Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Olahraga

Begitulah Nasib Penjaga Gawang, Adrian

Indra Sinaga oleh Indra Sinaga
20 Agustus 2019
A A
Adrian San Miguel

Adrian San Miguel

Share on FacebookShare on Twitter

Penjaga gawang adalah posisi paling sulit di sepak bola. Harus punya fisik yang mumpuni seperti tinggi badan dan rentangan tangan yang sanggup menghalau bola. Selain itu reflek, insting, dan penempatan posisi juga harus diasah sebaik mungkin. Beberapa pelatih berfilosofi modern malah memperluas peran penjaga gawang sebagai orang pertama yang memulai serangan dari belakang.

Juga harus punya mental yang berperan krusial dalam diri. Mengatur performanya ketika dibawah tekanan. Bertindak cepat dan cermat dalam mengambil keputusan. Mengatasi situasi di mana beberapa saat yang lalu baru saja menjadi pahlawan, lalu detik berikutnya menjadi pesakitan.

Persis apa yang dirasakan oleh Adrian San Miguel. Kiper Liverpool yang tengah pekan lalu menjadi pahlawan adu pinalti, belakangan membuat kesalahan yang tidak perlu yang nyaris menumbalkan tiga poin.

Adrian dan Keberuntungan Siang Bolong

Adrian direkrut sebagai penjaga gawang kedua Liverpool menggantikan Simon Mignolet yang pada akhirnya pulang kampung ke Brugge, Belgia. Adrian tidak memiliki klub sejak diputus kontraknya oleh West Ham akhir musim lalu.

Sembari mencari klub, dia sempat berlatih bersama dengan klub amatir Spanyol demi menjaga kebugaran. Tawaran datang dan salah satunya adalah Liverpool yang membutuhkan pelapis Alisson, penjaga gawang utama. Tidak pikir dua kali, jadilah dia berseragam merah Merseyside.

Sepanjang karirnya, Adrian hanya membela tim-tim langganan papan tengah macam Real Betis dan West Ham. Karena itu, tawaran dari Liverpool, klub yang masih segar euforia juara Eropa dan penantang juara Liga Inggris langsung diterima. Sebuah peningkatan karir walau hanya menjadi pilihan kedua. Tapi setidaknya dia di klub sebesar Liverpool, bukan di West Ham seperti musim lalu.

Keberuntungan Adrian belum berhenti sampai di situ. Pekan perdana Liga Inggris menjadi panggung pertamanya secara tidak diduga-duga. Alisson cedera pada menit ke-38 dan jadilah dia debut dibawah mistar gawang Anfield. Lebih lanjut, Alisson harus menepi beberapa minggu untuk kembali bermain karena cederanya. Dan ya, Adrian akan dipercaya mengawal gawang Liverpool, sang jawara Eropa paling tidak untuk satu hingga dua bulan ke depan.

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Kepercayaan itu langsung dibayar ketika menjadi starter di Piala Super Eropa tengah pekan lalu. Walau masih belum mampu menjaga jala tetap nirbobol, dengan heroik Adrian menggagalkan tendangan pinalti terakhir dari Tammy Abraham. Berkatnya, Liverpool langsung berhasil mendapatkan tropi pertamanya musim ini. Klub yang biasanya seret raihan prestasi ini tahu-tahu sudah mengangkat piala perdana di bulan Agustus.

Ketika diwawancara setelah pertandingan itu, Adrian mengakui memang pekan perdananya di Liverpool adalah pekan yang gila. Mengingat bagaimana sebelumnya dia adalah pemain tanpa klub, dikontrak oleh Liverpool, lalu menjadi pahlawan untuk merengkuh piala pertama musim ini bagi klubnya dan bagi dirinya sendiri.

Adrian, Blunder, dan Hikayat Penjaga Gawang Liverpool

Karena saya adalah penjaga gawang ketika bermain sepak bola atau futsal, saya mengerti betul bahwa kiper bisa menjadi pahlawan dan pesakitan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Boleh jadi seorang penjaga gawang yang terbang sana sini menghalau bola, malah akan kebobolan karena luput menendang bola hasil backpass teman satu tim.

Hal itu juga yang terjadi kepada Adrian pada penampilan ketiganya Sabtu malam melawan Southampton. Dalam posisi unggul 2-0 dan waktu normal tinggal tujuh menit lagi, Liverpool malah kebobolan. Dan prosesnya sungguh tidak mengenakkan.

Backpass dari Virgil Van Dijk yang harusnya dibuang jauh-jauh sesegera mungkin, entah karena apa ditahan sejenak dan ditendang dengan seperempat kekuatan. Alih-alih melambung tinggi, bola malah mendatar rendah. Sialnya lagi, penyerang Southampton Danny Ings sudah berada depannya. Bola hasil sepakan itu membentur Ings dan masuk ke gawang Liverpool.

Jika ditelisik lebih jauh lagi, kesalahan tersebut sebenarnya sudah terjadi sekali pada awal babak pertama. Namun tendangan Adrian yang membentur James Ward-Prowse hanya menghasilkan tendangan gawang untuk Liverpool. Singkat kata, gol Ings tersebut bisa jadi adalah hasil abainya Adrian dengan apa yang terjadi pada babak pertama.

Liverpool selain dikenal sebagai klub raksasa Eropa dan fans ahli sejarah yang kredibel, juga dikenal sebagai klub pemasok penjaga gawang blunderan. Nama-nama ‘beken’ seperti Simon Mignolet dan Loris Karius sudah ‘terbukti’ jempolan dalam urusan perblunderan.

Mignolet ketika masih menjadi penjaga gawang utama setidaknya akan membuat blunder sekali dalam tiga minggu. Karius membuat kesalahan di final Liga Champions dan tidak hanya sekali, melainkan dilakukan dua kali. Alisson yang notabene adalah kiper utama Liverpool yang juga pemegang sarung tangan emas di tiga turnamen berbeda juga pernah berbuat konyol di awal musim lalu. Bisa dibilang penjaga gawang Liverpool selalu ‘dijampi-jampi’ agar tetap memberikan ‘hiburan’ bagi tim lawan.

Penjaga Gawang: Berkawan dengan Sunyi, Bercengkrama dengan Sepi

Manusia adalah tempatnya salah. Karena itu penjaga gawang seperti Adrian juga bisa kapan saja salah. Biarpun sudah melakukan perhitungan matang-matang dan mengeksekusi keputusan dengan hati-hati, Salah tangkap, salah tendang, dan salah mengambil keputusan bisa datang kapan saja tidak mengenal waktu.

Menghujat dan memaki memang tidak akan terelakkan, terlebih lagi kalau yang melakukan adalah penjaga gawang dari tim yang didukung. Tapi perlu diketahui bahwa penjaga gawang adalah orang paling sunyi di tengah hirup pikuknya stadion.

Dia sendirian melihat permainan berlangsung. Dia sendirian melihat proses gol terjadi. Dia sendirian berselebrasi di ujung lain lapangan. Dia sendirian menyadari sebuah serangan balik.  Dia sendirian melakukan penyelamatan. Dia akan hampiri rekannya dan diberi selamat jika berhasil melakukan penyamatan spektakuler. Tapi jika malah kebobolan dengan apapun alasannya, dia akan memungut bola dari jalanya. Sendirian.

Nasib seorang anak manusia direpresentasikan dengan baik oleh peran penjaga gawang. Ada saatnya mujur, ada saatnya terpuruk. Kadang seorang penjaga gawang menjadi pahlawan dan bungah mengangkat piala. Terkadang juga menjadi pecundang dan berjalan tertunduk melewati piala.

Begitulah nasib penjaga gawang, Amigo Adrian. Tetap semangat dan masih ada beberapa pekan lagi untuk bangkit dan kembali ditangguh di bawah mistar gawang. Kami yang terbiasa dengan Mignolet dan Karius tetap mendukungmu! (*)

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: Adrian San MiguelkiperLiverpoolpenjaga gawangSepak Bola
Indra Sinaga

Indra Sinaga

ArtikelTerkait

5 Pekerjaan yang Cocok untuk Jeje Translator setelah Shin Tae-yong  Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas Mojok.co

5 Pekerjaan yang Cocok untuk Jeje Translator setelah Shin Tae-yong Dipecat dari Kursi Pelatih Timnas

7 Januari 2025
manchester united Liverpool MOJOK

Manchester United Layak Dibenci Karena Fans Mereka Seperti Anak Kecil

7 Juli 2020
bahasa di wakatobi pelestarian lingkungan sepak bola bajo club wakatobi poasa-asa pohamba-hamba mojok

Militansi Pendukung Bajo Club, Klub Tarkam di Wakatobi

9 Desember 2020
Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola, bundesliga

Dear Rama Sugianto, Tidak Perlu Lucu untuk Jadi Komentator Sepak Bola

9 Maret 2020
Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus

Menghitung Penghasilan Kojiro Hyuga di Juventus

17 Maret 2020
liverpool timo werner mojok.co

Berkali-Kali Ditikung Chelsea, Liverpool Tetap Juara

19 Juni 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Motor Honda Win 100, Motor Klasik yang Cocok Digunakan Pemuda Jompo motor honda adv 160 honda supra x 125 honda blade 110

Jika Diibaratkan, Honda Win 100 adalah Anak Kedua Berzodiak Capricorn: Awalnya Diremehkan, tapi Kemudian jadi Andalan

20 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa
  • Menguatkan Pembinaan Pencak Silat di Semarang, Karena Olahraga Ini Bisa Harumkan Indonesia di Kancah Internasional
  • Dianggap Aib Keluarga karena Jadi Sarjana Nganggur Selama 5 Tahun di Desa, padahal Sibuk Jadi Penulis

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.