Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Anak Magang Itu Sebaiknya Menerima Bayaran atau Nggak, sih?

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
1 Juli 2021
A A
Anak Magang Itu Sebaiknya Menerima Bayaran atau Nggak, sih_ terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu yang lewat saat saya sedang mengecek linimasa Twitter, ada diskusi menarik tentang gaji anak magang yang memakai interview. Kira-kira begini cuitan dari akun Karir Fess tersebut.

Kr! Magang yg pake interview gajinya berapa dah? Magang aja pake interview..

— 💼 KARIRFESS | ON ⚡ (@karirfess) June 25, 2021

Dalam postingan tersebut, ada dua premis yang bisa menjadi bahan diskusi menarik. Pertama, anak magang atau training yang harus mengikuti proses interview terlebih dahulu gajinya berapa? Kedua, magang dengan proses interview.

Soal kebutuhan magang termasuk proses perekrutannya, realitasnya, memang tergantung perusahaan. Ada perusahaan yang cukup melihat CV/profil pelamar, ngobrol santai sedikit, lalu bisa langsung mengikuti program magang dengan segala macam trainingnya. Ada juga yang harus melalui serangkaian proses interview sekaligus beragam tes sebelum bisa diterima.

Kenapa bisa seperti itu? Ya kembali lagi pada kebutuhan perusahaan. Sebab, sebagian di antaranya nggak mau asal-asalan dalam merekrut staf, sekalipun untuk mengisi slot pada program magang. FYI, pada titik tertentu, HRD maupun perusahaan juga perlu melakukan proses wawancara kepada calon anak magang untuk mengetahui latar belakang, motivasi dan tujuan mengikuti program magang, apa saja keterampilan yang dimiliki, apakah cocok atau tidak dengan kultur perusahaan, dan lain sebagainya.

Sebab, bisa celaka jika perusahaan menggunakan sistem asal comot kandidat tanpa melalui proses yang sudah menjadi standar dan ketetapan. Ibarat mencari jodoh, antara perusahaan dan kandidat juga harus menemui kecocokan, titik nyaman, sekaligus kesepakatan. Nggak bisa dipaksakan, apalagi bertepuk sebelah tangan. Bisa-bisa malah sakit hati, Bung.

Oke. Sekarang kita masuk ke permasalahan inti yang sampai dengan saat ini, masih saja menjadi polemik di dunia permagangan. Kesampingkan premis sekaligus pertanyaan soal, “Magang yang pake interview gajinya berapa, dah? Magang aja pake interview.” Satu yang pasti, mau bagaimanapun proses perekrutannya, anak magang berhak menerima bayaran atau uang saku.

Lantas, berapa bayaran yang layak untuk anak magang? Jawabannya adalah beragam. Hal tersebut tergantung perusahaan dengan menyesuaikan tanggung jawab yang diberikan. Minimal diberi uang saku sebagai pengganti uang transportasi dan/atau uang makan—syukur jika bisa lebih dari itu. Juga diinformasikan berapa lama durasi magang akan berlangsung. Pernyataan resmi juga harus tertuang dalam kontrak yang diberikan dengan sejelas-jelasnya. Mau bagaimanapun, segala bentuk effort yang diberikan anak magang atau yang berstatus training perlu dihargai.

Baca Juga:

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

Menjadi Anak Baru di Kantor yang Nggak Pernah Diterima sama Senior Tuh Rasanya Kayak Sampah

Namun, hal tersebut punya polemik tersendiri. Sebab realitasnya terkadang anak magang atau yang berstatus training masih saja dieksploitasi. Hanya mengerjakan beberapa hal yang sepele sekadar fotokopi dan tukang antar dokumen untuk ditandatangani oleh divisi lain atau pimpinan perusahaan. Padahal, disadari atau tidak, kehadiran anak magang bisa menjadi hal yang baik bagi kedua belah pihak—baik perusahaan dan anak magang. Apalagi jika sebelumnya diberi pelatihan sesuai dengan tanggung jawab yang akan dilakukan.

Anak magang yang sangat potensial juga bisa menjadi talent pool—calon karyawan yang siap bekerja dan menempati posisi tertentu—di kemudian hari, tanpa harus repot-repot mencari kandidat lain. Apalagi jika menguasai beberapa hal yang sudah dipelajari sebelumnya. Ujung-ujungnya malah menjadi hal yang positif bagi pemenuhan karyawan di suatu perusahaan, kan.

Di sisi lain, anak magang juga harus peka terkait prospek dalam jangka waktu yang panjang. Apakah memungkinkan menjadi karyawan atau memang hanya sebatas magang dengan durasi tertentu. Meskipun belum ada penawaran lain yang dirasa menguntungkan, selagi bayarannya cocok dan sesuai dengan beban kerja yang diberikan, sekaligus bisa mengambil banyak ilmu untuk bekal bekerja di waktu mendatang, manfaatkan momen tersebut agar lebih siap menghadapi dunia kerja yang sesungguhnya.

Lalu, bagaimana jika kita, sebagai anak magang, sudah telanjur sepakat untuk magang dengan durasi tertentu tanpa menerima bayaran sepeser pun? Saran saya, tetap profesional dan ikuti aturan yang sudah ditetapkan. Kalau mau mengakhiri masa magang, ya sampaikan dengan baik. Toh, perlahan kalian akan menyadari bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia kerja. Segala persoalan yang dilalui akan menjadi pengalaman berharga di waktu mendatang. Utamanya soal adaptasi dan kesiapan dalam bekerja. Tentu saja, hal itu bisa menjadi poin plus bagi kalian saat mengikuti seleksi karyawan di berbagai perusahaan.

BACA JUGA Wahai Pelamar Kerja, Kesan Pertama Itu Penting! dan artikel Seto Wicaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 19 Oktober 2021 oleh

Tags: Anak Maganggajikantorpendidikan terminal
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

7 Cara Mendapatkan Gaji Tambahan dari Shutterstock

7 Tips Mendapatkan Gaji Tambahan Tiap Bulan dari Shutterstock

2 Agustus 2023
sakit ditawarin makanan enak percuma mojok

Nawarin Makanan Enak ke Orang Sakit Itu Kebaikan yang Sia-sia

13 Juni 2021
mata uang asing

Suka Duka Menerima Gaji Dalam Mata Uang Asing: Bahagia Tapi Kepikiran Nilai Rupiah

28 Agustus 2019
cinderella complex mojok

Cinderella Complex: Sindrom yang Muncul dari Salah Pola Asuh

2 Juli 2021
Menghitung Penghasilan Minimal setelah Menikah biar Dapur Aman dan Tetap Bahagia

Menghitung Penghasilan Minimal setelah Menikah biar Dapur Aman dan Tetap Bahagia

2 September 2022
Jadi PNS Nggak Melulu Enak, Inilah Hal-hal Pilu yang Harus Dihadapi Terminal mojok

Benarkah Jadi Anak PNS Hidupnya Pasti Sejahtera?

16 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025
Nggak Punya QRIS, Nenek Dituduh Nggak Mau Bayar Roti (Unsplash)

Rasanya Sangat Sedih ketika Nenek Saya Dituduh Nggak Mau Bayar Roti Terkenal karena Nggak Bisa Pakai QRIS

21 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Perpustakaan Harusnya Jadi Contoh Baik, Bukan Mendukung Buku Bajakan

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

26 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.