Benarkah Mystery Box di Online Shop Adalah Pembodohan Seller terhadap Buyer?

Benarkah Mystery Box di Online Shop Adalah Pembodohan Seller terhadap Buyer? terminal mojok.co

Benarkah Mystery Box di Online Shop Adalah Pembodohan Seller terhadap Buyer? terminal mojok.co

Ketika ramai diperbincangkan praktik menjual mystery box di online shop adalah pembodohan publik, saya lumayan terkejut. Sepemahaman saya, mystery box adalah salah satu cara seller di online shop untuk menjual murah stok-stok lama mereka dengan cara yang tidak biasa. Tidak ada bedanya dengan promo cuci gudang pada umumnya, hanya saja menambahkan “mystery”, sehingga pembeli akan penasaran dengan barang yang akan didapatkan.

Teman saya, Doni Rukiawan (21), mengamini pendapat saya tersebut. Ia mengaku pernah membeli mystery box dari Erigostore di Shopee dan tidak ada keraguan sama sekali ketika melakukan transaksi.

“Beli mystery box karena harganya murah. Hanya 99 ribu waktu itu dan sudah tahu isinya pasti kaos. Desain kaosnya berbeda-beda, dan sekalipun dapat desain yang nggak terlalu bagus, bakal tetap bisa dipakai,” tuturnya ketika saya hubungi melalui pesan WhatsApp pada Jumat malam tanggal 10 September 2021.

Doni mengatakan, seller memang tidak terlalu mengejar untung. Box semacam ini hanya cara bagi mereka untuk menjual stock lama mereka. “Kalau brand-brand fashion kayaknya untuk membuang stock lama.”

Ketika saya singgung perihal box yang konon berisi HP dan banyak yang merasa tertipu, Doni mengatakan tidak mengetahui apa-apa. “Pernah baca kasus itu, tapi nggak tau detailnya bagaimana.”

Ya. Pada praktiknya, ternyata ada pula seller di online shop yang memanfaatkan box ini sebagai ladang penghasil uang dengan mempermainkan isi di dalam box itu sendiri. Seller tersebut tinggal mengklaim box bisa berisi smartphone atau semacamnya agar menarik pembeli, lantas dijual dengan harga super murah agar semakin banyak yang tertarik.

Seller tersebut lantas tinggal mengisi box dengan benda-benda remeh seperti case smartphone, sticker, kabel usb, atau bahkan sabun laundry yang harganya jauh di bawah harga jual mystery box itu sendiri. Lantas, benarkah ada smartphone yang akan dikirimkan di salah satu box yang dijual? Kalau tidak ada, kenapa banyak yang menulis review mendapatkan smartphone? Apakah review tersebut settingan?

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai bisnis ini, saya menghubungi seorang teman yang sudah lumayan lama berkecimpung di dunia online shop dan sering melakukan trik nakal.

Gigih* (25) mengatakan bahwa box semacam ini hanya sedikit dari sekian cara untuk mengambil keuntungan dari online shop. “Mystery box itu mainan yang paling gampang,” tuturnya melalui pesan WhatsApp pada 10 September 2021. “Saya pernah main cara lebih ekstrem. Dulu pas zaman cashback, di online shop hijau, saya jualan barang dan beli sendiri. Simplenya gitu. Kerja sama sama kurir gitu. Nggak cuma kurir, pokoknya banyak pihak terlibat waktu itu. Ah, pokoknya untung besar bisa puluhan juta dulu,” terangnya ketika saya tanya hal nakal apa saja yang pernah ia lakukan.

“Kalau detailnya saya ceritakan, cara ini bisa jadi satu full tulisanmu yang lain,” sambungnya karena ia memang tahu saya kerap menuliskan hal-hal seperti itu.

Ketika saya memintanya membahas lebih detail mengenai box ini, ia menjelaskan, “Konsepnya kan simple banget, Mas. Sama kayak beli jajan ciki-cikian yang ada tulisannya ‘berhadiah jika beruntung’ gitu.”

Lebih lanjut, Gigih menjelaskan bahwa menjual mystery box tidak sama dengan penipuan sama sekali. “Kan nggak ada yang tertipu. Saya misal jual mystery box dengan deskripsi bla bla bla, ‘berkesempatan dapat Helm Cargloss’. Kan nggak menjanjikan bakal dapat helm itu. Orang yang beli juga sudah sadar kalau mereka bisa saja dapat helm, bisa saja dapat barang lain seperti gantungan kunci, sikat gigi, odol, permen karet, atau malah karet gelang sekalipun. Pembohongan di mananya?”

Benar, orang mungkin akan kecewa jika tidak mendapat barang paling mahal dari mystery box yang dibelinya, tetapi justru itulah yang dimanfaatkan oleh orang seperti Gigih. “Ya kalau saya jual mystery box seharga 20 ribu dan berkesempatan dapat barang seharga 50 ribu, sudah pasti banyak yang tertarik, kan? Mereka termakan prinsip ekonomi, dengan pengeluaran sedikit mendapat untung banyak, mereka bakal membeli box dan berharap dapat barang paling mahal. Meski akhirnya mereka kecewa kalau dapatnya hanya kabel usb atau malah sepaket spidol warna-warni.”

Selain termakan prinsip ekonomi itu, menurut Gigih, sebagian besar masyarakat Indonesia gemar berjudi, atau seenggaknya iseng-iseng berhadiah. “Ya kurang lebih mystery box itu mirip lotre. Bedanya, kalau lotre bisa rugi alias nggak dapat apa-apa, tapi kalau beli mystery box kan sudah pasti dapat barang entah apa pun bentuknya. Jadi ya nggak rugi-rugi amat, lah.”

Pembeli mendapat barang dari apa yang mereka beli, dan penjual mendapat uang dari hasil jualan mereka. Bedanya, menurut Gigih, penjual memiliki fleksibilitas tinggi untuk mendapat untung sebesar-besarnya. “Tinggal mainin barang di mystery box. Kalau tega, ya, isi barang seharga di bawah lima ribu untuk box yang harganya 20 ribu. Tapi ya wajarnya harganya nggak sampai sejauh itu. Kalau saya, biasanya ngambil untung 50 persen gitu lah.”

Ketika saya tanyakan apakah barang yang digunakan sebagai pemancing mystery box benar-benar ada, Gigih menjawab dengan emot tertawa berkali-kali. “Ada beneran, kok,” balasnya. “Pas saya tulis di deskripsi berkesempatan dapat helm Cargloss, helmnya beneran ada. Tapi ya itu, suka-suka saya mau ngasih apa nggak. Pernah sekali ngasih, tapi itu juga setelah untung lumayan banyak,” terangnya.

Lantas ketika saya bertanya mungkinkah ada penjual yang tidak pernah mengirimkan barang “mahal” di salah satu mystery box, Gigih menjawab kalau penjual itu bermacam-macam. “Orang itu beda-beda kalau jualan. Bisa saja kalau orangnya tega, ya nggak pernah ada barang ‘mahal’ yang dikirimkan. Atau kalau ada, paling dikasih ke temen-temennya sendiri biar jadi review.”

Nah itu. Saya lantas membahas mengenai review yang diberikan oleh pembeli. Banyak yang menyangka review bagus di penjual mystery box itu palsu dan Gigih membenarkan hal itu. “Semua review itu bisa dipalsuin. Banyak yang mau bikin review palsu dan dikasih upah seadanya. Malahan ada kok grup yang isinya orang-orang bikin review demi dibayar puluhan ribu.”

Semua fenomena itu wajar menurut Gigih, sewajar konsep giveaway abal-abal yang hadiahnya sering tidak ada atau malah pemenangnya adalah teman penyelenggara giveaway itu. “Ya, kayak giveaway. Ngadain giveaway sepatu Vans biar punya followers makin banyak. Giliran diumumin, yang menang ternyata temen sendiri. Udah gitu, ternyata barangnya emang punya temennya. Hal kayak gitu udah lumrah banget sekarang.”

Saya lantas menyampaikan perihal banyak orang yang membenci praktik penjualan mystery box karena semakin banyak korban yang merasa dirugikan. Kali ini Gigih dengan tegas menganggap orang-orang seperti itu tidak memahami bisnis. “Mereka nggak paham bisnisnya saja.”

Ia menerangkan, tidak semua pembeli mystery box memang menginginkan barang “mahal”nya. Banyak dari mereka yang justru sengaja memborong demi konten dan eksistensi di media sosial. “Itu banyak yang borong dan dijadikan konten di TikTok. Di YouTube juga banyak yang videonya unboxing mystery box. Demi apa? Masa orang yang bisa ngeluarin duit lima ratusan ribu buat borong mystery box, mengharapkan dapat barang yang bisa saja langsung dibeli tanpa lewat mystery box? Itu semua demi konten. Demi penghasilan lain lewat adsense.”

Lebih lanjut, Gigih mengatakan bahwa lebih baik melarang orang main judi online yang jelas-jelas nggak menghasilkan apa-apa dibandingkan mengecam praktik jual mystery box. “Itu judi slot sudah menjamur dan menelan banyak korban lebih layak dikecam ketimbang jual mystery box. Orang kalau beli mystery box, sudah pasti dapet sesuatu. Dapet barang. Ekspektasi pembeli saja yang ketinggian dan jadi kecewa. Lagian cuma beli 20 ribu, ya mbok jangan berharap banyak, lah.”

Gigih memang sudah tidak melakukan praktik menjual mystery box saat ini. Hanya saja kalau kasus ini dipermasalahkan dan dibilang pembodohan, ia bisa merasa jengkel sendiri. “Ya jengkel, lah. Yang beli siapa, yang jual siapa, yang ribet siapa. Orang beli mystery box itu pasti iseng-iseng berhadiah. Kalau mau beli barangnya sungguh-sungguh, pasti nabung dan langsung beli, bukannya malah iseng beli box semacam ini. Masa hal sefundamental itu saja pada gagal paham?” Dan obrolan kami selesai di sana, tak membahas lebih lanjut mengenai mystery box maupun bisnis-bisnis nakal lain yang pernah ia lakukan.

Ah, apa pun itu, mengharapkan mendapat sepatu, helm, smartphone, atau entah barang lain di salah satu mystery box yang dibeli tidak salah. Hanya saja, peluangnya jauh lebih kecil dibandingkan menemukan huruf N di bungkus permen Yossan.

*nama narasumber disamarkan demi menjaga privasi.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version