Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Arsenal Tak Lagi Pakai Taktik Insyaallah, Mendikte City dari Kedalaman

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
19 Juli 2020
A A
mikel arteta strategi 2020/2021 football manager Arsenal Tak Lagi Pakai Taktik Insyaallah, Mendikte City dari Kedalaman Piala FA Liga Inggris MOJOK.CO

mikel arteta strategi 2020/2021 football manager Arsenal Tak Lagi Pakai Taktik Insyaallah, Mendikte City dari Kedalaman Piala FA Liga Inggris MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Setelah Arsenal mengalahkan Liverpool, dengan cara komikal paling lucu, Gusti Aditya menulis:

“Lha gimana nggak medioker, strategi yang dimiliki Arsenal adalah 4-3-3, insyaallah, dan wallahu a’lam. Sudah, begitu saja. Mau dibilang parkir bus, kok, ya nggak pas. Mungkin cocoknya dibilang Arsenal itu parkir Carry 1000 pick up bekas, karatan lagi. Udah diparkir sedemikian rupa, masih kena 24 serangan ke gawang.”

Gusti Aditya adalah fans Liverpool, yang mau nggak mau, menerima dua hal pahit. Pertama, kalah dari Arsenal. Kedua, kalah dengan cara paling konyol. Menurutnya, Arsenal tidak bermain dengan strategi yang jelas. Hanya insyaallah dan pasrah kepada kehendak Tuhan. Eh, kok ya doa orang teraniaya memang manjur.

Insyaallah, bertahan saja numpuk pemain. Biarin bolong-bolong kayak cawet bekas, sing penting yakin. Insyaallah menekan ke depan, eh dapat 2 blunder pemain Liverpool. Oleh sebab itu, berkaca dari kemenangan komikal Arsenal, menghadapi Manchester City bakal sangat berat.

Dan memang benar adanya. Semifinal Piala FA, Arsenal melewati pertandingan “secara mirip” ketika menang dari Liverpool. Penguasaan bola jomplang, tendangan ke gawang timpang, The Gunners dipaksa bertahan begitu dalam. Namun, sebetulnya bukan hal aneh ketika melawan City sebuah tim bertahan begitu dalam. Beda dengan Tottenham Full of Shite yang parkir bus, bahkan ketika hanya melawan Bournemouth.

Namun, ada dua perbedaan yang tegas antara kemenangan atas Liverpool dan Manchester City.

Pertama, Arsenal menunjukkan kejelasan

Kejelasan, maksudnya, apa yang harus dilakukan para pemain ketika menguasai bola. Terutama di babak pertama ketika skor masih sama kuat 0-0.

Ketika melawan Liverpool, barisan bek Arsenal sangat kesulitan mensirkulasikan bola, apalagi mengirim bola ke daerah lawan. The Reds menekan dengan sangat baik. Jebakan pressing mereka untuk Kieran Tierney dan Cedric betul-betul mengurangi opsi The Gunners keluar dari pressing. Alhasil, mereka lebih mudah kehilangan bola di wilayah sendiri.

Baca Juga:

Persamaan Kontroversi Feodalisme Pondok Pesantren dan Liverpool yang Dibantu Wasit ketika Menjadi Juara Liga Inggris

Manchester United Adalah Lelucon Dimulai dari Internal, tapi Selalu Bodoh lalu Menyalahkan Pelatih dan Pemainnya

Ketika melawan City, Arsenal lebih siap dengan pressing gelombang pertama lawan. Panik masih terasa. Apalagi, di babak pertama saja, Dani Ceballos, Shkodran Mustafi, dan Bellerin membuat kesalahan umpan. Namun, setelah itu, terutama setelah gol Aubameyang, kesalahan-kesalahan dasar seperti salah umpan menjadi lebih sedikit.

Gol pertama Aubameyang sendiri adalah wujud kejelasan “mau ngapain sama bola”. Emi Martinez dan David Luiz menjadi dua sumbu dari kedalaman untuk mengalirkan bola. Keduanya cukup tenang untuk melewati pressing gelombang pertama City dengan umpan mendatar.

Selain dua pemain ini, Tierney dan Xhaka di sisi kiri menjadi akses yang baik untuk mengalirkan bola. Keduanya menunjukkan urgensi di gol pertama Arsenal. Berani melepas umpan vertikal. Ada dua cara melakukan by pass (melewati lini lawan) yaitu dengan giringan dan umpan vertikal. Arsenal memanfaatkan kelebihan mereka, yaitu umpan datar.

Urgensi ini yang tidak nampak ketika mengalahkan Liverpool. Arteta sendiri menyadari bahwa pressing Liverpool sangat berbahaya. Oleh sebab itu, untuk melakukan by pass, Arsenal banyak melakukan umpan lambung, di mana cara tersebut bukan kelebihan Arsenal. Bek dan gelandang Liverpool sangat jago mengantisipasi bola atas dan second ball-nya.

Keberanian untuk keluar dari pressing lawan dengan memanfaatkan kelebihan sendiri membantu Arsenal membuat peluang dari sempitnya waktu memegang bola. Sebuah peningkatan yang patut diapresiasi.

Kedua, Arsenal mendikte City dari kedalaman

Saya rasa, City kalah bukan karena kualitas. Mereka kalah karena detail kecil yang menjadi kelebihan, bisa diredam oleh Arteta, mantan orang dalam. Detail kecil yang dimaksud adalah keterpaksaan City untuk melepas umpan lambung, alih-alih cut back ke tengah atau tiang jauh. City-nya Pep sangat berbahaya jika diizinkan punya 2 opsi ini.

Silakan memutar lagi rekaman pertandingan. Kamu akan menemui bahwa Arsenal selalu berada dalam bahaya ketika De Bruyne atau Raheem Sterling punya ruang untuk melepas umpan datar. Penempatan posisi pemain dan koordinasi untuk pass and move mereka kelas satu. Namun, cara bertahan Arteta tidak kalah emas.

Dua bek sayap City plus De Bruyne di sisi kanan, tidak diizinkan untuk melakukan penetrasi ke by line (garis ujung vertikal lapangan). Dengan begitu, mereka akan banyak menguasai halfspace (sebuah ruang di antara garis tepi dan tengah lapangan) kanan dan kiri. Dan, mau tidak mau, mereka harus melepas umpang silang melambung.

Itu adalah proses pertama. Sementara itu, proses kedua adalah, hampir selalu, David Luiz dan Mustafi sudah berdiri dalam satu baris atau berdekatan untuk menghalau bola. Di depan mereka, Xhaka dan Ceballos waspada dengan second ball di zona 5 (sebuah ruang di depan kotak penalti persis).

Salah satu momen penting di laga ini adalah ketika De Bruyne mendapatkan bola di zona 5 karena blunder Bellerin. Xhaka, sudah berada di posisi paling ideal untuk melakukan blok tembakan keras De Bruyne. Kewaspadaan ini mengunci 2 opsi City, tembakan jarak jauh dan umpan silang mendatar dari by line.

Selebihnya adalah kejelasan memanfaatkan bola di waktu yang sempit. Gol kedua Arsenal menunjukkan kejelasan itu, ketika Nicolas Pepe berlari menyeberangi lapangan secara diagonal untuk minta bola jauh dari kedalaman.

Pepe yang berlari menyeberangi lapangan ditemani Aubameyang dan Tierney. Ketika Pepe menguasai bola, Aubameyang tidak langsung meminta bola. Dia menunggu. Menunggu bola sedikit ditarik ke belakang, ke arah Tierney. Dengan begitu, bek City akan berhenti berlari.

Di detik pemain belakang City berhenti berlari, Aubameyang melakukan sprint dan Tierney meresponsnya dengan umpan lambung. Seperti third-man yang mendapatkan ruang, Aubameyang berlari menyongsong umpan menuju gawang. Gol kedua terjadi, melewati sela-sela kaki Ederson, kiper City.

Semuanya kembali ke kejelasan cara bermain dan koordinasi. “Ada kemistri yang kuat di antara pemain dan mereka benar-benar percaya dengan usaha yang sedang kita lakukan,” kata Arteta selepas pertandingan.

Arsenal, tidak lagi mengandalkan insyaallah dan berserah kepada Tuhan. Mereka juga melandaskan kemenangan kepada koordinasi, kerja keras, dan perasaan saling percaya kepada rekan. Iman dan kerja keras. Bukankah semua agama mengajarkan hal yang sama untuk meraih kesempurnaan hidup?

Sumber gambar: Wikimedia Commons.

BACA JUGA Milan Kalahkan Juventus, tapi Dapat Penalti, Milanisti Kecewa dan tulisan Yamadipati Seno lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Juli 2020 oleh

Tags: arsenalartetaguardiolaliga inggrismanchester citypiala fa
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

ArtikelTerkait

Leandro Trossard, Kepingan Final yang Dicari Arsenal

Leandro Trossard, Kepingan Final yang Dicari Arsenal

20 Januari 2023
ole pemain underrated fans bola fans Manchester United MU jesse lingard manchester united liverpool Real Madrid #GlazersOut Gini doang nih grup neraka? MOJOK.CO

Liverpool Itu Norak? Mungkin Fans Manchester United Ada Benarnya

3 Juli 2020
Fly Valverde, Fly!

Fly Valverde, Fly!

22 September 2022
sadio mane

In Klopp We Trust: Tidak Ada yang Perlu Dikhawatirkan Dari Kekesalan Sadio Mane Kepada Mo Salah

4 September 2019
Liverpool

Liverpool yang Arogan, Lupa Diri dan Berpotensi Jadi Leicester City Jilid 2

27 Juli 2020
Tanpa Helmy Yahya, Premier League Tetap Aman-Aman Saja Kok! Iya Kok!

Tanpa Helmy Yahya, Premier League Tetap Aman-Aman Saja Kok! Iya Kok!

21 Januari 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall Mojok.co

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

5 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.