Kota Batu yang berslogan Kota Wisata kini benar-benar menjadi kota wisata. Memiliki alun-alun kota yang masuk dalam kategori terbaik adalah salah satu buktinya. Akibatnya, setiap akhir pekan, tak jarang terjadi kemacetan di sekitaran area Alun-alun Kota Batu. Pejalan kaki, dokar, sepeda, dan kendaraan bermotor berjubel tak terkendali.
Menurut data BPS Kota Batu, ada sekitar 1.180.494 pengunjung yang datang ke Alun-alun Kota Batu per tahun 2021. Meski kala itu masih masa pandemi, tentu jumlah pengunjung segitu termasuk besar. Apalagi ketika pandemi sudah dinyatakan selesai. Pada tahun 2023 ini, Alun-alun Kota Batu begitu ramai terutama ketika sore hingga malam hari di waktu akhir pekan.
Tak jarang, saya lebih memilih untuk mengambil jalan lain meskipun memutar ketika akan pulang kerja. Kemacetan terjadi karena lahan parkir yang disediakan kurang, bahkan tak jarang ada yang sampai parkir memanfaatkan jalan utama. Banyaknya pengunjung yang datang ke alun-alun rupanya nggak sebanding dengan lahan parkir yang disediakan.
Lahan parkir sedikit, pengunjung yang datang membludak
Kantong-kantong parkir untuk pengunjung Alun-alun Kota Batu hanya sedikit. Meskipun sebagian jalan juga sudah digunakan sebagai parkiran, masih saja kurang. Hal ini karena tak semua pengunjung yang datang ke alun-alun menggunakan transportasi umum. Bahkan pengunjung yang paling mendominasi adalah pengunjung yang datang menggunakan transportasi pribadi. Transportasi umum nggak begitu tampak karena penggunaan transportasi pribadi dirasa lebih efektif oleh banyak pengunjung.
Mungkin para pengunjung yang membawa sepeda motor masih bisa memarkirkan kendaraan mereka di kantong-kantong parkir yang sudah disediakan dengan lebih mudah. Namun gimana dengan pengendara mobil? Belum dapat parkir saja sudah pasti bakal menelan kecewa karena harus berhadapan dulu dengan kemacetan. Iya, lahan parkir yang minim mengakibatkan antrean panjang kendaraan yang menunggu giliran mendapat parkir.
Belum lagi banyak pedagang kaki lima yang menggelar lapaknya dan memakan ruas jalan. Bukan berarti saya nggak setuju sama pedagang kaki lima, tapi penataan yang belum sempurna ini malah bikin Alun-alun Kota Batu jadi semakin semrawut.
Butuh solusi
Tentu saja masalah soal lahan parkir di Alun-alun Kota Batu harus segera dicarikan solusinya. Pihak-pihak terkait harusnya bisa duduk bersama dan bermusyawarah.
Kalau harus menambah lahan parkiran untuk mengakomodasi pengunjung yang datang ke alun-alun, saya rasa akan sedikit rumit. Masalahnya, area Alun-alun Kota Batu sudah padat bangunan. Melakukan rekayasa lalu lintas pun untuk mengurai kemacetan akan sedikit menyusahkan masyarakat yang memang beraktivitas di sekitaran alun-alun.
Sementara itu, kalau memanfaatkan sinergi transportasi umum mungkin bisa jadi pilihan solusi. Tapi, ini akan berdampak pada pengelola kantong-kantong parkir di sekitaran alun-alun. Memindahkan pedagang kaki lima? Tentu saja solusi ini juga akan berdampak sama pada para pedagang.
Peran pemkot dalam mencarikan solusi terbaik sangat dibutuhkan. Pihak Pemkot Batu bisa menjadi penengah maupun pelaksana penataan Alun-alun Kota Batu. Slogan Kota Wisata yang dibangun ini boleh dibilang sudah tercapai, tapi tanggung jawab akan dampaknya juga harus segera dicarikan solusi.
Penulis: Achmad Fajar Subekti
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Betapa Susahnya Mencari Kuliner di Kota Batu yang Khas dan Autentik.