Saat berbicara tentang profesi yang berseragam, kebanyakan orang pasti akan langsung terbayang polisi atau dokter. Dua profesi ini memang acapkali dianggap bergengsi, penuh tantangan, dan heroik. Tapi, tahukah kalian ada satu profesi berseragam lain yang tak kalah penting? Ya, profesi itu adalah arsiparis.
Mungkin kalian belum begitu familier dengan profesi ini, atau malah baru pertama kali mendengarnya. Memang sosok arsiparis tidak sementereng dokter atau aparat berseragam pada umumnya. Tapi profesi ini tak kalah mulia.
Arsiparis adalah orang-orang yang bekerja di balik layar, menjaga dan merawat dokumen-dokumen penting agar tetap terjaga sepanjang masa. Tanpa arsiparis, dokumen-dokumen sejarah, data-data penting, hingga surat-surat berharga mungkin akan hilang tak berbekas. Bisa dibayangkan, betapa kacaunya dunia ini tanpa keberadaan mereka. Lihat saja tumpukkan kertas di meja kerja kalian, sudahkah terbayang bagaimana rumitnya menatanya jika jumlahnya sudah beranak pinak. Mari kita ulas mengapa profesi ini patut dipertimbangkan!
Daftar Isi
Seragam yang bikin kamu rapi dan berwibawa
Pekerjaan dengan seragam mungkin terdengar kuno atau bahkan kaku. Tapi, percayalah, pekerjaan dengan seragam masih punya pesona tersendiri. Pesona di mata mertua misalnya. Kalau kamu termasuk orang yang senang dengan disiplin dan ketertiban yang ditawarkan seragam, tetapi apa daya kemampuan fisik dan intelektual tak mampu menembus profesi polisi atau dokter, arsiparis adalah alternatif yang mumpuni dan potensial.
Pertama-tama, mari bicara tentang seragamnya. Arsiparis di berbagai instansi, terutama yang bekerja di lembaga pemerintah atau institusi besar, sering kali mengenakan seragam resmi. Jangan bayangkan seragam ala tentara yang kaku, tapi lebih kepada setelan rapi yang bikin kamu kelihatan berwibawa dan terorganisir. Seragam ini bukan sekadar pakaian, tapi simbol dari ketertiban seorang pengelola arsip.
Peluang kerja terbuka lebar dengan prospek lulusan yang masih sedikit
Profesi arsiparis ini ternyata punya prospek yang terbuka lebar Pun, masuknya tidak akan semelelahkan menjadi polisi, tentara, atau dokter. Bayangkan saja tiap perusahaan, instansi pemerintah, dan organisasi non-profit membutuhkan pengelolaan arsip yang baik. Sudah jelas kebutuhan akan arsiparis menjadi sangat krusial. Apalagi jumlah data dan informasi yang harus dikelola setiap waktu akan semakin meningkat. Arsiparis menjadi sosok yang tidak bisa dianggap remeh.
Di balik peluang yang besar ini, ada kenyataan menarik lainnya. Jumlah lulusan arsiparis ternyata masih sangat sedikit. Kebanyakan orang lebih memilih jurusan yang sudah mainstream seperti Kedokteran, Teknik, atau Ekonomi. Padahal jurusan Kearsipan menawarkan peluang karier yang tak kalah seksi dan menjanjikan.
Arsiparis pekerjaan yang penting, mudah, tapi juga menantang
Kita sering mendengar ungkapan, “Semua pekerjaan itu penting.” Benar, tidak ada yang salah dengan itu. Tapi, ketika berbicara tentang pekerjaan yang sering kali dilupakan padahal perannya krusial, kita harus memberi sorotan lebih pada profesi arsiparis.
Mungkin kalian berpikir, “Ah, arsiparis cuma ngurusin kertas-kertas lama.” Eitsss… tunggu dulu, slur. Arsiparis itu lebih dari sekadar tukang simpan dokumen! Bayangkan, tanpa arsiparis, kita mungkin tidak akan tahu sejarah bangsa ini. Mereka adalah penjaga catatan sejarah, pengawal informasi penting, dan juru kunci dari berbagai dokumen yang membentuk identitas kita sebagai suatu bangsa. Dari surat-surat penting yang ditulis oleh tokoh bangsa hingga data administratif yang harus tetap terjaga, semuanya ada di tangan para arsiparis. Suatu hari selembar dokumen bisa jadi sangat penting bagi penelitian, kebijakan, atau bahkan peradilan.
Bayangkan, kamu bisa menemukan surat-surat berharga yang menyimpan cerita masa lalu, bukti kriminal atau menyelamatkan informasi penting yang hilang. Sensasi menemukan sesuatu yang berharga ini bisa memberi kepuasan tersendiri, lho.
Pekerjaan arsiparis sebenarnya bisa dibilang gampang-gampang susah. Mudah, karena pada dasarnya tugas mereka adalah mengatur dan menyimpan dokumen. Namun, tantangannya justru terletak pada detail-detail kecil yang sering terlewatkan oleh orang awam. Misalnya, mereka harus memastikan dokumen tersimpan dengan rapi dan mudah diakses saat dibutuhkan.
Tak perlu risau tergusur teknologi, arsiparis tetap akan relevan
Dari kasir di supermarket yang digantikan oleh mesin self-checkout hingga tukang parkir yang tersingkir oleh sistem parkir otomatis, tak sedikit yang merasa was-was dengan keberadaan teknologi canggih. Namun, di tengah kecemasan itu, ada satu profesi yang tetap tegak berdiri dengan anggun dan penuh percaya diri: arsiparis.
Saat mendengar kata “arsiparis,” mungkin sebagian besar dari kita membayangkan sosok berkacamata tebal yang duduk di antara tumpukan dokumen usang. Padahal profesi arsiparis jauh lebih dinamis dan adaptif terhadap perubahan zaman. Teknologi memang memudahkan banyak hal, tapi arsiparis punya peran yang tidak bisa digantikan begitu saja oleh mesin atau algoritma canggih.
Lalu, bagaimana dengan digitalisasi? Bukankah semua dokumen bisa disimpan dalam bentuk digital dan diakses dengan mudah? Memang benar, digitalisasi telah membawa banyak kemudahan. Namun, proses digitalisasi itu sendiri memerlukan arsiparis yang terampil. Mulai dari memastikan kualitas scan yang baik, mengatur metadata yang tepat, hingga menjaga keamanan data digital dari ancaman siber. Ini semua adalah tugas yang kompleks dan krusial.
Lihat saja belakangan ini di mana dunia perdokumentatoran tengah geger gedhen akibat rontoknya sistem Pusat Data Nasional. Hacker yang tidak jelas asal-usulnya itu berhasil memporak-porandakan sistem data boomer kita.
Alih-alih berbenah, tindakan hacker tersebut justru menyadarkan kita semua betapa cerobohnya pemerintah memperlakukan data pribadi warga negaranya. Ora umum tenan, bos! Bisa-bisanya tidak ada backup. Meminjam kata bang Haji Roma Irama, sungguh terlalu! Ini saja sudah semakin menegaskan kalau arsiparis melek teknologi juga penting.
Layak diperhitungkan
Jadi, sudah jelas bahwa profesi arsiparis sangat layak diperhitungkan sebagai salah satu profesi berseragam impian. Selain memiliki perannya krusial. Kalian bisa menjadi pahlawan tanpa tanda jasa, yang bekerja di balik layar namun memiliki pengaruh besar bagi kelangsungan informasi dan pengetahuan.
Setidaknya, jika fisik dan intelektual tidak cocok menjadi polisi atau dokter, profesi arsiparis bisa menjadi pilihan yang tak kalah menarik. Dan yang tak kalah penting, kalian juga akan tetap bisa memakai seragam keren, layaknya polisi atau dokter.
Penulis: Fatony Royhan Darmawan
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jurusan Perpustakaan Gampanglah, Cuman Nata Buku Aja, kan?
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.