Begini Rasanya Jadi Kakak Kelas Isyana Sarasvati Waktu SD

Setelah membaca tulisan Mbak Ajeng Rizka tentang kelakuan random Isyana yang bikin gemes penggemarnya. Saya pun, meski bukan penggemar beratnya, suka gemes sama kelakuan randomnya. Apalagi kelakuan random blio dipertontonkan waktu blio berperan sebagai seorang sekretaris cantik dalam film Milly dan Mamet karya Ernest Prakarsa. Saya ngakak banget waktu nonton adegan ini di bioskop.

Sebagian besar orang mengenal Isyana Sarasvati lewat karya-karyanya seperti lagu dan aktingnya dalam sejumlah film. Saya, sih, kalau boleh sombong, mengenal Isyana Sarasvati dari SD. Ya gimana nggak kenal, saya ini kakak kelasnya! Waktu saya kelas 6 SD, dia ini kelas 5 SD. Meskipun, dari awal saya masuk SD sampai saya lulus, kami nggak pernah bertegur sapa sama sekali, walau sering berpapasan di sekolah.

Nama Isyana Sarasvati mulai dikenal publik saat saya masih duduk di bangku kuliah melalui karya-karyanya. Lalu, banyak teman saya yang “menggoda” saya dengan kalimat, “Isyana tuh adik kelas maneh kan Wis? Kok, maneh nggak ikutan sukses kayak dia, sih?

Kalau dipikir-pikir, ada benarnya juga, sih. Sejak SD, Isyana ini sering banget tampil saat upacara sekolah karena prestasi-prestasinya. Bukan cuma prestasi secara akademik, tapi prestasi non akademik. Blio sering kali memenangkan berbagai perlombaan musik yang ia ikuti di sela-sela kesibukannya waktu sekolah. Kalau ada acara sekolah, blio suka tampil buat nyanyi gitu di atas panggung sekolah.

Sedangkan saya, waktu SD malah dikenal sebagai pembuat onar. Saya sering kedapatan berkelahi di sekolah. Udah gitu, nilai-nilai saya yang jelek melulu. Udah kayak Nobita bangetlah saya itu waktu sekolah. Sedangkan Isyana udah kayak Shizuka Minamoto, pintar dan serba berprestasi. Bedanya, saya dan Isyana tidak pernah bertegur sapa sama sekali, dan saya nggak punya Doraemon seperti Nobita. Kalau kami dipertemukan sekarang pun, saya jamin Isyana nggak bakalan ingat sama saya. Itu sudah pasti! Hahaha.

Waktu SD, banyak orang tua murid yang begitu membanggakan prestasi Isyana yang kerap kali tampil dalam berbagai acara sekolah lewat kebolehannya di dunia tarik suara, termasuk orang tua saya. Prestasinya dalam dunia akademik pun tidak kalah hebatnya. Sudah gitu, good looking pula dari SD. Saya sih boro-boro tampil waktu SD, yang ada dipanggil guru karena berkelahi, berbuat onar, dapat nilai jelek, sudah gitu nggak good looking lagi!

Waktu kuliah, sejumlah teman saya banyak yang bercanda sama saya, “Gimana rasanya jadi kakak kelas Isyana, Wis?

Sejujurnya, saya nggak kenal sama sekali dengan Isyana meskipun sering berpapasan dengannya waktu SD. Sejujurnya, kami bagaikan bumi dan langit, soalnya dari SD sampai sekarang, belum ada prestasi mencolok yang bisa saya banggakan seperti Isyana. Bukan cuma berprestasi dalam dunia musik, Isyana juga akademisi yang hebat, lho. Blio ini lulusan Nanyang Academy of Fine Arts Singapura dan Royal College of Music Inggris. Waktu saya nonton wawancara Isyana dengan Gita Wirjawan di kanal YouTube-nya, saya yakin betul kalau Isyana ini memang seorang jenius sejati, beda banget dengan saya.

Jangankan kuliah di luar negeri kayak Isyana, masuk PTN dan PTS favorit saja saya gagal sampai tiga kali. Dalam urusan karier pun, saya masih jauh dari sukses karena hanya sebagai pegawai kantoran biasa dengan penghasilan setara UMR Kota Bandung, jauh dari Isyana. Dalam urusan percintaan, apalagi, nggak usah ditanya. Saya sudah jomblo hampir 10 tahun.

Tapi, ya, sebagai kakak kelas Isyana dan sebagai warga Kota Bandung, tentu saja saya bangga dengan pencapaian Isyana Sarasvati lewat karya-karyanya. Musikalitasnya betul-betul unik. Suaranya bagus dan kemampuannya mengaransemen lagu pun sangatlah keren! Saya pun sangat terhibur lewat berbagai penampilannya, terutama dalam aktingnya sebagai seorang sekretaris kocak dalam film Milly dan Mamet. 

Mudah-mudahan, ke depannya saya bisa berprestasi seperti Isyana Sarasvati dalam bidang lainnya, seperti jadi pengusaha sukses, jadi penulis terkenal, atau bahkan, jadi YouTuber? Tidak ada yang tahu nasib orang lain, kan? Yah, mudah-mudahan sih.

Saya pun masih terus berusaha saat ini untuk meningkatkan berbagai kompetensi yang saya miliki agar taraf hidup saya bisa lebih baik lagi. Sehingga nggak lagi diolok-olok orang lain sebagai, “Kakak kelas Isyana Sarasvati yang hidupnya gagal melulu kayak Nobita.”

Sumber Gambar: YouTube Isyana Sarasvati

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version