Beberapa waktu lalu, saya sempat menuliskan daftar makanan khas Pati selain nasi gandul yang wajib kalian cicipi jika main ke Pati. Sebenarnya, masih ada satu makanan khas lagi yang saya belum ungkapkan dalam tulisan tersebut. Lho, kenapa harus disembunyikan? Soalnya makanan khas satu ini menimbulkan perdebatan warga antarkabupaten-kota. Makanan apa itu yang bikin geger geden? Nama makanan yang saya maksud adalah bandeng presto.
Tentu banyak orang sudah familier dengan olahan ikan satu ini. Saya yakin deh, banyak di antara kalian yang bakal bilang kalau bandeng presto itu asalnya dari Semarang. Sama seperti salah seorang teman saya saat kuliah. Teman saya ini orang Jawa Tengah, tapi blio nggak tahu-tahu banget soal Kabupaten Pati.
Suatu hari, iseng-iseng saya bertanya pada teman saya ini, “Kamu tahu bandeng presto nggak?” Teman saya menjawab, “Tahu lah. Dari Semarang, kan?”
Mungkin di luar sana juga banyak yang bertanya-tanya seperti teman saya dan mempercayai bahwa bandeng presto memang berasal dari Semarang. Kebingungan ini bakal menjadi-jadi saat Pati punya landmark tugu bandeng. Tahu nggak sih kalau bandeng itu salah satu produk unggulan Kabupaten Pati? Tepatnya jadi komoditas utama Kecamatan Juwana.
Dari sini sudah nggak asing sama namanya? Yak, betul. Bandeng presto yang dijual itu pasti kebanyakan judulnya “Bandeng Presto Khas Juwana”. Juwana itu sebenarnya salah satu nama kecamatan di Pati, lho, Lur.
Eh, tapi kok terkenalnya di Semarang? Di Wikipedia saja juga keluarnya bandeng presto dari Semarang, lho. Kalem dulu, Lur. Olahan ikan ini memang sangat terkenal di Semarang, bahkan ada satu jalan besar di sana yang namanya Jalan Pandanaran yang isinya bandeng presto dan lumpia. Jadi maklum saja kalau olahan ikan ini memang lebih dikenal di Semarang ketimbang kota asalnya. FYI, di Pati sendiri malah nggak ada toko bandeng presto yang berjejeran dan megah kayak di Semarang, lho.
Usut punya usut, kuliner olahan ikan ini sudah mulai ada sejak tahun 1976. Saat itu ada seorang pengusaha bernama Ibu Hanna Budimulya. Beliau kelahiran Juwana, kecamatan penghasil bandeng dari Pati itu. Singkat cerita, pada tahun 1976, Ibu Hanna dapat kado panci presto. Beliau lalu punya ide untuk melunakkan duri ikan bandeng dengan cara dipresto. Kebetulan juga, Ibu Hanna ini punya toko di Jalan Pandanaran Semarang itu.
Kira-kira begitu sejarahnya kenapa bisa lahir bandeng presto khas Juwana. Sebenarnya kalau dipikir-pikir, agak nyeleneh juga, sih. Orang yang nggak paham pasti bakal mengira Juwana itu ada di Semarang. Saya sendiri saja harus buka maps dulu untuk membuktikan kalau Kecamatan Juwana berada di Kabupaten Pati, bukan Semarang.
Di balik huru-hara dan perdebatan soal asal bandeng presto, kita semua harus bersepakat olahan ikan satu ini memang enak banget. Daging bandeng yang gurih dan nggak perlu pusing mikirin durinya bikin makanan khas satu ini paling dicari sebagai oleh-oleh. Bahkan sudah go international, lho. Apa nggak bangga produk collab Pati-Semarang ini bisa go international?
Jadi, ambil sisi positifnya saja, ya. Kalau mau debat-debat, sudahi sampai sini saja. Jangan lupa mencicipi bandengnya ya, Lur!
Penulis: Laksmi Pradipta Amaranggana
Editor: Intan Ekapratiwi