Seharusnya pelebaran jalan diprioritaskan di sini
Saya selalu berpikir, memang sudah seharusnya Bangunjiwo Bantul diprioritaskan untuk proyek pelebaran jalan. Selain karena arus kendaraan yang cukup padat, sebenarnya daerah ini juga jadi arus lalu lintas untuk kawasan wisata, lho. Misalnya kamu mau ke sentra gerabah Kasongan atau Goa Selarong, kamu harus melewati daerah ini. Yakin nih dinas-dinas terkait belum mau mengadakan pelebaran jalan dalam waktu dekat di sini?
Saya pernah lho mengklakson pengendara yang baru saja mau melanjutkan perjalanan setelah mengisi bahan bakar eceran. Saya terpaksa membunyikan klakson menyuruh cepat-cepat karena ruas jalan yang tersisa tinggal sedikit, sementara dari arah berlawanan ada kendaraan lain yang melaju. Belum lagi ketika harus berhadapan dengan truk muatan yang lajunya lumayan cepat padahal medan jalan di daerah ini kan terbilang buruk, wah, makin nyaring saja bunyi klakson yang terdengar.
Minim lampu penerangan jalan
Masalah ketiga yang bisa kita jumpai di Bangunjiwo Bantul adalah lampu penerangan jalan yang minim. Ini masalah paling berisiko, sih. Nggak mungkin dong sebagai pengendara yang kadang pulang malam, kita harus mengandalkan lampu sorot kendaraan yang terangnya nggak seberapa itu? Mau sampai kapan warga Bangunjiwo harus berdamai dengan kondisi seperti ini?
Sudah gitu beberapa waktu lalu saya mendengar kabar klitih yang lokasi penangkapannya hanya berjarak 10 menit dari tempat tinggal saya. Ampun deh, nggak cuma infrastrukturnya yang wajib dibenahi, keamanan daerah ini juga perlu ditingkatkan. Sebagai warga, wajar dong kalau saya cemas dengan hal-hal ini.
Begitulah kegelisahan saya akhir-akhir ini soal Bangunjiwo Bantul. Menurut saya, kalau sudah banyak permukiman bahkan perumahan elite, toko, warung makan, kafe, dll., sudah sepantasnya infrastrukturnya diperhatikan. Jangan asal buat tapi nggak memperhatikan masalah yang timbul. Kalau infrastruktur seperti jalanan dan lampu penerangan ada, kan bukan cuma menunjang keamanan berkendara warga sekitar, tapi juga meningkatkan potensi kunjungan wisatawan.
Coba bayangin kalau Kabupaten Bantul ramainya lama-lama setara dengan Kota Jogja. Nggak cuma Bangunjiwo, misalnya Jalan Gatak yang katanya Mas Prabu Yudianto disebut one stop shopping itu diperbaiki infrastrukturnya, apa nggak bakalan mirip sama Jalan Magelang nantinya? Kalau semakin ramai, Bantul pun makin tersohor nggak cuma karena hal-hal anehnya saja.
Penulis: Cindy Gunawan
Editor: Intan Ekapratiwi
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.