Bandingin Uniqlo, H&M, dan The Executive: Pilih Beli Baju di Mana?

Bandingin Uniqlo, H&M, dan The Executive Pilih Beli Baju di Mana Terminal Mojok

Bandingin Uniqlo, H&M, dan The Executive: Pilih Beli Baju di Mana? (Unsplash.com)

Fast fashion nggak akan pernah bisa dipisahkan dari industri mode selama permintaan pasar masih tinggi. Walaupun tren thrifting masih populer di kalangan pencinta mode di tanah air, hal ini nggak menyurutkan perkembangan para pengusaha fast fashion melakukan ekspansi bisnis mereka.

Beberapa label fast fashion yang masih eksis dengan brick-and-mortar-store mereka di berbagai pusat perbelanjaan di kota-kota besar Indonesia adalah Uniqlo, H&M, dan The Executive. Ketiga merek tersebut tetap konsisten hadir di tengah masyarakat meski banyak merek lokal bermodalkan toko virtual bertebaran di berbagai platform marketplace dan media sosial. Tak jarang, ketiganya berada dalam satu gedung yang sama sehingga membuat beberapa orang merasa harus membandingkan Uniqlo, H&M, dan The Executive sebelum membeli baju.

Setelah sekian lama menjadi pembeli musiman dari Uniqlo, H&M, dan The Executive, saya jadi bisa membandingkan ketiganya berdasarkan pengamatan dan pengalaman saya selama berbelanja baju langsung di outlet mereka.

#1 Uniqlo

Brand kenamaan dari Jepang ini sebenarnya lebih sering dibandingkan dengan H&M daripada The Executive. Di samping karena keduanya berasal dari luar negeri, pakaian yang dijual juga mayoritas mengandalkan gaya kasual. Namun jika ditelisik lebih lanjut, Uniqlo memiliki beberapa ciri khas yang juga merupakan keunggulan dari brand tersebut.

Outlet

Outlet Uniqlo biasanya sangat luas dan terkesan hangat dengan banyak lampu kuning, lantai beraksen kayu, serta cermin raksasa yang mudah ditemukan di berbagai sudut. Ketiga perpaduan tersebut membuat outlet Uniqlo terasa sangat homey dan sukses menjadikan customer seperti saya betah berlama-lama berada di sana.

Kaca besar yang disediakan Uniqlo pun sungguh membantu customer untuk mematut diri dengan baju yang hendak dibeli, terutama bagi para customer yang malas antre untuk mencoba baju di fitting room. Selain itu, penataannya juga sangat rapi dan teratur. Mungkin inilah salah satu penyebab mengapa para pegawai toko Uniqlo dituntut energik agar dapat tanggap dan cepat menyusun kembali baju-baju yang terletak nggak pada tempatnya.

Outlet Uniqlo luas dan terkesan hangat (Sundry Photography/Shutterstock.com)

Produk

Produk yang dikeluarkan oleh Uniqlo, saya rasa memang diperuntukkan bagi mereka yang menyukai kepraktisan. Hampir semua model yang dikeluarkan memiliki potongan simpel dan nggak termakan zaman sehingga mudah dipadupadankan dengan outfit yang sudah dimiliki customer di lemari pakaian.

Rata-rata produk Uniqlo berbahan katun yang mana merupakan pilihan tepat untuk beraktivitas di iklim Indonesia. Pilihan produknya pun beragam, mulai dari baju bayi berusia bulanan hingga baju untuk dewasa tersedia di sini. Uniqlo juga tetap memajang koleksi pakaian dingin mereka meski Indonesia beriklim tropis. Ini tentu merupakan sebuah keunggulan sebab hampir nggak ada merek lain yang menjual pakaian hangat seperti Uniqlo.

Harga

Bicara soal harga, saya pikir Uniqlo sangat menjaga harga pasaran mereka. Untuk pakaian bayi dan aksesori memang berada pada kisaran puluhan hingga ratusan ribu rupiah mengingat bahan yang digunakan juga lebih sedikit. Untuk baju dewasa, harganya jarang berada di bawah angka seratus ribu kecuali kaos basic pria yang biasa dipakai sebagai pakaian dalam juga.

Saat sedang diskon pun, rata-rata harga baju perempuan yang dijual sekitar Rp129.000 hingga Rp199.000 yang mana menurut saya masih cukup mahal untuk sebuah event sale. Namun jika bicara soal kualitas, harga tersebut sangat dimaklumi lantaran kebanyakan baju Uniqlo yang diproduksi memang punya tingkat kenyamanan dan keawetan yang cukup tinggi.

#2 H&M

Bicara soal Uniqlo pasti nggak akan lepas dari kompetitornya, H&M. Brand asal Swedia yang merupakan singkatan dari Hennes and Mauritz ini sering disandingkan dengan Uniqlo karena dianggap mengusung style yang sama, yakni kasual. Saya sendiri termasuk pelanggan loyal H&M dan sering membeli tanpa mencobanya dahulu seperti ketika membeli baju di Uniqlo.

Outlet

Outlet H&M sendiri sebenarnya sangat luas, tetapi terkesan dingin yang disebabkan oleh lighting tokonya. Berbeda dengan Uniqlo yang banyak menggunakan lampu kuning, outlet H&M lebih sering menyorotkan warna lampu putih dipadukan dengan lantai berwarna senada sehingga menghasilkan nuansa cool.

Selain itu, penyusunan baju-bajunya sedikit kurang rapi apalagi di bagian yang sedang diskon. Beberapa baju tergantung asal-asalan dan terlalu rapat sehingga menyulitkan customer untuk menilik harga berikut size-nya. Penataan produk H&M juga banyak yang nggak diurutkan berdasarkan warna dan ukuran, sehingga orang dengan toleransi rendah terhadap ketidakteraturan mungkin akan merasa sedikit sewot jika berbelanja baju di sini. Sebagaimana Uniqlo, H&M juga meletakkan beberapa cermin meskipun nggak sebesar di Uniqlo.

Produk

Di luar outlet yang menurut saya kurang tertata, saya sangat menyukai produk-produk keluaran H&M. Memang benar bahwa style kasual cukup mencolok pada baju-baju produksi label ini. Akan tetapi, dibandingkan Uniqlo, model yang dipajang di gerai mereka lebih variatif dan edgy. Banyak model kekinian yang khas selera anak gaul.

Jika kita sedang mencari model cropped atau bralette, H&M merupakan pilihan yang tepat. Mengenakan baju produksi H&M sesungguhnya mengobati kerinduan saya terhadap brand F21 atau Forever 21 yang juga sering meluncurkan pakaian berpotongan girly. Untuk kualitas bahan, H&M masih banyak menggunakan bahan polyester yang bagi beberapa orang mungkin kurang nyaman dikenakan. Tetapi bagi tipe customer yang suka mengikuti model dan menolak tua seperti saya, desain kreasi merek ini cukup mengobati fakta bahwa bahan yang digunakan nggak 100% serat alami seperti katun dan linen.

Belanja baju di H&M (Unsplash.com)

Harga

Harga yang dibanderol untuk produk H&M sebenarnya sebelas duabelas dengan Uniqlo jika nggak sedang diskon. Akan tetapi, saat program sale berlangsung, harga baju di H&M bisa lebih terjangkau daripada harga baju sale di Uniqlo.

Untuk sepotong kaos basic wanita, harga diskonnya bisa sampai Rp69.000 di mana harga normalnya berkisar di atas seratus ribu. Yang perlu diperhatikan, walaupun sesama kaos basic, produk keluaran H&M ini lebih tipis jika dibandingkan produk Uniqlo. Meski begitu, keduanya tetap nyaman dipakai untuk sehari-hari.

#3 The Executive

Merek fashion terakhir yang akan dibandingkan adalah The Executive. Brand ini sudah lebih lama hadir dibanding dua merek sebelumya, khususnya di Semarang dan Yogyakarta. Sebab, The Executive memang merupakan produk asli asal Indonesia. Pemilihan nama merek, strategi pricing yang diterapkan sebelum dominasi H&M dan Uniqlo hadir, serta desain pakaian yang elegan banyak membuat orang salah mengira jika The Executive berasal dari luar negeri.

Outlet

Beberapa outlet The Executive memiliki pencahayaan hangat tetapi sedikit lebih temaram dibandingkan outlet Uniqlo. Ini mengingatkan saya pada lobi hotel yang memberikan nuansa tenang. Mulanya, saya pikir memang begitulah kebijakan perusahaan dalam penataan tokonya. Tetapi ternyata di beberapa lokasi lain, gerai The Executive memilih pencahayaan yang lebih terang dengan lampu putih. Tak ada masalah dengan keduanya karena warna lighting putih menurut saya juga akan memberikan kesan “clean”.

Untuk penataan produknya sendiri cenderung agak rapat. Hal ini disebabkan karena outlet mereka biasanya nggak terlalu besar dibanding Uniqlo dan H&M. Setidaknya itulah yang saya amati untuk toko mereka yang ada di Yogyakarta dan Semarang.

Salah satu outlet The Executive di pusat perbelanjaan (Pujislab/Shutterstock.com)

Produk

Produk The Executive lekat dengan image orang kantoran meskipun mereka sebenarnya juga menyediakan berbagai pilihan baju santai seperti kaos. Saya sendiri juga selalu mengasosiasikan nama brand tersebut dengan eksekutif muda sehingga jika berkunjung ke outlet The Executive, tujuan saya memang membeli baju formal.

Office outfit keluaran brand ini memang patut diperhitungkan karena pilihan bahannya termasuk premium dengan jahitan yang rapi dan kuat. Selain itu, rancangan pakaian kerja mereka juga versatile di mana banyak menggunakan warna polos dan potongan klasik sehingga bisa dipakai dalam waktu cukup lama. Bagi para fresh graduate yang sedang menapaki fase awal karier sebagai pekerja kantoran, blazer dan pantalon produksi The Executive layak dijadikan investasi.

Harga

Harga yang ditawarkan oleh brand ini bisa dikatakan variatif dengan range cukup lebar. Untuk koleksi office look yang dipajang, harganya relatif tinggi dengan kisaran 250 ribuan ke atas sesuai dengan kualitasnya. Tetapi untuk koleksi T-shirt, kita bisa membelinya dari harga Rp79.000 saja.

The Executive juga cukup sering mengadakan sale. Saran saya, jika bukan celana bahan ataupun jas, lebih baik membelinya saat sale karena potongan harganya cukup lumayan. Untuk celana dan blazer memang lebih baik membeli kualitas terbaik karena keduanya bersifat timeless dan pasti berguna di segala suasana. Khususnya untuk celana, saya nggak mau berspekulasi dengan kualitas karena kalau jahitan sobek akan sangat memalukan dan sulit ditutupi, nggak seperti atasan. Dan untuk kasus ini, The Executive bisa menjadi solusinya.

Itulah perbandingan antara Uniqlo, H&M, dan The Executive. Semoga perbandingan di atas bisa jadi referensi sebelum membeli baju. Jadi, sudah tahu mau belanja di mana?

Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Apa Iya Upah Penjahit di Dunia Fesyen Itu Ngenes?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version