Begini Menderitanya Punya Pacar Penggemar Liverpool

mo salah real madrid seto nurdiantoro Liverpool manchester united manchester city mojok.co

Cerita yang akan saya bagikan ini mungkin akan relate dengan banyak wanita di luar sana yang punya pacar penggila sepak bola. Entah pacar mereka fans, MU, Real Madrid, atau tim semenjana bernama Barcelona pun pasti akan merasakan yang saya rasakan. Kebetulan, cerita saya tentang fans Liverpool.

Di suatu pagi yang tidak begitu istimewa, saya dikejutkan oleh sebuah cuitan di Twitter dari selebtwit idola saya, Kalis Mardiasih. Sebuah twit yang saya yakini meski tampaknya sederhana, tapi datangnya pasti dari lubuk hati terdalam. Begini bunyinya.

“Begini rasanya jadi partner penggemar MU ketika kalah. Aku harus tetep stay cool biar dia nggak papa.”

Saya yang tadinya berencana akan pasrah dalam menjalani hari karena Liverpool akan tanding malam nanti, sesaat kemudian merasa seperti mendapat ketenangan tersendiri. Ternyata saya tidak sendiri dalam menjalani pengalaman-pengalaman nan wagu ini. Kejadian demi kejadian yang datangnya dari alasan paling ra mashok yang pernah saya alami. Juga kekalahan demi kekalahan klub bola idola pacar saya yang kerap kali menimbulkan api dalam prahara rumah tangga kami. Meski dalam hal ini saya paham betul bahwa suami Mbak Kalis adalah penggemar MU, sedang pacar saya adalah penggemar Liverpool garis kerad. Namun, untuk urusan punya pasangan penggemar sepakbola, sepertinya saya, Mbak Kalis, dan banyak perempuan malang di luar sana memiliki beberapa kesamaan.

Saya tidak tahu entah cobaan apa yang pernah menimpa Mbak Kalis sehingga membuat sebuah tweet sedemikian rupa yang sangat dalam maknanya bagi saya. Sungguh, bahkan sebelum membaca tweet dari Mbak Kalis saya baru saja membaca pesan Whatsapp dari pacar saya. Isinya begini, “Ntar malam Liverpool tanding, nek kalah aku ngamuk ke kamu ya.” Begitu kira-kira pesan menyebalkan yang saya dapat pagi ini. Saya langsung menyiapkan mental apabila Liverpool kalah beneran nanti malam.

Begini lho teruntuk para fans klub fanatik sepakbola yang terhormat, kami sebagai partner selalu siap membesarkan hati kalian kapanpun di saat hidup berjalan seperti badjingan, pun ketika kalian membutuhkan teman berdiskusi tentang pilihan-pilihan sulit dalam hidup; memutuskan untuk fokus ternak lele atau garap skripsi misalnya.

Namun, itu semua tentu datang dari alasan-alasan yang dapat kami pahami. Maka pengorbanan yang kami lakukan pun tampaknya sah-sah saja untuk dikerjakan. Nah tapi lain dengan yang satu ini, seringkali saya mendapat amukan pacar hanya karena klub idolanya kalah. Apalagi akhir-akhir ini klub kebanggaan pacar saya berkali-kali bernasib buruk. Saya bertarung dengan pergulatan batin dan rindu yang menyiksa ketika Ia menghilang bagai Avatar.  

Saya tidak tahu konflik batin apa yang blio rasakan ketika klub idolanya kalah kurang beruntung. Kira-kira apa gitu lho yang blio renungkan sampai tega misuh-misuhi saya yang baru saja bangun dari tidur. Belum lagi setelah itu blio menghilang seharian.

Berangkat dari pengalaman-pengalaman ndlogok tersebut, saya selalu was-was jika pacar saya tercinta memberitakan kabar duka mengenai jadwal pertandingan Liverpool yang akan datang. Pun saya yang tak tahu apa-apa mengenai sepak bola ini tidak bisa berharap lebih kepada siapapun selain kepada Yang Mahakuasa.

Hal ter-absurd dalam peristiwa ini adalah kami sering mendiskusikan kasus ini dalam evaluasi bulanan hubungan kami. Biasanya evaluasi ini dilakukan pada awal bulan di saat kami sama-sama membuka lembaran baru dan melunasi cicilan-cicilan Shopee Pay Later kami, eh, saya.

Namun, kasus ini termasuk dalam golongan kasus pelik yang harus segera didiskusikan sebelum kedatangan jadwal tanding selanjutnya. Entah karena kami kekurangan alasan logis untuk bertengkar atau bagaimana, yang jelas kami harus segera mendapatkan sebuah solusi atas kepelikan ini.

Pada puncaknya, pacar saya membuat kesepakatan yang mbasan tak pikir-pikir tidak mutu juga. Namun, sebagai pacar yang baik saya tentu dengan tulus menyetujui dengan harapan dapat ditraktir duren bulan depan.

Kesepakatan yang pertama adalah, saya harus langsung tidur pada saat jadwal tanding Liverpool. Hal ini karena blio percaya bahwa saya adalah pembawa sial. Sebab, terakhir kali saya ikut nonton pertandingan klub idola blio diakhiri dengan kekalahan. Padahal menurut saya ya memang klub idolanya saja saat itu yang sedang… nganu duh maaf nggak jadi takut diamuk.

Kedua, saya boleh menertawai kekalahan Liverpool bersama dia, kecuali saat Liverpool kalah tandingnya dengan MU. Sungguh standar ganda yang tidak masuk uji kualitas mutu babar blas. Namun, saya hanya bisa manut saja karena terakhir kali Liverpool kalah dari MU blio muntab semuntab-muntabnya pada saya yang sungguh tidak mengerti ada apa gerangan ini.

Kemudian yang terakhir, saya harus ngalem-ngalem pacar saya agar besar hatinya ketika klub idolanya dilanda kekalahan. Kebetulan untuk yang terakhir ini saya tidak terlalu kebingungan, karena blio sendiri bahkan sudah menuliskan hasil analisisnya di sini tentang kata apa yang seharusnya dikatakan kepada orang yang baru saja ditimpa musibah. Paling saya cuma bisa bilang, “Sing tenang.”

BACA JUGA Liverpool Konsisten Imbang, Manchester United Meninggi, dan Manchester City yang Perlahan tapi Party dan tulisan Yafi’ Alfita lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.
Exit mobile version