Ada satu daerah di Sawangan Depok yang dulunya ditakuti orang-orang, yakni Kelurahan Bedahan.
“Sawangan oh Sawangan” kira-kira begitulah kata yang keluar dari sebagian mulut orang Sawangan Depok. Iya, mereka mengeluhkan Sawangan yang kini sudah makin “menyala”. Kemacetan di mana-mana, kriminalitas merajalela, pokoknya Sawangan sudah nggak seperti dulu. Kecamatan yang dibilang lebih maju dari Cinere ini sekarang kondisinya meredup. Sinarnya tertutup oleh problematika kehidupan jalanan dan keamanannya.
Sawangan memang punya sisi gelap. Di antara banyaknya sisi gelap itu, meningkatnya aksi kriminalitas adalah penyebabnya. Tapi, tahukah kalian, tingkat kriminalitas yang tinggi di Kecamatan Sawangan juga disumbang oleh Kelurahan Bedahan. Ya, di sana masih banyak aksi pencurian sepeda motor.
Oke, saya ulas sedikit tentang Bedahan. Bedahan adalah sebuah kelurahan yang ada di Kecamatan Sawangan, Depok. Dulunya, Bedahan adalah daerah “hitam”. Banyak tindak kejahatan yang kerap terjadi di Bedahan. Misalnya, pencurian sepeda motor, begal, hingga mafia tanah.
Dulu, Bedahan memang masih terbilang sepi. Hunian baru belum bermunculan di sekitar sana. Sudah tentu, alasan banyak mafia tanah lah yang bikin pengembang ogah menginjakkan kaki di sana. Alhasil, Bedahan seperti daerah tertinggal di Sawangan Depok.
Tapi, kini Bedahan sudah mulai berbenah. Sudah banyak pengembang perumahan yang mulai memasarkan hasil kerjanya di daerah sana.
Daftar Isi
Bedahan Sawangan, sarang aksi kriminalitas
Seperti yang saya singgung di atas, Kelurahan Bedahan dulunya memang kawasan “hitam” di Kecamatan Sawangan Depok. Daerah itu seakan nggak tersentuh tangan pemerintah.
Dulu, sekitar 10 tahun yang lalu, kawasan Bedahan masih sangat sepi. Masih banyak lahan kosong yang isinya pohon-pohon besar. Saya saja jika sudah jam 9 malam ke atas, nggak akan berani lewat daerah sini. Rawan begal.
Selain itu, kabar yang saya dengar, di Kelurahan Bedahan juga masih banyak mafia tanah. Teman saya yang orang Sawangan asli pernah mewanti-wanti saya kalau mau beli rumah atau tanah di daerah Bedahan. Satu area tanah bisa punya dua atau lebih sertifikat dengan nama yang berbeda-beda. Kacau pokoknya.
Sekarang sudah banyak hunian baru di daerah Bedahan
Makin ke sini, Bedahan nggak tinggal diam. Sudah banyak perubahan yang dilakukan oleh daerah “hitam” itu. Salah satu contohnya, di Bedahan dan sekitarnya, sudah banyak dijumpai hunian-hunian baru di sana. Baik yang subsidi maupun nonsubsidi. Tentu itu jadi kabar baik untuk warga Depok dan sekitarnya.
Pasalnya, warga jadi nggak khawatir lari jika ingin membeli rumah atau tanah di wilayah tersebut. Ya, masa mau jadi Kawasan “hitam” terus. Makin tertinggal nanti, kan. Selain banyaknya hunian baru, akses beberapa jalan di Bedahan Sawangan juga sudah mulai ramah dilalui. Dulu, daerah Bedahan juga terkenal dengan kondisi jalannya yang rusak parah. Dari tanah, diaspal, sampai jadi tanah lagi. Ancur.
Mulai berbenah, tapi masih menyisakan “hitam”
Walaupun sudah berbenah dan makin ramai penduduk, ternyata Bedahan Sawangan masih menyisakan warna hitamnya. Ya, memang, Bedahan masih punya stigma miring bagi sebagian orang Sawangan Depok. Entah kenapa sisi kelam Bedahan sekakan-akan nggak bisa dilepaskan.
Hal itu terbukti dengan digerebeknya sebuah warung kelontong yang menjual obat terlarang di daerah Bedahan. Beberapa minggu lalu, polisi daerah Sawangan Depok menggrebek warung yang menjual tramadol dan eksimer. Hal itu berawal dari kecurigaan warga yang sering melihat anak-anak muda bolak-balik ke warung itu. Dari penampilan anak muda itu, rata-rata berpenampilan seperti anak punk dan anak jalanan. Dan benar saja, obat terlarang jenis G jadi barang buktinya.
Bukan cuma “Sawangan oh Sawangan” saja yang pantas dikeluhkan, lebih spesifik lagi ya “Bedahan oh Bedahan”. Mau sampai kapan Bedahan akan jadi daerah “hitam”? Daerahnya saja sudah mulai berbenah, mbok ya penduduknya juga toh. Ya dek ya.
Penulis: Jarot Sabarudin
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Sisi Gelap Sawangan, Kecamatan yang (Katanya) Lebih Maju dari Cinere di Depok.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.