Nggak bisa dimungkiri salah satu pandit sepak bola yang paling terkenal saat ini adalah Justinus Lhaksana atau biasa dipanggil Coach Justin. Pengetahuan soal sepak bola yang blio punya memang nggak diragukan lagi, ditambah pundit yang satu ini telah memiliki lisensi KNVB yang membuat dirinya di atas kertas seharusnya paham tentang persoalan sepak bola.
Seharusnya loh ya, catat itu.
Koci yang satu ini naik daun setelah kontennya di YouTube bernama JusTalk mulai ditonton banyak orang. Selain itu, blio juga aktif blok akun orang membuat analisis di sosial media miliknya dengan argumen yang sudah pasti valid dan sulit dibantah oleh orang lain. Tentunya alasan dari sulit dibantah karena argumen yang blio buat sangatlah kuat, bukan karena nggak mau menerima pendapat orang, lho! Lagipula nggak mungkin blio begitu, lha wong pandit berlisensi kok~
Justinus Lhaksana seringkali berkomentar terhadap klub-klub yang bermain buruk menggunakan istilah yang out of the box seperti ancur-ancuran, diobok-obok, dan nggak banget. Saya pun sebenarnya juga setuju dengan argumen yang blio buat pada kesempatan tertentu, tetapi nggak jarang juga saya kurang sreg dengan argumen blio. Tapi, sudah jelas kalau saya nggak setuju ya saya yang salah, bukan Coach Justin ya!
Kemudian, saya pun mulai membayangkan sebuah tim sepak bola idaman yang dilatih langsung oleh Coach Justinus Lhaksana ini. Walaupun sudah lama nggak melatih, saya yakin koci adalah orang yang tepat dan bisa sukses dalam menangani tim yang saya bayangkan ini. Bukan nggak mungkin, tim ini akan mengobrak-abrik seluruh lawannya dan meraih banyak trofi.
Permainan menyerang dan atraktif
“Pertahanan terbaik adalah dengan bermain menyerang” merupakan salah satu filosofi yang dicanangkan oleh Sir Alex Ferguson. Filosofi tersebut sepertinya juga akan cocok jika digunakan oleh Coach Justinus Lhaksana karena sesuai dengan tweet dan penjelasannya di JusTalk, blio menyukai permainan yang mengandalkan penyerangan dan membuat banyak peluang sehingga memperbesar kesempatan untuk menang.
Berbeda halnya dengan taktik yang sangat dibenci oleh blio yaitu parkir tronton ala Jose Mourinho yang sudah pasti nggak akan dipakai karena nggak sesuai dengan filosofi permainan miliknya. Selain itu, Coach Justin akan menggunakan formasi andalan 4-3-3 dengan mengandalkan dua gelandang serang kreatif karena ia juga sangat membenci formasi 4-3-3 yang menggunakan dua gelandang bertahan sekaligus.
Dengan filosofi dan formasi yang menyerang, sudah pasti tim ini akan bermain dengan atraktif dan mencetak banyak gol. Persetan dengan pertahanan toh jika tim ini kebobolan empat sampai lima gol tetap akan dibalas dengan enam gol. “Lu kebobolan 4-5 gol kalau bisa balas 6, you still win the game!”
Mengandalkan pemain kreatif dan punya visi
Coach Justin sangat menyukai pemain yang bisa bermain efektif dan efisien yaitu bisa dibuktikan dengan ia lebih menyukai pemain yang gaya permainannya nggak banyak dribbling tanpa tujuan dan mengandalkan visi bermain. Sudah pasti pemain-pemain ini akan berkembang dengan pesat jika dilatih oleh Coach Justin.
Bayangkan jika tim ini memiliki trio gelandang anak emas ala Coach Justin yaitu Frenkie de Jong sebagai regista, Hakim Ziyech sebagai inside forward, dan Kevin de Bruyne sebagai playmaker. Betapa mengerikannya trio tersebut jika nantinya ditukangi oleh Koci. Bisa-bisa lawan nggak bisa merebut bola dari sektor lapangan tengah!
Kebalikannya, nasib dari pemain-pemain yang memiliki gaya permainan lebih stylish seperti Jack Grealish, Mateo Kovacic, dan Son Heung Min yang NGGAK PUNYA visi bermain versi blio sudah pasti akan dicadangkan atau bahkan dibuang dari tim. Memang Koci ini tipe pelatih yang tegas dan NGGAK PERNAH PILIH KASIH terhadap pemain!
Anti crossing crossing club
Dengan kualitas gelandang yang seperti itu, Coach Justin sudah pasti nggak akan melakukan build up lewat sayap dan akan memilih build up lewat tengah. Jangan harap akan ada passing aman dari para gelandang karena seluruh passing akan selalu mematikan dan berpotensi menciptakan gol. Permainan monoton dan pelan sudah pasti nggak bisa ditolerir oleh Koci apalagi kalau main dengan cara crossing doang!
Apabila terjadi gol yang nggak sengaja terjadi lewat crossing ke kerumunan, sudah pasti anak buahnya akan kena semprot karena gol tersebut hanya jatuh dari langit dan bukan melalui skema permainan. Pemain yang melakukan crossing berbuah gol pun akan dinasihati oleh blio agar nggak perlu senang karena crossing ke kerumunan bukan termasuk ke dalam assist!
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan adalah permainan harus menarik, passing semua harus memiliki visi ke depan, dan pergerakan pemain harus fluid. Pemain yang cuma bisa delay permainan dan menghilangkan momentum sudah pasti akan langsung diganti oleh Koci. Salah siapa juga permainannya katrok begitu!
Punya basis fans yang sangat besar
Fans setia dan pengikut Coach Justin saat ini sudah sangat banyak dan mereka yang selalu setia kepada Koci memiliki panggilan domba. Mereka yang dianggap domba oleh Koci pun nggak masalah, bahkan merupakan panggilan terhormat karena bisa menjadi pengikut dari coach terbaik yang satu ini. Satu hal yang selalu mereka pegang adalah “nggak masalah jadi domba Justin, yang penting nggak kardus”. Cadasss memang!
Hal tersebut tentunya akan menular ke basis fans dari tim yang dilatih oleh blio karena dari pengikut media sosialnya saja sudah memiliki ikatan yang kuat. Apalagi jika diimplementasikan secara langsung ke dalam sebuah basis fans sepak bola nantinya. Bayangkan saja bagaimana garangnya Bengkoang Hooligan (sebutan fans tim Koci) di saat mendukung timnya di lapangan. Basis fans terbesar di Inggris seperti West Ham dan Millwall pun sudah pasti dibabat habis dan kalah dalam hal berargumen.
Jadi, itulah beberapa bayangan saya terhadap tim impian yang dilatih langsung oleh Coach Justinus Lhaksana. Jika hal ini bisa benar-benar terjadi, sudah pasti seluruh dunia akan geger dan berbondong-bondong untuk bergabung ke Bengkoang Hooligan. Kalau yang nggak gabung sudah dipastikan akan diblok!
BACA JUGA Iwan Bule, Ketua PSSI Terbaik Sepanjang Masa dan tulisan Muhammad Iqbal Habiburrohim lainnya.