Zaman sekarang kehidupan manusia hampir tidak bisa dipisahkan dari ponsel. Hampir semua sektor kehidupan membutuhkan ponsel, mulai dari bekerja, belajar, kuliah, pacaran, cari gebetan, cari pacar, saling hujat, berbagi sensasi, dan lain sebagainya. Hal ini diikuti dengan banyaknya produsen ponsel yang berlomba-lomba membuat ponsel dengan spesifikasi tinggi, canggih, dan tentunya mahal!
Di tengah hingar bingar ponsel berteknologi canggih karya luar negeri, Indonesia memiliki beberapa produsen ponsel yang namanya sudah tidak diragukan lagi. Salah satunya adalah Advan. Produsen barang elektronik ini sudah berdiri sejak 1998 di Jakarta. Dari usianya, sudah terlihat bahwa Advan sangat berpengalaman dan mumpuni dalam membuat barang elektronik atau ponsel yang canggih dan mampu memenuhi keinginan masyarakat.
Namun, kenyataan yang terjadi ternyata sedikit memilukan dan membuat miris. Sebab, banyak orang yang malah menjelek-jelekan karya anak bangsa tersebut. Bahkan, sampai dibanding-bandingkan dengan merek ponsel bikinan luar negeri seperti, Apple, Samsung, Oppo, Xiaomi, dan lain sebagainya.
Padahal, hal itu tidak perlu dilakukan karena akan sia-sia, teknologi dan bahan baku di Indonesia masih tertinggal jauh dari produsen ponsel di luar negeri. Makanya harga ponsel Advan lebih murah daripada harga ponsel luar negeri lainnya, meskipun ponsel bikinan luar negeri ditambah bea cukai.
Membanding-bandingkan ponsel Advan dengan ponsel bikinan luar negeri akan terasa sia-sia jika masyarakat Indonesia menginginkan barang murah tapi dengan kualitas yang tinggi. Saya yakin Advan sudah melakukan berbagai riset agar ponsel yang diproduksinya sesuai dengan keinginan dan interest pasar yang ada. Makanya, sangat tidak masuk akal jika terus-terusan dibandingkan dengan produk luar negeri.
Literasi digital Indonesia masih rendah jika membahas soal perbandingan ponsel Advan dan ponsel buatan luar negeri. Kebanyakan kaum milenial menginginkan ponsel dengan spesifikasi tinggi untuk memenuhi hasratnya bermain game-game berat. Sementara Advan, bagi saya sangat mementingkan perkembangan literasi digital masyarakat Indonesia seperti membuat tablet belajar, tablet untuk ilustrator, ponsel untuk belajar online, dan lain sebagainya.
Berbeda dengan ponsel luar negeri yang, kalau dipakai oleh orang luar negeri, dimanfaatkan untuk menunjang produktifitas. Iklannya saja diperlihatkan kecanggihan-kecanggihan tersendiri terlebih di sektor hiburan. Padahal, orang luar negeri begitu efektif dan efisien dalam menggunakan ponsel. Tablet bisa sangat efektif untuk bekerja dan belajar, ponsel efektif untuk mencari informasi dan melakukan social media analyst, dan sebagainya. Walau di Indonesia pun ada orang-orang seperti itu, tapi nyatanya cuma secuil saja yang memahaminya. Jadi, jangan sok pengin barang canggih tapi kepribadian masih tertatih-tatih membedakan meme dan berita.
Berhenti membanding-bandingkan spesifikasi ponsel Advan dengan ponsel luar negeri lainnya karena jelas akan beda jauh. Harga ponsel Samsung bisa berjuta-juta rupiah, kalau ponsel Advan bisa sangat murah. Pertama, bahan baku yang digunakan menyesuaikan biaya produksi. Jangan paksa Advan pakai chipset snapdragon di ponselnya kalau kalian masih seneng beli ponsel luar negeri. Kedua, pasar Advan berbeda. Advan menyasar orang-orang awam yang gaptek, orang tua yang mendampingi anak, serta anak kecil yang butuh hiburan, bukan gamers sejati yang jago freestyle. Walaupun, bisa saja jika daya beli masyarakat terhadap Advan meningkat, saya yakin teknologinya akan berkembang.
Takutnya, ketika Advan memperbaharui teknologinya menyerupai ponsel-ponsel luar negeri, masyarakat tetap tidak mampu membeli karena harganya mahal. Tablet Advan untuk belajar aja jarang dilirik mahasiswa, apalagi pelajar. Namun, orang tua bisa memanfaatkannya untuk menghemat anggaran rumah tangga. Agar duit belanja bisa aman sejahtera, juga memperbaiki ekonomi Indonesia dengan membeli produk lokal.
Jadi, sudah seharusnya masyarakat berhenti membanding-bandingkan ponsel Advan dengan ponsel produksi luar negeri. Namun, seharusnya memberi saran dan kritik yang membangun, bukan menghujat di kolom komentar akun Instagram Advan.
Sumber Gambar: YouTube Wisnu Kumoro
BACA JUGA Membeli Gawai Second Ternyata Nggak Seburuk yang Saya Pikirkan dan tulisan Muhammad Afsal Fauzan S. lainnya.