Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Alun-Alun Kidul Jogja: Narimo ing Pandum Public Space

Hanif Indhie oleh Hanif Indhie
1 April 2023
A A
Alun-alun Kidul, Surga Kuliner di Yogyakarta (Pixabay.com)

Alun-alun Kidul, Surga Kuliner di Yogyakarta (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa waktu lalu, pasca buka puasa dan sambil menunggu waktu isya dan tarawih, saya menyempatkan diri untuk singgah di Alun-alun Kidul Yogyakarta, yang biasa disebut Alkid. Destinasi yang tentunya sudah tidak lagi asing. Bagi yang belum tau, coba saya sedikit jelaskan tentang Alkid ini.

Sesuai namanya, alun-alun yang terletak di kidul atau selatan Keraton Ngayogyakarta. Sangat menjelaskan bukan?

Ngomong-ngomong soal Alkid sebagai destinasi wisata, memang sedari saya kecil, Alkid jadi salah satu destinasi main yang ramai dan murah meriah. Banyak orang yang menjajakan makanan ringan sampai makanan berat, mainan anak-anak, dan lain lagi. Bagi yang belum tau, di Alkid dulunya terdapat kandang gajah milik keraton yang gajahnya bisa ditunggangi oleh masyarakat dengan membayar tiket. Namun, sekarang sudah tidak ada, konon katanya gajahnya sudah di pindah ke kebun binatang.

Meski begitu, keramaian Alkid kini jauh lebih ramai daripada dulu. Penjual makanan makin ramai. Bahkan disebutkan oleh Mbak Mei Devi Riskianda dalam tulisannya bahwa Alkid ini menjadi surga kuliner di Yogyakarta. Selain penjual makanan, penjual mainan anak juga makin banyak, mobil-mobilan atau yang sering disebut odong-odong makin warna warni dan beragam bentuknya.

Sebagai tempat umum atau yang lebih dikenal Gen Z sebagai public space yang murah meriah, menurut saya, Alkid masih banyak sekali hal yang bisa di perbaiki. Sebenarnya ini sambatan saya terakhir kali ke Alkid kemarin, tapi saya kira gak ada salahnya untuk saya bagi. Tapi tenang, saya KTP Jogja kok. Eh KTP Sleman deng.

Rumput Alkid hidup segan, mati tak mau

Hal pertama yang saya geremengi saat menginjak Alun-alun Kidul adalah perkara rumputnya. Rumput di Alkid ini seperti harapan dan cita-cita pemain timnas U-20 untuk berlaga di Piala Dunia, tinggi banget. Apa ya nggak dipotong? Dari kejauhan saya juga lihat banyak anak-anak muda yang duduk-duduk di rerumputan. Batin saya, apa ya ndak gatel-gatel?

Setelah menembus rerumputan yang cukup tinggi dan agak ke tengah-tengah Alkid. Saya menemukan bahwa ternyata di tengah-tengah Alkid ada tanah gundul, nggak tertutup rumput sama sekali. Kalau ndak hati-hati bisa kejeglong. Bahkan saya yang nggak mengamati arah saya jalan sempat kesandung sekepal rerumputan yang agak tinggi—tingginya sama seperti rumput sebelumnya— di tengah tanah gundul. Agak bahaya kalau anak-anak yang lari-lari terus kesandung, batin saya.

Setelah melewati tanah gundul dan sedikit rumput tinggi lagi, akhirnya saya menyadari bahwa ternyata anak-anak muda yang tadi saya lihat itu duduk di atas rumput-rumput kecil. Kalo nggak salah semacam rumput gajah mini, mohon koreksi kalau salah. Oalah, pantes pada bisa duduk-duduk. Seketika terbesut di pikiran, kenapa kok nggak sekalian seluruh rumput di Alkid ini dibuat rumput gajah mini ini saja?

Baca Juga:

Cepogo Cheese Park di Boyolali Memang Istimewa, tapi Saya Ogah Kembali ke Sana

4 Hal Menyebalkan di Bogor yang Bikin Wisatawan Kapok Datang

Selain bisa buat nongkrong, dilihat juga lebih enak dan juga aman untuk anak kecil. Walau mungkin perlu perawatan extra daripada yang sekarang. Tapi, apa ya ndak mau kalau Alun-alun Kidul jadi lebih cantik dan aman untuk anak-anak—bahkan orang dewasa?

Ramai pengamen dan pengemis

Alkid ini selain ramai wisatawan, ramai juga pengamen dan pengemis. Sama hal seperti yang sudah diulas oleh Mbak Cindy Gunawan pada tulisannya. Saya merasakan hal yang sama seperti Mbak Cindy. Mungkin bedanya kalau Mbak Cindy merasa risih dengan pengamen yang silih berganti, saya risih dengan pengemis.

Kalau pengalaman saya kemarin, ketika saya sedang asik-asiknya ngobrol sambil main gelembung yang saya beli, tiba-tiba dari arah belakang kiri datang pengemis. Saya nggak ambil pusing dengan datangnya banyak pengemis, karena saya juga udah siap uang kecil. Hal yang membuat saya risih dengan datangnya pengemis adalah, mereka tanpa mengatakan sepatah kata pun secara tiba-tiba hadir di hadapan saya dan menodong wadah untuk dimasukkan uang.

Mereka datang dekat sekali. Jaraknya dari kaki saya selonjoran dengan si pengemis hanya berapa jengkal saja. Otomatis dari pandangan saya terasa dekat sekali. Karena saya merasa nggak nyaman, secara terpaksa langsung saya kasih saja selembar uang. Bukan untuk memberi, tapi untuk segera mendapatkan tempat dan pandangan yang nyaman lagi. Saya pikir saya juga agak kacau dan nggak ikhlas, tapi mau gimana lagi.

Untuk segala saran, saya sepakat dan persis seperti yang ada di artikel berjudul Alun-alun Kidul Jogja Surga Kuliner? Ngawur, di Sana Surganya Pengamen milik Mbak Cindy tadi.

Masih banyak sampah berserakan di Alkid

Sebagai tempat umum dan destinasi wisata, sudah seharusnya Alkid bersih dan terjaga dengan baik. Bayangkan kalau rerumputannya rapi, pengamen dan pengemis bisa ditertibkan, dan bersih dari sampah lagi. Ah, betapa enaknya nongkrong di Alkid.

Namun, perihal sampah ini tidak hanya tugas yang berwenang saja. Tapi juga seluruh pengunjung dan pedagang di Alkid. Minimal kalo ndak bisa mengelola sampah dengan baik, mbok ya dibuang pada tempatnya. Kalo ndak ada tempatnya, ya bisa disimpen dulu. Ngono. Sederhana, tapi masih banyak saya temui baik pengunjung maupun pedagang yang masih semena-mena soal sampah.

Sebagai destinasi main dan wisata dengan banyak kekurangan yang saya tulis di atas, Alun-alun Kidul masih jadi destinasi utama masyarakat Jogja. Makanya saya sebut Alun-alun Kidul Yogyakarta sebagai narimo ing pandum public space. Mau sekureng apa pun Alkid, masih tetap banyak yang menyambangi.

Sekaligus ini artinya, masyarakat Jogja butuh lebih banyak ruang publik lagi. Yang bisa jadi tempat main, healing, atau sekadar beli jajan sepulang kerja yang terawat, terjaga, bersih, dan nyaman untuk seluruh pengunjungnya.

Penulis: Hanif Indhie Pratama
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Alun-alun Utara Keraton Jogja yang Kembali Sakral dan Supardi yang Tak Lagi Bisa Jualan

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 April 2023 oleh

Tags: alun-alun kidulDestinasi Wisatanarimo ing pandumpublic spacerumput
Hanif Indhie

Hanif Indhie

Orang biasa, suka makan, malas olahraga kecuali olahraga elektronik.

ArtikelTerkait

Percuma Probolinggo Punya Wisata Pegunungan yang Indah kalau Akses Jalannya Rusak Parah

Percuma Probolinggo Punya Wisata Pegunungan yang Indah tapi Akses Jalannya Rusak Parah

23 Februari 2025
3 Wisata Alam Bondowoso yang Nggak Kalah Keren dari Kawah ijen

3 Wisata Alam Bondowoso yang Nggak Kalah Keren dari Kawah ijen

4 November 2024
Jogja Itu Membosankan, tapi Saya Nggak Punya Alternatif Kota Wisata Lain

Jogja Itu Membosankan, tapi Saya Nggak Punya Alternatif Kota Wisata Lain

8 Januari 2024
4 Tempat Wisata yang Sebaiknya Dihindari di Semarang selama Libur Akhir Tahun

4 Tempat Wisata yang Sebaiknya Dihindari di Semarang selama Libur Akhir Tahun

15 Desember 2024
Meski Saya Arek Surabaya, tapi bagi Saya, Jalan Tunjungan Kalah Menarik ketimbang Kayutangan Malang. Aura Wisatanya Lebih Terasa!

Meski Saya Arek Surabaya, tapi bagi Saya, Jalan Tunjungan Kalah Menarik ketimbang Kayutangan Malang. Aura Wisatanya Lebih Terasa!

12 Maret 2024
6 Destinasi Wisata yang Kerap Disangka Ada di Kota Semarang Terminal Mojok

6 Destinasi Wisata yang Kerap Disangka Ada di Kota Semarang

26 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.