilan

12 November 2019
Trenggalek Menyimpan 4 Makanan Legendaris Khas Jawa Timur (Unsplash)

Makanan Khas Jawa Timur Bagian Trenggalek: Rekomendasi 4 Kuliner Legendaris

28 Agustus 2023
Mengenal Ayam Lodho, Kuliner yang Diperebutkan Warga Trenggalek dan Tulungagung Mojok.co

Mengenal Ayam Lodho, Kuliner yang Diperebutkan Warga Trenggalek dan Tulungagung

28 Desember 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Penyambutan Tokoh Ormas Boleh, Konser Musik Harusnya Juga Boleh, dong? terminal mojok.co

Membayangkan Sistem Konser Drive-in dalam Gelaran Dangdut Koplo. Aneh Banget!

3 Tipikal Admin Media Sosial yang Bikin Mangkel terminal mojok.co

Tips Sehat Mental Mengarungi Media Sosial yang Brutal

nutmeg Lionel Messi tarkam sepakbola anak-anak mojok.co

Gara-gara Lionel Messi, Saya Jadi Berhenti Merokok

Terpopuler Sepekan

Jangan Terlalu Bangga Bisa Masuk PTN Top karena yang Penting Perjuangan Lulus dari Sana dan Nggak Berhenti di Tengah Jalan

Jangan Terlalu Bangga Bisa Masuk PTN Top karena yang Penting Perjuangan Lulus dari Sana dan Nggak Berhenti di Tengah Jalan

19 Juni 2025
Ironi Liburan di Teluk Hijau Banyuwangi, Disuguhi Pemandangan bak Raja Ampat dan Kehancuran Lingkungan Akibat Tambang

Ironi Liburan di Teluk Hijau Banyuwangi, Disuguhi Pemandangan bak Raja Ampat dan Kehancuran Lingkungan Akibat Tambang

19 Juni 2025
Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

Solo Grand Mall: Mall yang Rame Cuma di Parkiran dan Bioskopnya, tapi Jadi Sahabat Terbaik Kaum Mendang-mending

16 Juni 2025
Sisi Suram Sekolah Kedinasan, Senioritas Masih Kental hingga Tidak Bisa Bersuara Kritis ke Negara Mojok.co

Sisi Suram Sekolah Kedinasan, Senioritas Masih Kental hingga Nggak Boleh Kristis sama Negara

15 Juni 2025
Parkiran Bus Senopati, Biang Kerok Kemacetan Jalan Panembahan Senopati Jogja Mojok.co

Parkiran Senopati Wujud Hobi Pemerintah Jogja Membiarkan Masalah, Dibiarkan Saja bak “Bom Waktu” yang Merepotkan Banyak Orang

15 Juni 2025
Ormek Adalah Kumpulan Mahasiswa Gila Hormat yang Sebaiknya Diwaspadai Mojok.co

Ormek Lebih Cocok Disebut Kumpulan Mahasiswa Haus Pujian daripada Organisasi Mahasiswa

18 Juni 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=jxGwBYZnCJg

DARI MOJOK

  • Tersesat di ISI Surakarta dan Menjadi Dosen yang Gegar Intelektual tapi Kini Menikmati dan Jatuh Cinta kepada Solo
  • Sarjana Gaji Kecil Ngaku Bergaji Rp10 Juta buat Pamer ke Tetangga, Berujung Jadi Tempat Ngutang padahal Tak Punya Uang
  • Bisa Kuliah UGM karena Perjuangan Ibu, Bertekad Buktikan Kesuksesan ke Ayah yang Pergi Tinggalkan Keluarga
  • Pertama Kali Dapat Kerja di Jogja sambil Kuliah, Kaget Bisa Dapat Cuan Senilai Perusahaan Besar di Amerika Serikat
  • Menikah dengan Anggota Pencak Silat Penuh Atraksi, Niat Ekspresikan Kebanggaan Malah Dicap Jamet
  • Seorang Ayah yang Menolak Tawaran Tiga Klub Sepak Bola yang Ingin Meminang Anak Perempuannya

AmsiNews

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Laporan Transparansi
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.