Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Argumen Kuli dalam Obrolan Kesetaraan Gender Itu Basi

Rizky Prasetya oleh Rizky Prasetya
19 November 2021
A A
Kesetaraan gender
Share on FacebookShare on Twitter

Hae para laki-laki berargumen jelek di luar sana, kenapa kalau ada diskusi tentang kesetaraan gender, kalian selalu bawa-bawa argumen kuli? Kalian tu kenapa sih, Gaesss?

Serius, saya pikir argumen ini sudah amat usang, pun tak lagi relevan. Kalau guyonan ini muncul tahun 2004 katakanlah, rada oke lah. Tapi, ini 2021, Gaes. Sekarang tuh zaman yang mencerahkan dan penuh algoritma, kalau kata Budiman Sudjatmiko. Masak ya kalian nggak punya jenis argumen lain?

Begini ya, Gaes. Saya tahu banget argumen kuli dibawa ke tiap diskusi kesetaraan gender itu niatnya mau menunjukkan bahwa yang namanya wanita dan pria itu nggak bisa setara. Dari tenaga aja udah beda. Contoh paling gampang, ya kuli. Pekerjaan yang sarat dengan tenaga dan otot, yang nggak wanita banget, menurut kalian.

Padahal anggapan itu bisa dipatahkan dengan mudah. Pemisahan peran itu ada karena patriarki. Wanita ditaruh di ruang paling belakang, ruang privatnya diganggu, suaranya dibungkam. Laki-laki, dianggap sebagai jenis yang lebih unggul, perkasa, punya kualitas yang hingga Jimmy Hoffa ketemu, nggak akan bisa disaingi wanita. Dari sini saja sudah jelas, ada yang salah dengan tatanan yang ada.

Maka, wanita memperjuangkan kesetaraan. Dalam peran, dalam akses, dalam bersuara. Hal ini bahkan tak akan mengganggu laki-laki sama sekali, sebenarnya. Justru, kesetaraan ini memberi ruang yang lebih lega untuk pria. Pria pun sebenarnya tak luput dari bengisnya patriarki. Selalu dituntut sempurna, tahan banting, tak boleh mengeluh, kuat meski berdarah-darah. Patriarki, bisa dibilang, menghapuskan kemanusiaan dari manusia.

Saya sebenarnya agak mengerti kenapa masih banyak laki-laki yang bener-bener susah mengerti tentang kesetaraan gender. Pemahaman dan didikan yang mereka dapat ya hal-hal kayak gitu: wanita di belakang, laki-laki taruh depan. Tapi, meski saya mengerti, ya nggak sudi juga membenarkan.

Sebab, yang namanya akses atas pengetahuan di masa kini itu terbuka lebar banget. Ini tuh masa di mana kalau ada orang ngasih video anak dikutuk jadi ikan pari, orang-orang bakal ketawa. Bukan dipercaya kayak 17 tahun lalu. Cukup beberapa sentuhan di gawai, kita tahu semua hal.

Kayak saya kemarin. Kentut saya bau banget. Terus saya googling. Jadi tahu kenapa kita kentut dan gimana mekanisme kentut terbentuk. Lain kali sa mau googling kenapa berak jongkok itu enak.

Baca Juga:

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kalau Mau Menua dengan Tenang Jangan Nekat ke Malang, Menetaplah di Pasuruan!

Yang perlu dilakukan di masa kini tuh simpel sebenarnya: berhenti jadi bebal. Atau membuka diri atas informasi baru, meski itu benar-benar berlawanan dengan yang kita anut selama ini. Ini klise, tapi nyatanya memang hal ini penting banget.

Begini. kita berkali-kali mendapat pengetahuan baru yang tak jarang mematahkan pengetahuan lama yang kita anut. Hal tersebutlah yang bikin dunia ini berada di titik sekarang, kemajuan yang memudahkan. Saya yakin, penemu internet dulu pasti dianggap gila oleh orang-orang di sekitarnya ketika menyampaikan idenya.

Kok saya tahu? Ya nggak tahu sih, nebak-nebak doang. Tapi, yang namanya julid, itu lintas ras dan generasi, Lur.

Makanya, bagi saya, bawa-bawa argumen kuli itu dah nggak relevan. Sebab yang diperjuangkan bukan itu. Bahkan nyerempet tenaga aja kagak. Lagian kalian ini juga aneh, sesempit itukah pergaulan dan dunia kalian sampe belum pernah liat perempuan jadi kuli? Kui ki hal biasa yo, gumunan koe ki.

Saya ulangi lagi ya. Kesetaraan gender itu yang dimaksud adalah diberinya kesempatan yang sama dalam banyak hal: pendidikan, peran, kesempatan bersuara, keadilan, pekerjaan, dan sebagainya. Harusnya sekarang udah mulai paham kenapa argumen kuli, angkat galon, pasang genteng, itu nggak nyambung. Udah nggak nyambung, jelek lagi.

Tapi, saya jadi penasaran banget. Memangnya kalian, para lelaki yang selalu bawa-bawa argumen kuli, angkat galon, pasang genteng, itu kalau suruh ngelakuin hal tersebut, kalian kuat?

Saya yakin sih, nggak kuat. Mereka harusnya malu berargumen seperti itu di depan para pejuang kesetaraan gender yang tetap berdiri tegak diserang pihak-pihak berotak seukuran kacang pilus.

Saran saya sih, ketimbang kalian berusaha relevan tapi argumennya itu-itu aja, mending diem dan mengamati aja. Siapa tahu belajar hal baru. Sebab, mengomentari hal yang sama sekali nggak kalian kuasai itu bikin kalian keliatan bodoh.

Beda cerita kalau passion kalian adalah keliatan bodoh di muka umum, haaaa kuwi aku ra melu-melu.

Sumber Gambar: Pixabay

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 19 November 2021 oleh

Tags: basiFeminismeKesetaraan Genderpilihan redaksi
Rizky Prasetya

Rizky Prasetya

Redaktur Mojok. Founder Kelas Menulis Bahagia. Penulis di Como Indonesia.

ArtikelTerkait

Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis Mojok.co

Jalan Sarjono Ambarawa, Jalan Terindah Se-Jawa Tengah yang Bisa Jadi Tempat Healing Gratis

3 Februari 2024
Bolu Susu Lembang, Pelopor Bolu Susu di Indonesia yang Nggak Sembarangan

Bolu Susu Lembang, Pelopor Bolu Susu di Indonesia yang Nggak Sembarangan  

29 Mei 2024
Misteri Sri Sultan HB VII dan Kutukannya pada Raja Jogja yang Makin Hari Makin Nyata

Misteri Sri Sultan HB VII dan Kutukannya pada Raja Jogja yang Makin Hari Makin Nyata

30 Januari 2024
Cocoklogi Teori Masa Lalu Hong Du Shik dalam Hometown Cha Cha Cha terminal mojok.co

Cocoklogi Teori Masa Lalu Hong Du Shik dalam Hometown Cha Cha Cha

14 Oktober 2021
Ngopi Itu Enaknya Pagi, tapi Coffee Shop Malah Buka Jam 9! terminal mojok.co

Ngopi Itu Enaknya Pagi, tapi Coffee Shop Malah Buka Jam 9!

14 September 2021
Lawson Nggak Layak Disebut Convenience Store, melainkan Hasil Kawin Silang Kafe dan Warkop

Lawson Nggak Layak Disebut Convenience Store, melainkan Hasil Kawin Silang Kafe dan Warkop

11 April 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Bali, Surga Liburan yang Nggak Ideal bagi Sebagian Orang

Pengalaman Motoran Banyuwangi-Bali: Melatih Kesabaran dan Mental Melintasi Jalur yang Tiada Ujung  

19 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban
  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.