Jujur saja, saya nggak paham dengan kebencian yang ditujukan pada Honda PCX. Betul, motor ini punya kekurangan, banyak malah. Tapi, misal ada yang mau ngasih saya PCX, akan saya terima dengan tangan terbuka.
Ha gimana, saya ini pengguna PCX. Sudah empat tahun saya mengitari Jogja dengan motor ini, sudah lunas pula cicilannya. Entah kenapa tarikannya makin enak semenjak motor ini lunas. Enake urip tanpa cicilan, rek. Cicilan motor maksudnya.
Selama empat tahun itu pula, nggak ada keluhan yang berarti buat motor ini. Mungkin saya mempermasalahkan power loss yang terasa banget ketika berusaha ngebut saat lampu lalu lintas berubah hijau. Tapi, untuk orang yang hidup dan bekerja di perkotaan, percayalah, motor ngebut itu percuma betul.
Jadi misal ada yang ngejek Honda PCX lemot, tarikannya berat, atau semacamnya, saya memilih untuk menjawab betul lalu melanjutkan hidup. Ha wong sebenernya saya nggak butuh-butuh amat perihal tenaga. Saya pernah pakai motor sport sebagai harian, nggak ada bedanya juga waktu beralih ke matic. Lagian saya tiap minggu melakoni perjalanan panjang dengan motor ini, nggak ada lemot-lemotnya sama sekali.
Honda PCX lemot? Situ yang cupu kali
Seperti yang saya bilang tadi, saya akui kalau kekurangan PCX itu banyak. Tapi, nggak sampai taraf mengganggu dan bikin saya nyesel punya motor ini. Justru, saya menjadikan Honda PCX sebagai tunggangan harian paling nyaman yang pernah saya punya.
Mungkin kekurangannya adalah gredek di shock depan saat putaran lambat. Tapi, nggak sesering itu juga saya rasakan. Jadi, saat melihat naskah Mas Budi tentang Honda PCX, saya bingung sendiri. Saya nggak merasakan itu, misalnya merasakan pun, ya kan ini motor harian, nggak sampai segitunya kan harusnya?
Misal, bagian butuh ancang-ancang panjang buat nyalip. Sebagai orang yang dalam seminggu sekurang-kurangnya menempuh 200 kilometer, saya nggak pernah merasa susah buat nyalip. Saya nggak akan bilang skill issue, soalnya saya nggak jago kebut-kebutan juga. Cuman, rasanya nih ya, orang mau nyalip itu pasti punya itungan.
Segala jenis kendaraan sudah pernah saya salip di Jalan Wonogiri-Jogja, semuanya berhasil saya libas. Lagian ya, motor matic itu kan identik motor perkotaan. Mau nanya aja nih, seberapa butuh kalian power besar jika baru jalan dua kilometer saja udah kena lampu merah?
Baca halaman selanjutnya
Bobot berat itu perkara skill issue…