Mengamati lini masa Twitter, fans Arsenal terlihat sudah horni banget ketika membicarakan Gabriel Magalhaes. Memang, tim ini butuh bek tengah baru, yang lebih muda dan bisa diandalkan. Namun, terkadang, fans The Gunners menjadi terlalu terobsesi dengan berita transfer.
Saking terobsesinya, fans Arsenal bersalin muka menjadi detektif dadakan. Terutama fans dari luar Indonesia yang begitu militan “mengawal” rumor transfer Gabriel. Eduardo Hagn, misalnya. Fans Arsenal dari Chile yang tinggal di Amerika Serikat ini bahkan menyempatkan waktu untuk menganalisis posisi duduk Gabriel di dalam mobil ketika membuat Instastory.
Menurut analisis Eduardo Hagn, Gabriel sedang duduk di dalam Mercedes V Class. Sebuah mobil yang memang biasa digunakan oleh manajemen Arsenal untuk menjemput pemain dari bandara menuju markas. Ketika Kieran Tierney dan Pepe resmi bergabung, Arsenal menggunakan mobil ini untuk menjemput keduanya.
Since Gabriel is clearly not driving, it doesn’t matter which side he’s sitting on. But, we should focus on another huge hint. The sunroof of the car is identical to the one of a Mercedes V class. He’s on the 2nd row. The vehicle Arsenal use to transport their new signings! pic.twitter.com/ohp4wPvtGk
— Eduardo Hagn (@EduardoHagn) August 21, 2020
Bukan hanya posisi duduk, fans Arsenal juga menganalisis bentuk awan dan kecerahan langit di Instastory Gabriel. Menurut analisis beberapa akun, bentuk awan dan kecerahan langit seperti itu tidak mungkin terlihat di Prancis, tetapi di Inggris. Luar biasa sekali fans Meriam London ini. Sampai bentuk awan pun diamati.
Namun, analisis seperti itu rasanya masih standar saja. Alasannya, ada satu akun Twitter yang sampai menyempatkan waktunya untuk melacak penerbangan pribadi Gabriel. Orang semacam ini sungguh berbahaya kalau dijadikan pacar. Bisa sangat posesif dan punya banyak cara untuk melacak kekasihnya. Serem sekali.
Yah, saya berusaha memakluminya. Tingkat kegilaan fans memang terkadang tidak bisa diukur. Yang berbahaya menurut kita, belum tentu kelewatan untuk fans garis keras. Dan, pada titik tertentu, kita tidak bisa menyalahkan tingkat seperti itu.
Yang bisa saya “salahkan” adalah ketika kecintaan itu tidak diiringi dengan keikhlasan kelak. Kita tahu, Gabriel masih berusia 22 tahun. Usia-usia rentan, peralihan dari usia muda ke usia matang untuk atlet sepak bola. Bukan tidak mungkin, bahkan bisa saya tegaskan, Gabriel akan berbuat banyak kesalahan di atas lapangan.
Ketika kesalahan itu terjadi, dan terjadi berturut-turut, apakah fans Arsenal bisa ikhlas dan sabar? Mengingat fans Meriam London ini bisa sangat beracun kepada pemain sendiri. Seperti yang dialami oleh Granit Xhaka dan David Luiz. Hujatan kepada pemain masih bisa ditoleransi, tetapi tidak dengan ancaman dan doa-doa jahat.
Ketika Xhaka berbuat kesalahan, sangat banyak fans Arsenal yang mendoakan anaknya yang lahir di Oktober 2019 itu menderita cacat. Ancaman pembunuhan bahkan menjadi barang biasa dan itu sangat tidak pantas. Tidak pantas dialamatkan ke siapa saja, bukan kepada pesepak bola saja.
Gabriel, jika memang resmi bergabung ke Arsenal, akan dipasangkan dengan William Saliba (19 tahun). Dua bek muda, pesepak bola yang perlu waktu adaptasi dengan sepak bola Inggris, akan langsung berada di bawah lampu sorot dan jari telunjuk para fans. Keduanya butuh waktu untuk “menjadi seperti yang diharapkan”. Tentu saja jika Gabriel memang resmi menjadi pemain The Gunners.
Dua bek muda ini akan ditemani oleh bek-bek senior seperti David Luiz dan Shkodran Mustafi. Kebetulan, dua bek senior ini juga langganan bikin blunder. Jadi, ketika lini belakang Arsenal menjadi parade blunder, apakah para fans sudah siap mental dengan kelucuan itu?
Untuk musim depan, saya sudah merasa kalau ekspektasi kepada tim akan jauh lebih besar dibandingkan tahun kedua Unai Emery. Mikel Arteta akan memimpin tim secara penuh sejak awal musim, pemain baru sudah bergabung, dan satu bek potensial sedang diusahakan untuk menjadi resmi.
Ekspektasi tidak perlu selalu mengiringi kepada “kekasih baru”. Saya merasa, musim depan, Arsenal akan berusaha masuk ke zaman yang betul-betul baru. Bersalin muka menjadi lebih seimbang dan menawan, layaknya kekasih baru yang biasanya tampak lebih cantik di awal-awal pacaran. Maklum, boroknya belum terekspose.
Apakah, fans Arsenal, yang terlihat sangat militan, bisa menunjukkan militansi yang sama ketika tim ini mengecewakan? Apakah fans selalu bisa bersabar? Saya yakin, semakin hari, sumbu kesabaran fans memang jauh lebih pendek. Berbeda dengan fans-fans lawas yang ikhlas mewakafkan kesabarannya untuk setiap penderitaan yang disebabkan oleh Arsenal.
BACA JUGA Arsenal Masih Membutuhkan Coutinho Meski Willian Resmi Bergabung dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.