Memangnya salah ya kalau gaji PNS naik? Terus bayar kebutuhan yang makin naik pakai apa? Tenaga dalam?
Setelah hampir lima tahun berprofesi sebagai PNS, semua anggapan bahwa PNS adalah pekerjaan impian ternyata omong kosong. Sebut apa saja hal menyenangkan tentang profesi ini, akan saya bantah dengan fakta-fakta yang terlihat mata.
Saya tidak bisa memungkiri, dari luar, PNS memang terlihat enak. Terlebih jika dalam seumur hidup, kalian lebih sering melihat PNS nongkrong di warung soto ketimbang di kantornya. Tapi ya nggak semuanya kayak gitu. Klise sih, tapi untuk saya sendiri, saya nggak kayak gitu.
Gara-gara kerjaan yang terlihat enak ini, profesi ini punya kesulitan yang nggak disangka-sangka banyak orang: susah naik gaji.
Daftar Isi
Kenaikan gaji PNS yang selalu ditanggapi dengan cibiran
Tiap kali ada wacana kenaikan gaji PNS, netizen dengan cepat akan menggerakkan jempolnya secepat The Flash. Padahal selayaknya pekerja lainnya, sebenarnya mereka pun berhak juga naik gaji.
Misal wacana kenaikan gaji yang belakangan santer mencuat. Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, wacana kenaikan gaji masih digodog oleh Pak Presiden. Masih digodog aja, udah dinyinyirin. Belum tentu terealisasi ya, catat itu!
Nyinyiran netizen soal gaji PNS tuh pedes banget kayak cabe carbonara. Contohnya seperti ini duit buat naikin gaji mending digunakan untuk bayar utang negara. Atau, PNS udah makmur, nggak perlu dinaikan lagi gajinya. Terakhir, kenaikan gaji PNS itu pemborosan uang negara. Dan masih banyak lagi.
Terus terang, sebagai “buruh” negara, hati saya teriris-iris baca komentar miring tersebut. Saya mengakui bahwa masih banyak rekan sejawat yang kinerjanya kurang maksimal. Mungkin saya pun demikian. Tapi, nggak sedikit dari kami (termasuk saya) yang berusaha untuk memberikan layanan terbaik.
UMR Jogja aja naik lho
Untuk netizen yang terhormat, asal kalian tahu PNS naik gaji terakhir kali itu tahun 2019. Ya, sudah lebih dari empat tahun nggak naik gaji. Jika benar akan terjadi kenaikan gaji pada 2024, berarti genap lima tahun PNS baru naik gaji lagi.
Biar lebih fair kita bandingkan persentase kenaikan gaji PNS dengan UMP D.I Yogyakarta yang katanya salah satu UMP paling rendah di Indonesia dalam tiga tahun terakhir. Pada 2021, UMP DIY naik 3,54 persen. Pada 2022, UMP DIY tetap naik 4,3 persen. Tahun selanjutnya,2023, lagi-lagi UMP DIY masih naik dengan persentase yang meningkat yaitu sebesar 7,65 persen. Sedangkan PNS naik gaji sebesar 0 persen di tiga tahun berturut-turut tersebut.
Kalau ada yang masih nyinyir dan bilang PNS punya tunjangan yang besar, sini saya kasih tahu faktanya. Nggak semua PNS dapat Tunjangan Kinerja (Tukin) atau Tambahan Perbaikan Penghasilan (TPP). Bahkan ada beberapa PNS yang dapat TPP, tapi nggak lancar dikasih setiap bulan. Bisa dirapel sampai beberapa bulan lamanya. Kadang tiga sampai lima bulan dirapelnya, bisa juga lebih.
Nominal kenaikan yang nggak seberapa
Sampai tulisan ini selesai dibuat, pada masa pemerintahan Presiden Joko Widodo, PNS baru dua kali naik gaji. Pertama, di tahun 2015 sebesar 6 persen. Kedua atau yang terakhir, pada 2019, sebesar 5 persen.
Taruhlah tahun depan akan naik 5,5 persen, kita ambil angka rata-rata selama kepemimpinan Jokowi. Sekarang, gaji PNS golongan 3A dengan pengalaman 0 tahun sebesar Rp2.579.400. Artinya jika naik 5,5 persen, cuma bertambah sebesar Rp141.867 doang. Coba kita bandingkan dengan kenaikan UMK Kota Yogyakarta tahun 2023. Di tahun ini, UMK Kota Yogyakarta naik sebesar Rp170.806. Lebih tinggi kenaikan UMK Kota Yogyakarta tahun ini ketimbang kenaikan gaji PNS terakhir.
Kenaikan gaji PNS yang sarat muatan politis
Saya tahu kenaikan gaji PNS bakal dianggap sarat muatan politis. Kenaikan gaji terakhir terjadi menjelang Pemilu 2019. Sedangkan rencana kenaikan gaji yang sekarang, mendekati Pemilu 2024.
Dugaan ini menambah kesedihan saya. Pasalnya pemberi kerja terkesan “terpaksa” menaikan gaji PNS. Bukan untuk meningkatkan kesejahteraan “buruh” negara. Melainkan untuk mengamankan suara dari para PNS dan keluarganya.
Kalau pola naik gaji kayak gini terus, sekalian aja buat pemilu seperti pemira di kampus yang dilaksanakan tiap tahun. Ya biar naik terus aja gajinya. Walaupun receh, ya recehnya pun bermakna. Nggak mashok? Ya emang, sama kek nggak mashok kalau naik gaji aja nunggu pemilu.
Menggerakkan roda perekonomian daerah
Nggak semua daerah punya pilihan profesi yang bervariatif. Ada beberapa daerah yang profesi paling menjanjikannya cuma PNS. Makanya, kalau di beberapa daerah tersebut ada anak yang diangkat menjadi PNS, anak itu menjadi kebanggaan keluarganya. Nggak boleh dimungkiri ini, dan nggak boleh dinyinyirin juga.
Pada faktanya memang banyak daerah yang roda perekonomiannya tergantung pendapatan PNS di sana. Di awal bulan, saat PNS baru gajian, roda perekonomian melaju lebih cepat. Sebaliknya di akhir bulan, seret ndedet. Nggak perlu saya kasih tahu alasannya ya.
Ayolah, kenaikan gaji PNS sekarang itu cuman receh. Paling cukupnya untuk bayar listrik atau air saja. Ya nggak apa-apa, disyukuri aja, yang penting naik gaji. Ya meski kalau gaji awalnya udah besar, kenaikannya jadi terasa besar, tapi kan yang bergaji besar nggak mungkin mayoritas. Boleh nyinyir yang di atas, tapi ingat juga nasib yang ada di dasar piramida makanan.
Teruntuk netizen yang saya cintai, anggap saja kenaikan gaji PNS kali ini sebagai distribusi pendapatan dari pusat ke daerah. Toh, naiknya juga nggak bakal signifikan. Hitung-hitung untuk memperlancar roda perekonomian beberapa daerah. Nggak semuanya harus dihantam, Dulur.
Penulis: Ahmad Arief Widodo
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Wacana PNS Naik Gaji Jadi Rp9 Juta: Saran yang Perlu Dipertimbangkan agar Tepat Sasaran