Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Awalnya PPPK Adalah Angin Segar Honorer, Kini Jadi Angin Ribut Mahasiswa FKIP

Atri Diah Irfani oleh Atri Diah Irfani
14 Januari 2021
A A
Awalnya PPPK Adalah Angin Segar Honorer, Kini Jadi Angin Ribut Mahasiswa FKIP terminal mojok.co

Awalnya PPPK Adalah Angin Segar Honorer, Kini Jadi Angin Ribut Mahasiswa FKIP terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Mahasiswa FKIP yang digadang-gadang bakal mendapat pekerjaan yang mulia faktanya tidak hanya diakui mulia, tapi perlakuannya pun istimewa. Mulia dengan seadanya tak apa, kan kudu ikhlas menjalaninya. Mungkin yang dimaksud ikhlas berarti tidak berhak mendapat hak yang layak, harus terima apa pun kebijakan meski tak memihak. Apa dipikir urusan sandang, pangan, papan yang harus diemban. Apalagi utang yang semakin mengembang. Ah, mana peduli.

Seolah pekerjaan mulia ini sama dengan ibadah pada Tuhan, hanya mengharap rida dan surga-Nya. Ya, memang tak salah. Namun, sebagai makhluk yang hidup di bumi juga perlu memenuhi kebutuhan hidup. Hal ini harus diupayakan dengan tindakan nyata, salah satunya dengan bekerja. Munafik jika bekerja tanpa mengharapkan upah.

Sayangnya, ada mereka-mereka yang menggeluti pekerjaan mulia ini harus rela bertahun-tahun menjadi relawan a.k.a honorer. Tiap hari menempuh jarak yang tak dekat, membagi ilmu yang telah didapat, dengan harapan anak-anak bisa mendapat hak-haknya. Apakah mereka para honorer tak berhak mendapat imbalan yang layak?

Tentunya amat sangat berhak jika dipikir-pikir. Pemerintah sudah memberikan lowongan “berjuta- juta” CPNS setiap tahunnya. Siapa pun yang memenuhi kualifikasi, mereka berhak mendaftarkan diri. Sekian banyak jumlah lowongan yang tersedia, berkali- kali lipat pendaftarnya. Tentunya itu nggak akan mudah, perlu perjuangan. Nggak lolos, ya coba lagi, coba lagi, coba terus. Kan, batas usianya sampai 35 tahun.

Kalau tak lolos, ya jangan menyerah. Pemerintah masih membuka jalur PPPK, lho. Bagi mereka yang sudah mengabdi dan berusia di atas 35 tahun dipersilakan, justru diutamakan. Namun, tentu saja itu tak mudah, lagi- lagi harus berhadapan dengan pesaing. Iya, dong, biar kualitasnya terjamin.

Bagi mereka yang lolos akan mendapat fasilitas yang sama seperti pekerja mulia berstatus PNS. Akan tetapi, nggak semuanya sama, pekerja mulia yang berstatus PPPK sistemnya kontrak minimal 1 tahun dan bisa diperpanjang hingga 30 tahun sesuai dengan situasi dan kondisi. Di samping itu, mereka nggak bisa menjamin usia lanjut karena tidak ada jaminan pensiun.

PNS dan PPPK terutama pada pekerjaan mulia merupakan dua hal yang berbeda dengan sasaran yang berbeda pula. Di mana lowongan pekerja mulia PNS diperuntukkan bagi mereka lulusan FKIP yang belum berusia 35 tahun. Sedangkan PPPK diperuntukkan bagi mereka yang sudah mengabdi dan boleh berusia di atas 35 tahun. Awalnya begitu.

Tidak ada angin tidak ada hujan, tiba-tiba Mas Menteri menetapkan bahwa tahun ini tidak ada CPNS guru melainkan diganti dengan PPPK. Badalah tiwas wis semester tua meh lulus teka FKIP pengene dadi PeEnEs, malah ditiadakan.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Pesan buat PPPK, Stop Merengek untuk Dijadikan PNS, Permintaan Kalian Itu Absurd dan Nggak Masuk Akal

Katanya hal ini diputuskan dengan pertimbangan ingin mensejahterakan mereka para guru honorer yang telah mengabdi bertahun-tahun supaya dapat imbalan yang layak. Ya, kalau memang begitu saya setuju.

Di sisi lain katanya agar distribusi guru merata karena selama ini kebanyakan guru PNS setelah bekerja selama 4 tahun mengajukan mutasi ke daerah lain. Namun, bukan berarti programnya yang dihapuskan, Bambang: kenapa nggak peraturannya saja yang diubah? Bisa saja, kan, direvisi misalnya “tidak boleh mengajukan mutasi sebelum masa jabatan 10 tahun”. Oh, mungkin itu terlalu susah, jadi mending hapus saja, dah, ribet.

Katanya lagi, hal ini karena pemerintah yang kekurangan anggaran. Ya, nggak heran, lha wong dana bansos yang “cuma 10 ribu” digarong sama tikus berdasi. Apalagi APBN yang jumlahnya ribuan kali lipat daripada itu, mengalir ke mana saja? Tentunya saya tak tahu.

APBN yang tak cukup tapi kenapa pekerjaan mulia yang harus ditumbalkan? Apa karena ada label mulia? Jadi seolah-olah kami bisa dikorbankan seenaknya?

Ada banyak sekali PNS di bidang lain, tapi kenapa harus pekerjaan berlabel mulia yang harus mengalah? Oh, mungkin saja ini sudah dilakukan undian layaknya arisan, siapa yang keluar dialah yang dapat. Ndilalah yang keluar adalah guru. Mungkin begitu, ya?

Kalau sudah begini tentu mau tidak mau harus terima. Ngenes. Apalagi kalau tahu persyaratan PPPK yang harus dipenuhi, kata tirto.id yang mendaftar PPPK harus guru honorer di sekolah negeri dan swasta, terdaftar di data pokok pendidikan (dapodik), dan lulusan PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang saat ini tidak mengajar. Yang terakhir ini nggak tahu benar atau salah karena banyak sumber yang simpang siur. Kalaupun iya, apa kabar para fresh graduate FKIP?

Ijazah FKIP-mu belum berguna, lho. Eh, harus cari pinjaman dulu biar bisa bayar PPG yang tiap semester seharga motor Suzuki nex reborn. Kalau udah lulus baru daftar PPPK, ingat ya kalau lulus dapat jaminan pekerjaan “mulia”, tapi jangan lupa tanda tangan kontrak.

Kontraknya beragam, lho, paling sedikit satu tahun. Nanti kalau kinerjamu bagus kamu berhak untuk mendapatkan perpanjangan, kalau tidak ya sudah. Kamu masih bisa jualan angkringan, kan? Pokoknya urusan kontrak nggak jauh beda, deh, sama kontrak kerja karyawan di pabrik.

Nasib, nasib. Berada di bidang pekerjaan mulia ternyata ujiannya begitu banyak, ya. Sudah kebijakan yang nggak mengenakan harus diikuti, belum lagi nyinyiran orang yang kadang mulutnya nggak bekerjasama dengan otak. Heran. Coba, deh, otaknya saja yang bicara mungkin bakal lebih elegan.

Nggak seenteng ngetik, “Ya, udah terima saja, kan, guru pekerjaan yang mulia jadi harus ikhlas tanpa mengharapkan apa-apa,” begitu salah satu komentar orang yang saya temui di akun lambe-lambean.

Mungkin orang-orang berdasi itu juga berpikir demikian bahwa kata “mulia” yang melekat pada guru dianggap cukup buat mengganti waktu, tenaga, pikiran, dan uang yang sudah diperjuangkan. Mungkin kami dianggap bisa bertahan hidup hanya dengan embel-embel “mulia” pada pekerjaan yang kami geluti. Yang jangka waktunya seperti sewa kos-kosan di daerah kampus, bisanya tahunan.

BACA JUGA Ketika Kebijakan P3K Membuat Sarjana Pendidikan Patah Hati

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Januari 2021 oleh

Tags: FKIPPPPK
Atri Diah Irfani

Atri Diah Irfani

Halu adalah kegiatanku.

ArtikelTerkait

Tenaga Honorer Status Paling Sial dalam Instasi Pemerintah, Lebih Baik Tidak Mendaftar Sejak Awal Mojok.co

Tenaga Honorer Status Paling Sial dalam Instansi Pemerintah, Lebih Baik Tidak Mendaftar Sejak Awal

13 Desember 2023
Kata Siapa Gaji Guru Swasta itu Bercanda? Gaji Kami Gede kok (Syarat dan Ketentuan Berlaku)!

Andai Gaji Guru Naik, Berapa Persentase Kenaikan yang Ideal? Apakah Bisa Sebanyak Tukin Kementerian?

25 September 2024
Derita Kuliah Jurusan Pendidikan Olahraga yang Sering Dikira Main-main Aja, tapi Saya Tidak Pernah Menyesal Memilihnya Mojok.co

Kalau Ilmu Murni Bisa Jadi Guru, lalu untuk Apa Masih Ada Jurusan Pendidikan?

18 September 2025
Guru Bahasa Jawa Lulus Tes PPPK dan Ngajar Seni Budaya, Gimana Jadinya? terminal mojok.co

Guru Bahasa Jawa Lulus Tes PPPK dan Ngajar Seni Budaya, Gimana Jadinya?

3 November 2021
4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial (Unsplash)

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

3 November 2025
PPPK Paruh Waktu: Nama Baru, tapi Gaji Tetap Segitu

PPPK Paruh Waktu: Nama Baru, tapi Gaji Tetap Segitu

27 Januari 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

Boleh Membanggakan SCBD Jogja, tapi Jangan Lupakan Gamping dan Mlati Sleman yang Akan Menjadi The Next SCBD Jogja Barat

19 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.