Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Politik

Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden

Muhammad Arif Prayoga oleh Muhammad Arif Prayoga
25 Januari 2023
A A
Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden

Bayaran Mahal Partai Golkar untuk Skakmat Jalur Emil Jadi Presiden (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Apa yang sebenarnya Golkar harapkan dengan mengangkat Emil jadi waketum?

Di tengah-tengah embusan angin kabar dari berbagai partai politik yang sebentar lagi akan berlaga mengusulkan calon-calon pemimpin negeri, seorang selebgub tiba-tiba bermanuver ke jalan buntu sebagai calon presiden.

Baru baru ini publik dikejutkan dengan gejolak dinamika politik jelang kontestasi sengit. Seorang gubernur yang layak disebut selebriti, Ridwan Kamil a.k.a Bang Emil tidak ada angin tidak ada hujan tiba-tiba mengenakan jas kuning sambil mengendarai vespa kuning sebagai cap bahwa dia termasuk sebagai golongan karya.

Tidak seperti politikus-politikus lain yang mulai berkarir di partai ini hanya menjadi bidak alias kader, Emil dengan jutaan pengikut sosial medianya melewati jenjang karier dan langsung menjadi atasan tingkat kedua di partai yang tiga kadernya telah tembus sebagai menteri dan satu kader sebagai wakil menteri.

Nggak tanggung-tanggung, jabatan yang diembannya saat ini adalah wakil ketua umum (Waketum) Partai Golkar di bidang Penggalangan Pemilih dan Co-Chair Badan Pemenangan Pemilu. Jabatan yang kayaknya sangat memesona bagi politikus muda, tapi apakah yang lebih menarik dibanding dengan jenjang kariernya yang kini menjabat sebagai orang nomor satu di bagian barat Pulau Jawa menjadi nomor satu se-Indonesia?

Langkah tiba-tiba partai yang diketuai oleh Airlangga Hartarto ini bagi saya pelik dan membuat saya bertanya-tanya. Apalagi, dari media-media nasional yang saya baca, Partai Golkar tidak ada rencana mengurungkan niat untuk mengangkat ketua umumnya sendiri sebagai calon presiden tahun depan.

Seolah jalur Emil untuk naik jenjang karier dari gubernur ke presiden diputus melalui ambisi partai yang getol mengangkat ketua umumnya ini. Kecuali jika beliau dijadikan ketum, baru menurut saya terasa seperti win-win solution. Tapi faktanya kan tidak, beliau hanya diangkat menjadi Waketum, seolah jabatan ini tidak ada artinya selain jadi bidak politik juga sebagaimana kader-kader lain yang fungsinya adalah turut memenangkan sosok yang usungan.

Kalau dilihat lagi, gubernur yang beberapa kali main film ini elektabilitasnya lebih tinggi jika dibandingkan dengan sang Ketum sendiri. Meskipun keduanya masih berada di bawah orang berambut putih yang kayaknya dimaksud Jokowi. Tapi, sebagai dua sosok yang punya kapabilitas yang sama di sosial media, seharusnya Emil mampu bersaing. Apalagi kalau bersanding, pasti jadi capres dan cawapres dambaan anak muda banget sih.

Baca Juga:

Minggat dari Jakarta dan Memutuskan Hidup di Padang Adalah Keputusan Terbaik Meski Harus Melawan Arus

5 Dosa Kampus yang Hanya Menjual Mimpi Padahal Bikin Kuliah kayak Investasi Bodong

Direkrut dengan puluhan juta pengikut, membuat saya melihat arah dan tujuan Partai Golkar. Hal yang ketara di mata saya, partai berlatar belakang bendera warna kuning ini lah yang lebih membutuhkan kehadiran Kang Emil dibandingkan beliau menginginkan jabatan Waketum yang katanya tidak akan diusulkan sebagai presiden.

Kalau secara awam membaca bidang yang diwakilinya di Partai Golkar, yakni bidang Penggalangan Pemilih dan Co-Chair Badan Pemenangan Pemilu sih, kayaknya keberadaan beliau tidak lebih dari pada penunjang kemenangan saja. Terlebih dengan puluhan juta pengikutnya membuat seolah Partai Golkar akan melakukan endorse di akun media sosial Kang Emil dengan bayaran menjadi Waketum.

Meskipun begitu, prediksi politik tidak bisa dibaca hanya dengan menakar maksud dari jabatan baru yang diwakilinya. Pastinya para pimpinan dan kader punya strategi-strategi yang disiapkan jelang waktu gongnya nanti. Bisa jadi, Kang Emil mengemban bidang ini untuk menjadi badan pemenangannya sendiri. Tetapi, menurut saya tidak akan menyaingi ego sang Ketum yang ingin naik pangkat dari menteri ke pemimpin negeri.

Dengan jabatan barunya sebagai Waketum, beliau masih bisa turut berpartisipasi dalam kontestasi. Meskipun yang saya lihat mentok-mentok hanya jadi Wakil Presiden. Paling tidak, dengan penguasaan media sosial yang mumpuni menjadikan wakil presiden kita tahun depan–kalau jadi kang Emil–lebih memiliki fungsi yang lebih jelas, bisa dilihat hasil kinerjanya, dan tidak diwakilkan oleh seorang perdana menteri.

Penulis: Muhammad Arif Prayoga
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 25 Januari 2023 oleh

Tags: Calon Presidengolkarkang emilkarierpemilu 2024
Muhammad Arif Prayoga

Muhammad Arif Prayoga

Sarjana Komunikasi yang Gagap Berkomunikasi. Penulis di Copa-media.com. Bisa dihubungi via Instagram @arifprayogha_ dan Twitter @CopamediaID

ArtikelTerkait

Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil (Pixabay.com)

Saya Kecewa Berat dengan Kang Emil

5 Januari 2023
Nyatanya, Ijazah S2 Memang Nggak Ada Artinya di Dunia Kerja. Mau Jadi Peneliti, Nggak Bisa, Mau Kerja, Tambah Nggak Bisa kuliah s2

Nyatanya, Ijazah S2 Memang Nggak Ada Artinya di Dunia Kerja. Mau Jadi Peneliti, Nggak Bisa, Mau Kerja, Tambah Nggak Bisa

16 Desember 2023
Pemeran Dirty Vote Bicara: Zainal Arifin Mochtar Buka-bukaan tentang Film Panas Pemilu 2024

Pemeran Dirty Vote Bicara: Zainal Arifin Mochtar Buka-bukaan tentang Film Panas Pemilu 2024

14 Februari 2024
5 Alasan Survei Elektabilitas Capres Udah Dibahas H-3 Tahun Pemilu terminal mojok.co

5 Alasan Survei Elektabilitas Capres Udah Dibahas H-3 Tahun Pemilu

24 Oktober 2021
Baca Ini Sebelum Kamu Golput

Baca Ini Sebelum Kamu Golput, Sebelum Kamu Menyesali Keputusan Ini

23 Oktober 2023
survei elektabilitas 2024

Survei Elektabilitas Capres, Berita Penting di Waktu yang Salah

11 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.