Jangan salah, walaupun kota, di Bandung ada hutan yang bisa diakses masyarakat umum secara gratis, lho. Namanya Babakan Siliwangi (Baksil) Bandung. Di dalamnya terdapat Jalur Hutan Kota, atau biasa dikenal dengan Forest Walk. Tempat ini cocok dipakai untuk rekreasi keluarga, tempat ngobrol pasangan, ngerjain tugas kelompok, ngerjain skripsi, atau cocok juga untuk tempat menyendiri sekadar menikmati indahnya sisa-sisa hutan di kota ini.
Dari penggalan cerita tersebut, terbayang keindahan tempat itu, kan. Namun, yang katanya taman hutan kota berkelas dunia, ada saja hal yang membuat pengunjung jadi nggak nyaman ketika berkunjung ke sana. Memang taman hutan kota ini adalah fasilitas gratis yang sebetulnya nggak perlu diprotes. Namanya kan gratis. Tapi sebagai bahan evaluasi pihak pengelola, nggak ada salahnya saya mengutarakan 4 hal yang menghancurkan kenyamanan Babakan Siliwangi Bandung.
Tukang parkir liar di Babakan Siliwangi Bandung
Sudah bukan rahasia lagi ketika berkunjung ke fasilitas gratis, pastilah nggak 100 persen gratis. Karena apa? Yap, betul, karena di situ pasti ada tukang parkir liar yang siap melahap uang kalian jika datang memakai kendaraan. Tak terkecuali di Babakan Siliwangi ini.
Saya nggak mengira akan dimintai bayaran ketika baru saja datang. Biaya parkir yang dipatok pun sebesar Rp5 ribu. Tentu saja tanpa adanya surat atau karcis parkir resmi dari pemerintah setempat.
Sebetulnya demi keamanan kendaraan, tak mengapa ada tukang parkir. Namun yang jadi masalah adalah ketika sudah membayar, eh, kang parkirnya pergi begitu saja. Dia nggak membantu ketika kendaraan saya akan keluar. Sungguh luar biadab biasa.
Baca halaman selanjutnya: Banyak sampah dibuang sembarangan…