Jam di ponsel menunjukan pukul 13.00 WIB, saat itu Bekasi sedang panas-panasnya. Matahari bersinar terik dan suhu udara mencapai angka 38 derajat Celcius. Akan tetapi semua itu nggak menyurutkan keinginan teman-teman dari komunitas baca buku Bekasi Books Club untuk datang ke pertemuan rutin yang jatuh pada tanggal 14 Oktober 2023 kemarin. Pertemuan rutin kali ini diselenggarakan di Kafe Saya Kopi Nuansa, Pekayon Jaya, Kota Bekasi.
Dalam pertemuan ke-35 ini, Bekasi Books Club membahas dua buah buku. Pertama, ada buku Akhir Penjantanan Dunia karya Ester Lianawati yang diterbitkan oleh EA Books. Kedua, ada buku On Children karya Wu Xiaole yang edisi bahasa Indonesianya diterbitkan oleh Penerbit Haru.
Diskusi buku Akhir Penjantanan Dunia dan On Children
Buku pertama yang dibahas dalam pertemuan rutin komunitas baca Bekasi Books Club adalah Akhir Penjantanan Dunia. Buku ini berisikan sejarah ideologi kejantanan hingga bagaimana perempuan dan laki-laki bisa bersama-sama terbebas dari ideologi kejantanan.
Akhir Penjantanan Dunia dibuka dengan pengantar dari penulis yang menjabarkan empat hal yang diabaikan feminisme. Buku ini juga mengingatkan pembaca bahwa feminisme bertujuan untuk menciptakan kesetaraan antara perempuan dan laki-laki dengan memperjuangan hak-hak perempuan dalam kehidupan sipil dan pribadi.
Sementara itu, buku On Children berisikan sembilan cerita dari Wu Xiaole, seorang guru les yang menuliskan pengamatan dia terhadap keluarga murid-muridnya dan refleksinya sendiri. Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah cinta orang tua kepada anak bersyarat, apakah ada satu pola asuh yang sempurna untuk semua anak, dan apakah sebenarnya arti pendidikan ada dalam buku ini.
Irisan dari kedua buku yang dibahas oleh komunitas baca buku Bekasi Books Club ini terkait dengan pola asuh. Dalam buku On Children, pembaca akan membaca kisah-kisah hubungan orang tua dan anak. Sedangkan dalam buku Akhir Penjantanan Dunia, pembaca akan melihat bagian pola asuh yang melanggengkan konstruksi kejantanan dan bagaimana pengasuhan feminis bisa membantu kita semua menuju pada pembebasan.
Akan tetapi dalam diskusi yang digelar Bekasi Books Club, pembahasan yang dibahas lebih luas lagi. Mulai dari teori evolusi manusia, hak perempuan yang dibatasi oleh kondisi lingkungan dan budaya masyarakat, hingga sistem pendidikan di Indonesia saat ini.
Pertemuan rutin komunitas baca buku Bekasi Books Club
Bekasi Books Club didirikan oleh Adi Siregar pada tahun 2019 sebagai wadah untuk teman-teman di Kota Bekasi berbagi buku yang sedang dibaca atau sudah selesai dibaca. Komunitas baca ini memiliki tagline “Sharing Buku yang Lo Baca”.
Ada pertemuan rutin yang diadakan setiap dua minggu sekali. Di setiap pertemuannya, akan ada anggota yang mempresentasikan buku yang sudah selesai dibaca.
Teman-teman lain yang hadir bisa menanggapinya, atau ikut berbagi buku yang juga sudah selesai dibaca. Kalau misalnya hanya datang untuk mendengarkan pun tak masalah. Bekasi Books Club berusaha menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi setiap anggota untuk bisa mengutarakan ide dan pendapat mereka.
Segala publikasi dan kegiatan komunitas baca buku Bekasi Books Club, termasuk jadwal pertemuan selanjutnya, bisa dilihat melalui akun Instagram mereka di sini. Bagi teman-teman yang berdomisili di Kota Bekasi dan berminat untuk ikut diskusi dalam pertemuan rutin, kalian bisa bergabung. Dijamin seru dan tentunya nambah teman baru.
Penulis: Meita Eryanti
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 5 Aplikasi Baca Buku Digital yang Murah dan Legal.