Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan

Begitu Banyak Artis Indonesia, Mengapa Harus Selalu Reza Rahardian?

Taufik oleh Taufik
9 Juli 2019
A A
reza rahardian

reza rahardian

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu heboh soal terpilihnya Iqbaal Ramadhan sebagai pemeran Minke dalam film Bumi Manusia garapan Hanung Bramantyo. Orang-orang yang mengaku fans garis keras Novel Tetralogi Pulau Buru tidak terima tokoh terkenal mereka disejajarkan atau paling tidak diambil alih oleh “Dilan”. Mereka begitu tidak terima seorang yang mereka agungkan itu seolah menjadi candaan hanya karena pemerannya seorang Iqbaal, mantan penyanyi grup band cilik CJR itu.

Lantas mereka mensejajarkan seorang Minke “Bumi Manusia” ini dengan seorang Reza Rahardian. Seorang artis yang sudah malang melintang memerankan berbagai karakter. Hampir semua jenis karakter sudah pernah dimainkannya. Dari yang protagonis sampai yang antagonis sekalipun. Hasilnya? Tentu tidak terlalu penting untuk melihat begitu banyak perhargaan yang telah diraih atas kualitas perannya dalam berbagai film.

Sebelum Minke-nya Bumi Manusia diprotes banyak orang untuk diperankan Reza Rahardian, Sang Pencerah (2013) juga sudah mendapat begitu banyak penolakan terkait pemeran utamanya. Lagi-lagi, film yang mengisahkan perjalanan hidup sang Kyai Besar sekaligus pendiri Muhammadiyah ini hanya ingin diperankan oleh Reza. Sedikit banyak, begitu kabar yang beredar. Bahkan katanya, keluarga dan kerabat Kyai Ahmad Dahlan lah yang meminta itu.

Kharisma seorang Reza dalam berbagai peran memang sudah tidak diragukan lagi. Begitu banyak peran yang sudah dimainkan dan rerata itu berhasil dalam kapasitas sebagai seorang aktor. Kita bahkan tidak bisa memastikan apakah karena Reza atau karena tokohnya sehingga sebuah film bisa besar. Atau karena perpaduan keduanya. Kita bisa melihat dua contoh yang dimainkan Reza (sebagai protagonis dan antagonis) dalam Habibie dan Ainun serta Tenggelamnya Kapal Vanderwick.

Bahwa seorang Reza Rahardian selalu dielu-elukan sebagai seorang pemeran untuk berbagai karakter, tidaklah menjadi masalah. Banyak orang yang juga ingin sebuah peran dimainkan oleh Reza juga tidak masalah. Namun jika semuanya sudah mulai masuk ranah intimidasi terhadap sang sutradara untuk mengganti casting aktornya lantas diganti Reza, macam Bumi Manusia? Itu sudah tidak masuk akal.

Mereka para sutradara tidak hanya memilih pemeran untuk satu karakter melalui “terkenalnya” seorang artis. Ada hal-hal lain yang membuat mereka memikirkan ulang sebagai pertimbangan untuk seorang artis menjadi peran suatu karakter. Apalagi si karakter yang akan diperankan adalah “orang-orang besar” macam Pahlawan Nasional atau tokoh terkenal lainnya.

Lagian, tugas kita sebagai penonton dan penikmat film pada akhirnya tidak bergantung pada siapa yang akan memerankan. Lebih kepada bagaimana kita menilai sang artis mampu memerankan sang karakter. Toh diperankan oleh Iqbal, Reza atau Lukman Sardi sekalipun, masing-masing karakter akan memiliki kekuatan atau mungkin sedikit kekurangan. Masing-masing artis ini memiliki kelebihan mereka. Tidak terkecuali Iqbal yang mulai naik daun saat memerankan Dilan.

Bahwa dunia kontroversi seni pemeranan ini kita (penonton) sendiri yang membuatnya meluas. Bahwa Reza digadang sebagai artis yang pantas untuk peran Minke itu hanya soal sudut pandang. Bahwa fans garis keras seorang Minke dalam Bumi Manusia merasa ketidakcocokan antara peran Iqbal yang sebelumnya juga tidak menjadi jaminan Iqbal tidak akan sebaik Reza. Terutama pada film Bumi Manusia ini nanti. Atau jikapun nanti Iqbal ternyata sesuai ekspektasi orang-orang untuk peran seorang Minke. Itu juga mungkin bisa jadi sedikit nilai plus.

Baca Juga:

3 Rekomendasi Film Indonesia yang Relevan dengan Hiruk Pikuk Negara Saat Ini

Blora, Kabupaten Kecil yang Dirusak oleh 3 Kelakuan Bodoh Ormas, Bikin Malu dan Menyusahkan Masyarakat Waras Lainya

Maka kembali kepada kedua orang artis yang sedang hangat dibicarakan ini, saya ingin memberi sedikit gambaran soal monopoli dalam pemeranan. Ketika seorang Reza menjadi benchmark untuk semua jenis peran terutama untuk tokoh-tokoh terkenal sih oke-oke saja. Toh posisi seorang Reza dalam level artis layar lebar memag tidak lagi diragukan. Tapi sayangnya, tidak semua peran lantas harus Reza sendiri yang mainkan? Masih banyak artis yang bisa diberi jatah untuk mengambil peran itu. Walau mungkin tidak sebaik Reza, mereka bisa belajar dari seorang Reza yang sedari awal sudah dianggap sebagai “contoh” patokan.

Bahwa jika semua peran harus Reza Rahardian yang mainkan, semua penikmat film terutama film nasional hanya akan mengenal Reza Rahardian sebagai aktor. Padahal di luar itu, begitu bejibun artis yang juga membutuhkan hal yang sama yanga kadang tidak jadi dilirik produser dan sutradara hanya karena “Reza” di sana. Lantas monopoli akhirnya terjadi.

Jika ini terus saja dibiarkan, lama kelamaan artis lain yang memiliki hal-hal menarik justru tidak bisa ditampilkan dan dieksplore. Pada akhirnya mereka tidak lagi menjadi seperti apa yang mereka cita-citakan. Mereka kalah oleh seorang “Reza”. Habislah sudah!

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: bui manusiaFilm Indonesiaiqbaal ramadhanminkePramoedya Ananta Toerreza rahardianTetralogi Buru
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Membayangkan Pramoedya Ananta Toer Menjadi Menteri Kebudayaan, Pasti Banyak Terobosannya Mojok.co

Membayangkan Pramoedya Ananta Toer Menjadi Menteri Kebudayaan, Pasti Banyak Terobosannya

6 Februari 2025
Pengepungan di Bukit Duri Distopia Diskriminasi Rasial terhadap Etnis Tionghoa (Unsplash)

Pengepungan di Bukit Duri: Distopia Diskriminasi Rasial terhadap Etnis Tionghoa

20 April 2025
Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton

Bioskop di Indonesia Timur Jarang, Wajar kalau Film Kaka Boss Sepi Penonton

29 September 2024
5 Film Indonesia tentang Kekerasan Seksual terminal mojok.co

5 Film Indonesia tentang Kekerasan Seksual

10 Desember 2021
8 Rekomendasi Film Indonesia Orisinal Netflix dari Laga hingga Drama Terminal Mojok

8 Rekomendasi Film Indonesia Orisinal Netflix dari Laga hingga Drama

15 Januari 2022
menulis

Sudah Lama Tidak Menulis, Ketika Menulis Tidak Lama

30 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

Lamongan Memang Maido-Able, sebab Lamongan Problematik dan Memprihatinkan

30 Desember 2025
Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.