Setelah perseteruan yang cukup alot antara penggemar One Piece dan Naruto beberapa bulan lalu di media kesayangan kita ini, saya baru terpacu untuk mulai menonton anime One Piece dari awal. Dulu, saya sempat ikut nonton One Piece di laptop teman, sekitar episode 300-an, lalu merasa aneh dengan pertarungan-pertarungan yang nggak ngotak dan penuh dengan teriakan. Saya pun jadi tidak tertarik untuk melanjutkan.
Tapi, hati manusia bisa berubah, kan? Empat bulan lalu saya memutuskan untuk mulai nonton anime One Piece dari awal, dan di akhir bulan ini saya sudah menonton sampai episode 959. Tentu ada yang saya skip. Ada nostalgia yang tak perlu karena polanya hampir sama dengan episode sebelumnya. Banyak juga yang mengenang masa lalu yang menempatkan penonton sebagai orang yang mudah lupa. Mungkin maksudnya hanya untuk “sekadar mengingatkan”, tapi ya kalau diulang-ulang-ulang-ulang terus kan jadi jengkel juga.
Tapi jujur saja, sampai saat ini pun sebenarnya saya tak terlalu suka pada pertarungan-pertarungan yang ada di One Piece. Dalam hal ini saya lebih menyukai Naruto. Saya bisa menonton pertarungan Naruto melawan Pain berulang kali tanpa mengenal rasa bosan. Tapi kalau menonton kembali pertarungan-pertarungan yang ada di One Piece, rasanya sekali saja sudah cukup. Ya, Naruto dan One Piece sama saja, sama-sama memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Bukankah keduanya memiliki tekad yang sama kuat? Bukankah keduanya sangat menghargai teman? Eh, kok jadi ngebahas itu, sih…
Begini, maksud saya membuat tulisan ini yaitu supaya saya punya sedikit bahan untuk dikirim ke Terminal Mojok. Eh, nggak, maksud saya untuk membuka mata para pejabat di Indonesia yang terlalu mengeksploitasi alam hingga bencana hampir terjadi di mana-mana. Ya, itu. Pokoknya maksud saya mulia, deh.
Mungkin teman-teman penggemar One Piece sudah menyaksikan apa yang terjadi di Negeri Wano. Tentu kita tidak berharap apa yang terjadi di Negeri Wano, terjadi juga di negeri kita. Walau sudah ada sedikit-sedikit kemiripannya.
Begini, di Negeri Wano, limbah pabrik milik Yonkou Kaido dibuang ke sungai, dan mengakibatkan air sungai jadi tercemar dan beracun. Ini membuat rakyat tidak bisa memanfaatkan air sungai lagi. Selanjutnya, orang-orang yang tidak bisa membayar upeti atau pajak ke pemerintah, dibuang ke daerah yang kumuh dan dibiarkan mati kelaparan di sana. Seterusnya, karena ditakutkan ada segerombolan orang yang memberontak, maka rakyat tidak diperbolehkan untuk memiliki senjata dalam bentuk apa pun, dan jika terlihat ada pergerakan yang mencurigakan, maka mereka akan ditangkap sebelum mengutarakan pendapat.
Selanjutnya lagi, sekolah-sekolah mengajarkan kepada murid-murid sebuah sejarah bahwa dahulu Negeri Wano merupakan negeri yang kelam dan kejam di bawah kepemimpinan Kozuki Oden, tapi lalu diselamatkan oleh Yonkou Kaido dan Orochi, hingga kini Negeri Wano menjadi negeri yang subur dan makmur.
Seperti itulah yang terjadi di Negeri Wano. Rakyat yang tinggal di ibu kota Bunga percaya bahwa Negeri Wano di bawah kepemimpinan Orochi yang dilindungi Yonkou Kaido merupakan negeri yang subur dan makmur, cinta damai, dan tidak suka terhadap permusuhan. Sedangkan rakyat yang tinggal di luar ibu kota Bunga harus menderita kelaparan, sulit mendapat air bersih karena sungai-sungainya sudah tercemar limbah pabrik, dan dicap sebagai manusia rendahan karena miskin dan tak bisa membayar pajak ke pemerintah.
Begitulah, hingga bajak laut Topi Jerami yang diketuai Monkey D. Luffy yang beraliansi dengan Trafalgar D. Water Law, Suku Mink beserta lima samurai yang diutus ke masa depan, datang ke Negeri Wano untuk melakukan pemberontakan. Walau Luffy sudah pernah dikalahkan pada pertarungan pertama saat melawan Yonkou Kaido, tapi kita percaya pada tekad Luffy bersama kawan-kawannya. Kita doakan bersama-sama saja. Alfatihah.
Ya, andai saja para pejabat di Indonesia menonton serial anime One Piece ini, dan mengamati negeri macam apa saja yang akan didatangi oleh kru Topi Jerami dan aliansinya, seharusnya mereka sudah mulai berbenah.
Oh ya, kalau beneran kru Topi Jerami datang ke negeri kita, kamu mau ada di pihak mana? Pakde Jokowi atau kru Topi Jerami? Pasti jawabannya Pakde Jokowi, ya? Ya iyalah, kita semua memang takut kan sama blio.
Sumber Gambar: Hypebeast.com
BACA JUGA Kemiripan DPR dengan Tenryuubito di One Piece.