Kota Banjar Jawa Barat bak angin segar bagi warga Majenang Jawa Tengah dan sekitarnya.
Belakangan tulisan di Terminal Mojok banyak membahas soal Kota Banjar. Sekali lagi saya tekankan, bukan Kota Banjarmasin ya, tapi Kota Banjar Jawa Barat. Dua daerah ini memang namanya mirip, tapi letaknya beda provinsi, bahkan beda pulau.
Bagi saya, Kota Banjar Jawa Barat daerah yang tidak asing. Saya memang nggak pernah plesiran atau menetap di sana, tapi saya sering mendengar cerita tentang kota dengan sebutan Banjar Patroman itu. Kebetulan keluarga bapak dan istri berasal dari Kecamatan Majenang dan sekitarnya. Sebuah daerah di kawasan Cilacap Barat, Jawa Tengah yang berbatasan langsung dengan Kota Banjar Jawa Barat
Secara nggak langsung kehidupan saya memang banyak beririsan dengan Kota Banjar. Selain beberapa keluarga yang berasal dari sekitar sana, setiap pulang ke Cilacap Barat dari Cikarang, mau nggak mau saya melintasi Banjar. Sejauh pengamatan saya, Kota Banjar memang memprihatinkan, seperti yang ditulis di beberapa artikel Mojok. Namun, sebenarnya, kota yang jauh dari kata sempurna ini jadi semacam “penyelamat” bagi orang Majenang Jawa Tengah dan sekitarnya. Cerita ini langsung saya dapat dari saudara-saudara saya.
Daftar Isi
Orang Majenang nonton di bioskop di Kota Banjar Jawa Barat
Sekalipun nonton film kini bisa dilakukan melalui gawai, pengalaman nonton film di bioskop tidak pernah terganti. Sayangnya, bioskop belum merata di Indonesia. Kota-kota kecil atau daerah pinggiran biasanya belum ada bioskop, begitu pula di Majenang, Jawa Tengah. Itu mengapa, muda-mudi Majenang biasanya pergi ke provinsi sebelah, tepatnya Kota Banjar, untuk menonton bioskop.
Akan tetapi itu semua dulu, kini Majenang sudah lebih maju karena punya bioskop sendiri. Di pusat perbelanjaan Laksana Baru (LB), ada bioskop baru. Warga nggak perlu repot-repot pergi ke provinsi tetangga hanya untuk nonton film di layar lebar.
Orang Majenang naik kereta dari Stasiun Banjar
Sejatinya stasiun di Cilacap, Jawa Tengah yang melayani perjalanan antar provinsi ada banyak. Sebut saja, Stasiun Kroya, Stasiun Cilacap, dan Stasiun Maos. Hanya saja, warga Majenang lebih senang naik kereta dari Stasiun Banjar yang berada di provinsi tetangga karena jaraknya justru lebih dekat.
Asal tahu saja, jarak dari Majenang ke daerah Cilacap kota memang jauh. Bahkan, waktu tempuhnya kurang lebih 2 jam perjalanan. Oleh karena itu, wajar saja orang Majenang lebih memilih naik di Stasiun Banjar daripada stasiun di daerah Cilacap kota.
Fasilitas kesehatan bergantung pada Kota Banjar Jawa Barat
Terus terang, saya kurang tahu bagaimana kelengkapan fasilitas kesehatan di Kota Banjar. Namun, berdasarkan cerita saudara-saudara saya, tak sedikit orang Majenang dan sekitarnya yang berobat ke fasilitas kesehatan Kota Banjar Jawa Barat. Padahal, di Majenang sendiri sudah banyak berdiri rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
Pendapat saya, mungkin masyarakat Majenang dan sekitarnya berobat ke Banjar bukan semata-mata kerena fasilitas kesehatannya saja. Bisa jadi, ada faktor kecocokan dengan dokternya. Mungkin juga resep obatnya dianggap lebih manjur.
Tempat mencari ilmu
Konon, orang-orang Kecamatan Dayeuhluhur Kabupaten Cilacap banyak yang melanjutkan sekolah di Kota Banjar. Misalnya, SD di Dayeuhluhur kemudian lanjut SMP di Banjar. Kemungkinan lain, SMP di Dayeuhluhur lalu SMA di Banjar.
Pilihan bersekolah ke Kota Banjar Jawa Barat bukan berarti pendidikan di daerah Majenang dan sekitarnya jelek ya. Hanya saja, ada kepercayaan bahwa sarana pendidikan di Banjar lebih baik. Mengingat, Banjar berstatus kota, sementara Majenang dan sekitarnya hanyalah daerah pinggiran Kabupaten Cilacap.
Kota Banjar Jawa Barat kerap dinilai miring dalam beberapa artikel Terminal Mojok. Namun, kenyataannya, kota yang jauh dari kata sempurna ini menjadi “penyelamat” bagi warga Majenang dan sekitarnya. Dengan adanya Kota Banjar, masyarakat Majenang punya opsi lain dalam memilih tempat hiburan, fasilitas kesehatan dan sarana pendidikan. Nggak selalu harus ke daerah Cilacap kota yang nun jauh di sana.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Pengendara Lemah Jangan Lewat Jalan Raya Banjar-Majenang, Bahaya!
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.