Kata teman saya, orang tidak akan percaya takdir sebelum mereka menjahit perjalanan hidup hingga menemukan muaranya. Bahasa mudahnya gini, Anda nggak akan percaya takdir kalau belum ngalamin gini. Teman saya, Faruq, yang bilang begitu, memang cah sastra lulusan pondok yang saya anggap paling pinter secara akademis dan non-akademis seangkatan, jadi ya percaya saja. Makanya, saya percaya bahwa saya bekerja di Mojok itu takdir, dimulai lewat batal puasa.
Lho, kok bisa?
Saya masih ingat Ramadan 2015 saat itu saya menumpang hidup di kontrakan sederhana teman saya. Saya bukannya tidak punya kos, tapi saya tidak lagi bisa tahan dengan kelakuan ibu kos. Ya gimana mau tahan, waktu saya KKN [ada 2014 selama dua bulan, begitu pulang KKN saya dimarahi habis-habisan karena dianggap saya menipu orang tua saya. Sudah dijelaskan oleh orang tua saya pun, ibu kos tetap ngeyel. Itu masih waktu awal ngekos, bayangkan keajaiban yang saya alami setahun kemudian.
Orang-orang di kontrakan tersebut bisa dibilang nyantai lah. Mau puasa, mau tidak, nggak ada yang komen. Penghuni kontrakan tersebut teman-teman saya dari SMP, ya pasti paham sifat masing-masing lah. Jadi lumrah kalau ada yang puasa, atau ada yang batal puasa mendadak. Biasalah.
Nah, kebetulan saya hari itu puasa. Niat saya lumayan kuat mengingat saya bangun lumayan pagi dan sampai siang hari, saya tidak kepikiran batal puasa. Saat itu, Mojok masih mengeluarkan sedikit tulisan, tapi saya tak pernah ketinggalan update-nya. Dan siang itu, sembari menunggu waktu buka yang masih 5 jam lebih, saya buka Mojok.
Eh, kok ya yang muncul artikel Bahaya Laten Hantu Nasi Padang di Bulan Ramadan yang ditulis oleh penulis favorit saya, Eddward S Kennedy. Saya baca artikel yang menggambarkan nikmatnya nasi Padang secara detil. Bangsat betul.
Dan tanpa waktu lama, saya bergegas mengambil kunci motor dan membawanya ke warung nasi Padang di daerah jalan Magelang, dekat Liquid. Setau saya, sekarang warung tersebut udah nggak ada. Tapi, dulu saya sering makan di situ, ya gara-gara artikel tersebut.
Nggak pake lama, saya pesen nasi rendang dan es teh. Sumpah, rasanya benar-benar amboi. Apalagi setelah makan, ditutup dengan sebatang Djarum Super. Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?
Namun, di saat yang bersamaan, saya mengutuk diri. Lemah kali iman saya, keslepet artikel Mojok saja saya sudah menanggalkan keteguhan hati. Saya juga berpikir keras bagaimana caranya nanti pas berbuka puasa saya masih terlihat trengginas, soalnya saya saat itu kalau buka selalu sama pacar je. Kalian tau rasanya buka puasa sama pacar? Nggak tau? Kasian.
Dan siapa sangka, 6 tahun lalu, saya batal puasa karena artikel Mojok, dan kini saya bekerja di tempat yang menerbitkan artikel yang bikin saya batal? Takdir Tuhan memang tak bisa dipahami logika.
Dipikir-pikir lagi, sebenarnya hanya itulah pengalaman batal puasa saya yang paling ora mbois. Dulu, saya mau dicekoki makanan di depan mata pun kuat. Paling kalau ujungnya saya makan di saat puasa, emang niatnya saya nggak puasa. Ya pas itu saya niat puasa terus berujung batal gegara artikel. Mana nyeritain rendangnya bisa enak banget gitu.
Soalnya ya, nasi rendang emang enak. Bayangkan, di saat perut kalian meronta, lalu kalian dihadapkan dengan nasi rendang. Tekstur rendang yang alot-tapi-ena, hangatnya nasi yang membuat kalian berlama-lama mengunyahnya, plus citarasa sambal yang bikin rasa makanan semakin kuat membuat rongga mulut kalian berdansa.
Lalu, kalian mengguyur kerongkongan kalian dengan es teh yang menyegarkan. Sensasinya susah digambarkan, namun rasanya kira-kira sama seperti kelegaan Real Madrid waktu meraih La Decima. Haru, bahagia, dan lega.
Dan tidak tahu kenapa, rasa nasi rendang bisa begitu enak ketika kalian gunakan sebagai makanan untuk batal puasa. Kalau buat buka sih tetep enak, tapi nggak tau kenapa, rasanya bisa makin-makin kalau buat mokah.
Nah, bagi kalian yang baca artikel ini, saya harap kalian jangan melakukan hal yang sama. Tapi, kalau ikut-ikutan saya, dosa tanggung sendiri.
BACA JUGA Panduan Bikin Batal Puasa Orang Sekampung dan artikel Rizky Prasetya lainnya.