Peran motor di kehidupan seseorang seperti sudah nggak bisa dilepaskan begitu saja. Motor adalah pilihan praktis saat harus ke mana-mana. Mulai membeli galon, gas di warung, mengantar gebetan, dan lain sebagainya. Pokoknya adanya motor sangat membantu banget dalam mobilitas sehari-hari daripada naik kendaraan umum dan terus jalan kaki. Ya, karena memang infrastruktur untuk pejalan kaki memang belum layak dan ramah. Naik kendaraan umum pun masih nggak nyaman. Jika dibandingkan mode transportasi yang lain, motor masih menjadi favorit.
Tapi, akibat sering digunakan, lambat laun beberapa bagian di motor akan mengalami kerusakan dan pastinya memerlukan penggantian spare parts biar performanya tetap yahud. Kalau ada orang yang nggak merawat motor, fix, itu orang termasuk dalam kaum yang kufur nikmat. Motor itu titipan Tuhan yang kudu dirawat sebaik mungkin, jangan ditelantarkan dengan dalih yang penting masih bisa jalan.
Saya sendiri menganggap motor sudah seperti anak sendiri yang dirawat dengan penuh kasih sayang dan perhatian. Saya panasi tiap pagi, dikit-dikit dilap pakai kanebo biar tampang nggak kusam-kusam banget kayak saya. Dan tentu saja jika ada parts yang rusak di motor, saya pasti menggantinya dengan spare parts yang ori punya. Apa itu KW?
Namun, sangat disayangkan, saya harus menelan ludah sendiri karena dompet yang sangat cekak waktu itu dan sangat kebetulan sekali motor juga ikutan rusak. Terhitung kekhilafan ini saya lakukan nggak cuman sekali, jadilah saya menelan ludah sendiri berkali-kali, astaga.
Kejadian menelan ludah pertama saya adalah ketika melihat ada rembesan oli di shock depan Mega Pro saya yang menandakan bahwa seal shockbreaker perlu diganti. Sebelumnya sudah saya pastikan batang atau pen shock masih aman, jadi saya yakin yang rusak hanya seal-nya. Kondisi keuangan saya waktu itu nggak bagus, Kalau mau beli seal original, harganya per biji 25 ribu. Ditambah oli harus saya isi ulang, total saya butuh 100 ribu untuk beli dua biji seal plus isi oli.
Dengan berat hati saya memutuskan membeli spare parts motor KW dengan perhitungan biaya hanya separuhnya saja. Separuhnya lumayan buat beli rokok di warung.
Setelah saya ganti, rembesan itu hilang. Oke deh, ternyata spare parts KW nggak seburuk dugaan saya. Tapi, saya salah. Sebulan kemudian, rembesan itu kembali muncul.
Asu.
Setelah masalah seal shock yang tadi diganti, saya masih nggak kapok juga dan tetap memakai spare parts imitasi. Kali ini bagian pengereman memang sudah nggak pakem karena kampas yang sudah habis. Saya menganggap kampas rem KW dan original itu sama saja. Bentuknya sama dan bahannya kayaknya mirip jika dilihat sekilas. Jadilah saya meminang kampas disc brake depan dengan harga yang cuman Rp18 ribu waktu itu. Tahu sendiri kampas rem Megapro mahal.
Kalau lagi nggak punya duit, kalau punya mah nggak ada barang yang mahal.
Kampas sudah terpasang rapi, pas saya coba menarik tuas rem kayaknya oke juga, bisa berhenti. Namun, saya harus menerima kekecewaan kembali karena pas saya pakai jalan remnya ternyata nggak pakem-pakem banget, kurang bisa gigit gitu walaupun masih berhenti sih. Rasanya kayak percuma saja menggantinya dengan kampas baru.
Itu pengalaman saya dengan barang KW di kaki-kaki motor. Kali ini, beralih ke mesin. Ternyata, mengganti sparepart mesin dengan yang nggak ori juga bikin tambah boros, alih-alih ingin ngirit. Ini yang saya alami ketika mengganti kampas kopling dengan yang imitasi. Dan memang nggak bisa bertahan lama kayak yang original. Padahal belum setahun kelewat, gejala kampas kopling mulai saya rasakan lagi.
Terus, saya juga pernah mengganti bodi motor dengan yang imitasi juga. Kekecewaan tetap saya dapatkan karena posisi baut untuk menempelkannya ke rangka motor nggak pas. Saya bingung sendiri kenapa bisa kayak gitu, padahal jika dilihat dari bentuk dan catnya yang mengkilap sama saja, persis malah. Alhasil bor sana, kikir sini jadi solusi, biar bodi motor yang saya beli tetap bisa terpasang.
Dari semua itu saya belajar soal mengganti spare parts motor dengan yang nggak original karena iming-iming harga miring bukan solusi untuk hemat, melainkan suatu pemborosan yang tertunda. Dan tentu saja, sebuah kesalahan yang besar.
BACA JUGA Panduan Modifikasi Motor biar Hasilnya Nggak Kelihatan Lebay dan Tetap Fungsional dan tulisan Budi lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.