Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Bau Kaki di Kedai Kopi, Akar Masalah Sosial Paling Serius

Achmad Fauzan Syaikhoni oleh Achmad Fauzan Syaikhoni
20 September 2023
A A
Bau Kaki di Kedai Kopi, Akar Masalah Sosial Paling Serius

Bau Kaki di Kedai Kopi, Akar Masalah Sosial Paling Serius (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Nongkrong di kedai kopi itu enak. Kecuali, tiba-tiba, ada pelanggan dengan bau kaki yang amat busuk

Sebagai salah satu orang yang suka nongkrong di kedai kopi, apalagi yang ada Wi-Fi-nya, hal yang saya pikir nggak bisa dibantah adalah tempat tersebut kaya akan kebebasan dan kenikmatan sosial. Mau ngobrol atau diskusi dengan topik apa pun, ya nggak ada larangan. Mau nugas atau main gim pun, ya nggak khawatir kuota internet akan hilang.

Tapi ya gitu, mau gimana pun, namanya perkara dunia, memang serba nggak abadi. Kenikmatan sosial dan kebebasan berekspresi di kedai kopi pun sering kali tiba-tiba diganggu oleh pihak yang nggak bertanggung jawab. Dan asal kalian tahu, dari banyaknya pihak yang mengganggu di kedai kopi, itu salah satunya adalah mereka yang bau kakinya menyengat sampai ke ubun-ubun.

Keberadaan mereka nggak bisa dikenal secara pasti. Mau kulitnya putih atau sawo matang, mau outfitnya bagus atau B aja, kalian hanya bisa mengenalnya ketika mencium bau sengak, lalu tolah-toleh melihat kaki orang satu per satu. Bersyukur kalau kalian menemukan pelakunya. Kalau nggak, ya berserah dirilah sambil menikmati bau itu dengan tekanan batin paling dalam.

Meskipun cuma perkara bau, tetap jangan dianggap remeh. Sebab, nggak jarang hanya gara-gara dua onggok kaki busuk itu, kedai kopi menuai masalah sosial yang saya kira sangat serius.

Bikin orang sekitar di kedai kopi jadi nggak fokus

Kita semua tahu, aktivitas orang di kedai kopi itu macam-macam. Ada yang rapat, ngerjain tugas, diskusi, baca buku, ataupun meratapi masalah hidup. Semua itu wajar dilakukan meskipun suasana di kedai kopi rata-rata ramai. Saya sendiri merasa, bahwa kedai kopi memang menyuguhkan ruang yang secara psikologis membuat pengunjungnya nyaman dan tenang.

Nah, kalau kemudian ujug-ujug ada bau kaki menyengat hidung, bukan nggak mungkin kenikmatan psikologis itu berubah jadi keterpurukan sosial. Orang jadi nggak fokus melakukan aktivitasnya gara-gara sibuk mencari sumber bau busuk dan menahan peliknya pernapasan. Lebihnya lagi, orang yang meratapi masalah hidup di kedai kopi, bisa-bisa masalahnya makin bertambah gara-gara tekanan batin merasakan bau kaki.

Percayalah, walaupun katakanlah sumber bau kaki itu jaraknya jauh dari tempat kalian duduk, tetap saja bau tersebut masih menyengat hidung. Kalau nggak percaya, saya doakan semoga segera ketemu bau itu. Dan kalau suatu saat ketemu, coba kalian amati baik-baik, biasanya dia hadir ketika seseorang baru saja melepas sepatu dan kaos kakinya.

Baca Juga:

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

5 Kebiasaan Barista yang Sebaiknya Dihindari supaya Pelanggan Semakin Nyaman

Bau kaki mengganggu suasana percakapan

Kalaupun jarak sumber bau kaki itu menurut insting kalian nggak jauh dari tempat kalian duduk, maka tak lain dan tak bukan pasti dia datang dari kaki orang di satu meja yang sama, alias teman tongkrongan kalian sendiri.

Sebagai mahasiswa yang suka nongkrong di kedai kopi, saya punya teman yang ketika di kedai kopi itu bau kakinya udah kayak buah mengkudu busuk. Bayangkan saja, buah mengkudu yang normal saja baunya udah nggak enak, apalagi yang busuk.

Baunya benar-benar mengganggu, terutama ketika dalam sebuah percakapan. Selalu ketika kumpul dan bercakap-cakap dengan banyak teman mahasiswa yang lain, teman saya yang punya kaki istimewa ini datang menganggu percakapan. Kronologi gangguan itu selalu sama, yaitu saat dia mencopot sepatu dan kaos kakinya.

Gangguannya memang sepele, tapi signifikan. Percakapan yang awalnya baik-baik aja, tiba-tiba suasananya menuntut saya dan teman saya yang lain untuk clingak-clinguk ke bawah dan menyemburkan napas. Alih-alih bercakap-cakap, pikiran kami terpecah gara-gara sibuk mencari sumber polusi udara yang nggak kalah bahayanya sama yang di Jakarta.

Sialnya lagi, teman saya yang satu ini nggak sadar diri kalau dia pelakunya. Bahkan sampai sekarang pun kayaknya belum sadar kalau bau kakinya itu kayak buah mengkudu busuk. Semoga saja dia membaca ini. Saya sungkan kalau harus menegurnya langsung.

Membuat kedai kopi jadi sepi

Walhasil, karena saya dan teman-teman yang lain terganggu, nggak jarang kami terpaksa membual untuk cari cara biar percakapan segera berhenti. Sebab, ketimbang terus-menerus tersiksa, mending membual biar bisa pamit undur diri dari tempat yang kualitas udaranya udah nggak sehat itu.

Saya yakin, orang-orang yang pernah jadi korban, atau kalian sendiri, pasti melakukan hal serupa seperti yang saya lakukan. Nggak mungkin menahan diri di situ dan tetap bisa fokus melakukan aktivitas. Sekalipun misalnya memang harga menu di kedai kopi murah, jaringan Wi-Fi-nya cepat, tempat duduk dan suasananya nyaman, saya yakin hal itu akan rela ditinggalkan kalau bau kaki sudah menyengat.

Bayangkan, betapa bahayanya persoalan bau kaki. Hanya karena kaki nggak pernah diurus, cuma dipakai jalan kaki, ternyata bisa merugikan orang banyak, termasuk si owner kedai kopi.

Bau kaki bikin reputasi diri jadi jelek

Selain itu, persoalan bau kaki ini juga bahaya bagi pelakunya sendiri. Terlepas apakah bau itu mengemuka di kedai kopi, yang pasti reputasi si pelaku, khususnya di sisi kebersihan akan jelek. Dia akan digibahin habis-habisan yang mungkin gibahan itu nggak jauh-jauh dari kata-kata, “Kayaknya si itu jorok, jarang mandi dan jarang potong kuku kaki, deh.”

Orang semacam itu kayaknya memang hidungnya udah kepalang sakti dengan bau busuknya sendiri. Sehingga nggak heran kalau dia percaya diri membawa kaki yang sebetulnya kayak buah mengkudu busuk. Kalau kalian punya teman yang kakinya kayak buah mengkudu busuk itu, segera ingatkan baik-baik. Atau kirim link artikel ini biar dia membaca dan sadar diri.

Penulis: Achmad Fauzan Syaikhoni
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Semoga Mereka yang Merayakan Ultah Tanpa Izin di Kedai Kopi Itu Bernasib Sama Seperti Malin Kundang

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 September 2023 oleh

Tags: bau kakiKedai Kopipelanggansuasana
Achmad Fauzan Syaikhoni

Achmad Fauzan Syaikhoni

Pemuda setengah matang asal Mojokerto, yang selalu ekstase ingin menulis ketika insomnia. Pemerhati isu kemahasiswaan, lokalitas, dan hal-hal yang berbau cacat logika.

ArtikelTerkait

5 Alasan Orang Lebih Memilih Ambil Barang di Deretan Belakang Rak Minimarket padahal Barangnya Sama Saja

4 Tipe Orang Goblok yang Ada di Minimarket, Bikin Jengkel Kasir dan Pelanggan Lain!

30 Juli 2024
Filsuf Kedai Kopi, Hobi Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah terminal mojok.co

5 Cara Memberi Tahu Pelanggan Kedai Kopi Mau Tutup

17 Oktober 2020
Hal yang Seharusnya Tidak Dilakukan Istri Ketika Suami Ngopi-ngopi terminal mojok.co

Kedai Kopi: Tongkrongan Bebas yang Bisa Bikin Orang Murtad

22 Agustus 2019
6 Menu Bean Spot Alfamart yang Paling Direkomendasikan private label

6 Menu Bean Spot Alfamart yang Paling Direkomendasikan

6 Maret 2023
5 Menu Red Flag Starbucks. Jangan Dipesan kalau Nggak Mau Kecewa

5 Menu Red Flag Starbucks. Jangan Dipesan kalau Nggak Mau Kecewa

9 Agustus 2023
Hal yang Seharusnya Tidak Dilakukan Istri Ketika Suami Ngopi-ngopi terminal mojok.co

Tips dari Pelanggan yang Hobi Nongkrong tapi Nggak Pesan buat Pemilik Kafe

13 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

Tradisi Aneh Kondangan di Daerah Jepara yang Sudah Saatnya Dihilangkan: Nyumbang Rokok Slop yang Dianggap Utang

27 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

Susahnya Cari Ruang Terbuka Hijau di Palembang, Hiburan Cuma Mal atau Kafe, tapi Lama-lama Bosan dan Bikin Rugi!

29 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.