Beberapa hari yang lalu saya membaca tulisan Mbak Aminah Sri Prabasari yang berjudul Begini Rasanya Tinggal di Kabupaten Nganjuk yang tidak Punya Laut. Sebagai seseorang yang lahir di Kota tersebut, saya sangat relate dengan tulisan itu. Perlu waktu dan tenaga lebih bagi warga Nganjuk untuk melihat pemandangan air yang terbentang sejauh mata memandang.
Akan tetapi, keinginan melihat pemandangan semacam itu kini sedikit terobati dengan kehadiran Bendungan Semantok Nganjuk. Memang sih bukan laut sungguhan, tapi bendungan terpanjang di Asia Tenggara itu menyajikan pemandangan yang mirip, air sejauh mata memandang. Iya kalian tidak salah dengar, bendungan ini terpanjang di Asia Tenggara, tercatat 3.100 meter.
Bendungan Semantok yang terletak di Desa Sambikerep, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur baru diresmikan oleh Joko Widodo pada 20 Desember 2022. Sebelum diresmikan oleh presiden, bendungan ini mengantongi penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) pada 4 November 2022.
Kehadiran Bendungan Semantok tentu mengangkat derajat warga Nganjuk. Kami tidak lagi dikenal sebagai salah satu kota berjarak 3 jam dari Surabaya. Kalaupun masih ada yang bertanya “Nganjuk di mana, sih?” Dengan bangga bisa dijawab, “Itu lho, yang ada bendungan terpanjang di Asia tenggara.”
Selama ada bendungan, warga Nganjuk nggak perlu laut
Bendungan Semantok bisa mengobati kekecewaan kami terhadap Nganjuk yang tidak punya laut. Pengalaman yang biasa didapat di laut nyatanya bisa kami rasakan di bendungan ini. Pemandangan air sejauh mata memandang, angin sepoi-sepoi, hingga senja yang tidak kalah cantik. Bendungan Semantok Nganjuk bahkan menyajikan latar belakang Gunung Pandan yang Indah.
Tidak heran kalau proyek strategis nasional (PSN) bernilai Rp2,5 triliun itu memikat hati banyak orang, termasuk saya. Apalagi fasilitas yang tersedia sekarang semakin lengkap. Berwisata di Bendungan Semantok Nganjuk pun semakin nyaman. Kalau sudah begini siapa yang masih butuh laut?
Berkah bagi petani
Tidak hanya menjadi pemandangan baru, Bendungan Semantok nyatanya membawa berkah bagi para petani di sekitarnya. Bendungan yang mulai dibangun sejak 2017 itu mampu menampung air hingga 32,6 juta meter kubik. Adapaun luas genangannya mencapai 365 hektare. Air sebanyak itu mampu mengairi hingga 1.900 hektar sawah.
Asal tahu saja, Nganjuk memang terkenal dengan hasil pertanian seperti bawang merah, padi, jagung, kedelai, sayur dan palawija. Bahkan, bawang merah Nganjuk menjadi salah satu produk andalan dari kabupaten ini yang telah di kirim ke berbagai daerah di Pulau Jawa. Petani dan pemerintah setempat berharap, kehadiran bendungan ini bisa meningkatkan produksi sehingga pendapatan per kapita Nganjuk pun ikut terangkat.
Satu tahun setelah Bendungan Semantok Nganjuk diresmikan, bendungan ini punya tempat tersendiri di hati warga sekitar. Semoga setelahnya, manfaat kehadiran bendungan terus terasa. Syukur-syukur ada fasilitas lain yang dikembangkan dari bendungan ini.
Penulis: Desy Fitriana
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Dear Bupati Nganjuk, Bangun Banyak Tugu buat Apa, sih? Nggak Ada Manfaatnya buat Warga
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.