Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul

Gusti Aditya oleh Gusti Aditya
5 April 2020
A A
Jika Dilan Lahir di Sleman, Mending Suporteran ketimbang Yang-yangan! Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul

Jika Dilan Lahir di Sleman, Mending Suporteran ketimbang Yang-yangan! Begini Jadinya Cerita Dilan dan Milea Jika Pidi Baiq Orang Bantul

Share on FacebookShare on Twitter

Tak bisa dimungkiri bahwa Ayah Pidi Baiq dan Bandung adalah kesatuan manunggal yang tidak bisa diganggu gugat. Dalam perihal ucapan, tingkah laku dan karya yang ia berikan untuk Bandung, adalah semacam ruang-ruang yang terisi penuh oleh indahnya kata dan upaya membangun definisi dari Bandung tanpa perlu ia buat-buat. Melalui karya-karyanya, seperti Drunken Series, Helen dan Sukanta juga tentunya, yang memberikan standar tinggi sebuah formula gombalan yang lepas dari bayang-bayang ‘bapak kamu…’ ala Denny Cagur, yakni Dilan.

Lalu, sempat di sebuah babak ketika tengah asyik membaca—ulang—novel Ayah Pidi Baiq yang berjudul Dilan, disertai sebuah kemekelen karena otak ini membayangkan bagaimana jadinya jika Ayah Pidi Baiq dilahirkan di Bantul? Nama Dilan tak mungkin ada lantaran teman-temannya akan memanggilnya Duloh. Karena dalam lingkungan pertemanan di Bantul, makin akrab sebuah pertemanan, maka ada saja nama-nama unik yang disematkan untuknya. Seperti Gandhi jadi Gandot, lalu Kuncoro jadi Kuntul dan masih banyak lagi. Maka hakul yakin bahwa Ayah akan memilih nama Duloh untuk tokohnya.

Nggak bakal ada nama semacam Milea juga. Kembang Desa Wirokerten ini akan memiliki nama indah sarat makna khas mBantulan, yakni Mirjah. Dengan tergopoh-gopoh lantaran beban masa lalunya, ia mendatangi Ayah Pidi Baiq dan meminta blio membuatkan novel tentang betapa agungnya sosok, mantannya, Duloh dalam membentuk kisah cintanya semasa muda. Judulnya yang pas adalah “Duloh: Dia adalah Dulohku 2020”. Kalimat pembukanya seperti ini:

Namaku Mirjah. Mirjah Suryati Husada. Jenis kelamin perempuan, dan tadi baru selesai bantu Simbok ngulek sambel. Ibuku, namanya Parjinah, biasa dipanggil Yu Jin. Bukan artinya blio jago kungfu, tapi yu di sini adalah sapaan dari mbakyu. Dia dulu kembang desa yang lahir di Imogiri. Sejak kecil aku memang tinggal di Imogiri, sebelum Bapak pindah kerja dan kami semua pindah ke Banguntapan.

Tapi aku ini nggak mau cerita tentang keluargaku, melainkan tentang dia. Dia yang membuatku mengerti apa itu Pantai Parangtritis. Tentang dia pula yang memberiku sebuah kenangan betapa romantisnya Jalan Imogiri Barat. Semua yang aku tulis menggunakan cara dia berbahasa. Agak jawa-jawa sedikit baku seperti Didi Kempot ketika nembang. Dan singkatnya, beginilah pertemuan kami.

Kemudian di bagian awal, kejadian ikonik yang menampilkan kabut dan daun berguguran akan diganti dengan pemandangan truk sampah yang lewat dari arah Piyungan. Atau truk muatan luar biasa besar membawa gabah dari arah Brebah. Kemudian Mirjah akan berkata seperti ini:

Pagiku adalah pagi yang riuh. Dedaunan berjatuhan karena disamplak oleh truk pembawa gabah, juga harumnya bunga seakan runtuh ketika datang truk sampah dari arah Piyungan. Ya, beginilah rutinitasku berjalan kaki dari rumah ke sekolah. Aku bersekolah di SMA 2 Banguntapan, sebagai murid baru dan rumahku hanya beberapa meter dari sekolah. Ketimbang mesen ojol, aku lebih suka jalan sendiri. Tapi, tiba-tiba, terdengar suara motor dengan mesin yang amat halus dan sopan. Saking halus dan sopannya, rasanya aku ingin salim dan kenalan sama suara motor itu.

Ujug-ujug, si pemilik motor Beat mbeeerr itu mendekatiku. Untung aku bukan Cimoy Montok yang amat anti dengan motor Beat. “Pagi,” sapanya. Ada beberapa stiker di motornya. Satu stiker ‘biar miskin tapi tidak menganggu hidup orang lain’ dan satunya lagi stiker berlogo partai. Duh, pagi-pagi sudah didatangi simpatisan partai. Mau apa ya, dia?

Baca Juga:

4 Rekomendasi Film India Penuh Plot Twist Sambil Nunggu 3 Idiots 2 Tayang

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

“Pagi,” balasku cuek-cuek bikin penasaran.

“Boleh aku ramal ndak?” katanya dengan sok asik. Aku diam, dia meneruskan, “aku ramal, nanti kita akan bertemu di kantin,” katanya sok asik.

“Eh?” aku hanya diam, mbatin dan perlahan aku mbajingi kata-katanya. Bagaimana ketemu di kantin lha wong kantinya saja masih direnovasi. Jajan ya tinggal gofood, brader. Jangan nyusahin diri sendirilah, belaga hidup di tahun 1990.

“Mau bareng?” tawarnya.

Aku hanya menggelengkan kepala. “Udah dekat,” kataku sebagai penolakan.

“Aku tak ngeramal,” welah malah dilanjutkan ramalannya. Dosa, buoss! “kamu akan naik motor beat mberr ku ini.”

Aku pun hanya tersenyum. Melihat motornya yang dimodif, hampir rata dengan tanah. Warnanya kelap-kelip hijau stabilo. Kalau siang sedikit, mungkin motornya bisa memantulkan cahaya sama seperti Bulan.

Lalu dia pergi begitu saja dengan jaket khas miliknya yang bikin aku tambah penasaran dengannya. Gimana nggak penasaran, dia masalahnya pakai jaket Yamaha, je. Kan motornya Honda. Jadi sampai sekarang aku itu penasaran, motornya yang Yamaha dipakai sama siapa.

Kemudian cerita beralih ke babak di mana Duloh diketahui adalah salah satu panglima tempur geng BanguntapanXbrandalZ atau BXZ. Mirjah pun memahami risiko memacari salah satu gengster terkenal di Banguntapan. Walau begitu, Mirjah tetap kesem-sem dengan Duloh yang hobinya mendengarkan lagu Tak Ikhlasno karya Mbak Happy Asmara yang sering diputer di tongkrongan BXZ.

Pas hari ulangtahun Mirjah, Duloh memberikan sebuah bingkisan. “Kok enteng begini, ya?” batin Mirjah. Ketika pulang ke rumah, Mirjah membuka bingkisan tersebut dan isinya kosong. Iya, kosong, hanya secarik kertas berisikan tulisan. Begini isinya:

SELAMAT ULANG TAHUN, MIRJAH.

INI HADIAH UNTUKMU, HANYA MIE PENTIL.

TAPI SUDAH AKU MAKAN SEMUA MIE PENTIL-NYA.

AKU SAYANG KAMU

AKU TIDAK MAU TANGAN KAMU BERMINYAK KARENA HARUS MEMAKANNYA.

DULOH!

BACA JUGA Benci Hal Populer Nggak Berarti Pengin Sok Edgy dan Elitis atau tulisan Gusti Aditya lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 April 2020 oleh

Gusti Aditya

Gusti Aditya

Pernah makan belut.

ArtikelTerkait

3 Kemungkinan yang Patut Dicurigai jika Kamu Jadi Close Friends Instagram Seseorang Terminal Mojok

3 Kemungkinan yang Patut Dicurigai jika Kamu Jadi Close Friends Instagram Seseorang

3 Desember 2020
wudu

Daripada Berharap pada Negara, Wudu Jadi Jalan Ninja Saya Mencegah Corona

18 Maret 2020
3 Hal Menarik dalam Film Love and Leashes yang Bisa Dipelajari Terminal Mojok

3 Hal Menarik dalam Film Love and Leashes yang Bisa Dipelajari

15 Februari 2022
Desas-desus Telco X, Kejutan Baru Elon Musk untuk Indonesia?

Desas-desus Telco X, Kejutan Baru Elon Musk untuk Indonesia?

10 Agustus 2023
radio suara surabaya 911 warga surabaya dan jawa timur mojok.co

Radio Suara Surabaya Adalah 911-nya Warga Jawa Timur, Terbaik!

20 Juli 2020
Nonton Ulang Film Dilan 1990 Bikin Saya Sadar 3 Adegan Ini Sebaiknya Nggak Ditiru di Dunia Nyata

Nonton Ulang Film Dilan 1990 Bikin Saya Sadar 3 Adegan Ini Sebaiknya Nggak Ditiru di Dunia Nyata

6 Oktober 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

Perbaikan Jalan di Lamongan Selatan Memang Layak Diapresiasi, tapi Jangan Selebrasi Dulu, Wahai Pemerintah Daerah!

13 Desember 2025
Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

Jujur, Saya sebagai Mahasiswa Kaget Lihat Biaya Publikasi Jurnal Bisa Tembus 500 Ribu, Ditanggung Sendiri Lagi

16 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.