Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Hiburan Buku

Bahkan Karl Marx (yang Katanya Kiri) Akan Tertawa Terpingkal Melihat Karya-Karyanya Disita

Adib Khairil Musthafa oleh Adib Khairil Musthafa
5 Agustus 2019
A A
karl marx

karl marx

Share on FacebookShare on Twitter

“Kalau saudara-saudara mengaku atau menamakan dirimu anak Bung Karno, saya tidak mau punya anak yang tidak kiri!”

— Bung Karno

Dari pidato Sang Proklamator kita bisa ambil kesimpulan sederhana bahwa Bung Karno adalah orang kidal! Logika apa sih yang dipakai oleh orang-orang yang anti kiri, sehingga membuat mereka “ringan tangan” main sita buku-buku yang ‘katanya’ berpaham kiri.

Berawal dari penyitaan beberapa buku kiri oleh aparat beberapa waktu yang lalu, tampaknya fenomena sita-menyita buku merembet juga dilakukan oleh kelompok masyarakat yang menamai organisasi Brigade Muslim Indonesia. Saya tidak begitu paham, apakah harus mengatakan mereka-mereka ini, orang-orang muslim kanan atau muslim kiri?

Sejauh yang saya pahami, dalam islam wahyu pertama diturunkan kepada nabi adalah “bacalah” bukan “sitalah”. Lha ini bawa-bawa takbir dan kalimat Tuhan, tetapi isi otak mereka tak mencerminkan otak cerdas ciptaan Tuhan. Kalaupun ide tentang Marxisme-Leninisme dianggap sebagai ancaman, apa salahnya sih dibalas dengan pemikiran dan argumentasi? Mengadakan forum terbuka lalu dibedah dan didiskusikan, bukan malah main geledah, menghamba kepada ketakutan yang berlebihan hingga tak sadar mereka semakin memperpanjang barisan kebodohan.

Tan Malaka dalam Madilog berkata, Selama toko buku ada, selama itu pustaka bisa dibentuk kembali. Kalau perlu dan memang perlu, pakaian dan makanan dikurangi. Tak perlu dinafikan bahwa buku adalah jendela dunia, sedangkan menyita buku sama halnya dengan menutup paksa jendela itu. Pun sama artinya negara ini sepakat untuk menghambat akses ilmu pengetahuan alias negara ini mau terus menerus menjadi negara tertinggal (?).

Tokoh bangsa mana yang tak lepas dari peran buku? Ir. Soekarno yang terkenal sebagai diplomat ulung tak perlu keliling dunia untuk berkenalan dengan Marxisme-Leninisme, Komunisme, Libertanian hingga ajaran Islam, cukup dengan beberapa buah buku kiri macam Das Kapital atau Manifesto Komunis dari pikirannya sudah muncul istilah Marhaenisme hingga Nasakom. Atau seperti Bung Hatta yang bahkan rela untuk dipenjara asal bersama dengan buku. Atau Tan Malaka, yang rela mengurangi jatah makannya untuk sekedar membeli buku. Atau tidak mau karena referensi saya masih berbau kiri? Islam dalam Alquran sudah mengajarkan untuk iqra’ yakni bacalah. Sekali lagi “bacalah” bukan “sitalah”.

Saya cukup kesal juga dengan kelakuan para aktivis penyita buku ini. Pasalnya alasan yang mereka lontarkan sangat tidak masuk akal dan di luar nalar saya. Semisal kita lihat video yang mereka rekam dengan bangga itu, dalam video ada satu buku karya Frans Magnus Susseno yang bahkan mengkritik habis-habisan pikiran Marxisme-Leninisme, kok bisa-bisanya ikutan mereka sita.

Baca Juga:

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Tak Perlu Merasa Bersalah, Ambruknya Reputasi Sosiologi Itu Salah Pemerintah!

Gara-gara Bayem Sore, Guru Sosiologi Jadi Tak Kesulitan Lagi Menjelaskan Materi Sosiologi, Manyala Abangku!

Saya jadi bingung, jangan-jangan mereka tidak paham mana yang komunis dan mana yang bukan komunis. Lagian sampai sekarang pun bukannya tidak ada kejelasan ya—pengelompokan buku-buku yang dianggap  mengandung paham Marxisme dan tidak Marxisme itu indikatornya apa? Apa hanya sekedar lihat covernya saja? Kalau merah berarti kiri? Kalau ada lambang bintang 5 berarti kiri? Atau kalau ada tulisan Karl Marxnya? Lha, buku sosiologi di SMA juga pengertian sosiologi masih pakai definisinya Karl Marx, wahai bapak-bapak yang baik hati dan tidak sombong. hashhh~

Sita ya sita, tapi cerdas dikit kek. Saya yakin kalo seandainya Karl Marx liat ini dia akan tertawa terpingkal-pingkal melihat kelakuan organisasi yang menamakan dirinya sebagai Islam tapi garis kiwo mentok ini. Jangankan Karl Marx—saya saja yang nggak begitu paham sama isi buku serumit Das Kapital dan Manifesto Komunis yang katanya sesat dan tidak patut diterapkan di Indonesia itu saja tertawa terpingkal-pingkal kok liat video lucunya—maksudnya video takbir dan penggeledahan buku di Toko besar G sebelah.

Padahal nih ya, seberapa yakin penggeledahan buku itu bisa menghapus ajaran Marxisme dan Komunisme? Tentu tidak semudah itu, Ferguso~

Benar kata Plato bahwa sesuatu yang akan tetap kekal dan tak akan bisa dilenyapkan itu adalah ide. Begituah ajaran Marxisme-Leninisme semakin dinyatakan sebagai ajaran terlarang, orang-orang akan semakin penasaran sama isi bukunya, ia akan tetap kekal dalam catatan sejarah, orang-orang semakin bertanya-tanya, apakah sebegitu hebatnya pemikiran si Karl Marx dan Lenin hingga aparat dan organisasi Islam Garis Kiwo Mentok itu begitu ketakutan? Bahkan konon katanya pemerintah segarang orde baru takut juga sama pemikiran-pemikiran mereka.

Lagi-lagi, si Karl Marx bakalan mesem-mesem—karena semakin pemikirannya dianggap berbahaya, ternyata semakin banyak orang yang penasaran dengan karyanya, semakin laris manis, buku kiri akan tetap berlipat ganda. uwuwu~

Jikapun ajaran Marxisme dan Sosialisme akan dihilangkan, satu-satunya cara adalah menghilangkan segala bentuk kemiskinan, menyejahterakan petani desa, memberikan makan anak-anak nelayan, menyekolahkan anak-anak buruh, dan menyelesaikan masalah ketimpangan. Maka Marxisme-Sosialisme akan hilang sebab dari sanalah, dari berbagai ketimpangan-ketimpangan yang menganga, Marxisme dan Sosialisme dengan sendirinya menuding-nuding praktik kapitalisme. Dari kemiskinan, ketimpangan, dan kelas-kelas sosial itu sebenarnya Marxisme-Sosialisme bersemai.

Akhirnya saya akan berpikir positif, bahwa orang-orang ini menyita buku untuk mengamalkan ajaran Karl Marx melawan kapitalisme di Toko G. Sepulang mereka dari toko itu, saya berharap, buku-buku yang mereka sita akan dibagikan untuk kaum-kaum yang membutuhkan hingga akhirnya setiap orang punya akses yang sama terhadap literasi. Seperti halnya cita-cita Karl Marx—sama rasa sama rata, begitu juga dengan akses literasi yang harus sosialis sama rata sama rasa. Semoga yhaaa~

Terakhir diperbarui pada 9 Februari 2022 oleh

Tags: garis kirikarl marxleninmarxisme-leninismerazia bukusosialisme
Adib Khairil Musthafa

Adib Khairil Musthafa

Saya adalah seorang yang suka tidur, menganggur, ngopi, dan bermimpi.

ArtikelTerkait

Karl Marx, Sesepuh yang Paling Digandrungi Mahasiswa Sosiologi meski Kontroversi Selalu Mengiringi

Karl Marx, Sesepuh yang Paling Digandrungi Mahasiswa Sosiologi meski Kontroversi Selalu Mengiringi

23 Desember 2023
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Tak Perlu Merasa Bersalah, Ambruknya Reputasi Sosiologi Itu Salah Pemerintah!

Mahasiswa Jurusan Sosiologi Tak Perlu Merasa Bersalah, Ambruknya Reputasi Sosiologi Itu Salah Pemerintah!

7 September 2024
anti-kapitalisme buku kiri komunis oktober PKI Orba Lenin mojok

Kenapa Kita Butuh Membaca Buku Kiri?

2 November 2020
makassar

Tentang “Maaf Sekadar Mengingatkan” yang Lagi Tren di Makassar

9 Agustus 2019
helen dan sukanta pidi baiq bandung novel cinta bagus recommended karl marx mojok.co

Ketika Pidi Baiq Menulis Kisah Cinta Karl Marx

6 Mei 2020
Gara-gara Bayem Sore, Guru Sosiologi Jadi Tak Kesulitan Lagi Menjelaskan Materi Sosiologi, Kelas Abangku!

Gara-gara Bayem Sore, Guru Sosiologi Jadi Tak Kesulitan Lagi Menjelaskan Materi Sosiologi, Manyala Abangku!

4 Februari 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.