Tempat kaki lima, harga hotel bintang lima
Nah, berikut ini poin yang sering bikin saya ngelus dada. Es Puter Conglik gerainya berupa warung tenda di tepi jalan utama. Tepatnya di Jalan KH. Ahmad Dahlan, dekat Simpang Lima. Orang semarang pasti paham, betapa sulitnya cari parkir di sana, apalagi parkir mobil.
Buat yang belum tahu, saya beri gambarannya. Es Puter Conglik terletak di persimpangan yang ramai karena berseberangan dengan mall dan rumah sakit besar. Mencari spot parkir di sana bisa bikin senewen. Selain ramai kendaraan, toko-toko di sekitar Es Puter Conglik jelas menolak kehadiran mobil yang parkir di depannya.
Makan di tempat juga kurang sreg. Soalnya, sering disela pengamen. Belum lagi soal harga makanannya sendiri yang bikin auto megap-megap pas bayar. Seporsi Es Puter Conglik dihargai mulai dari Rp25 ribu.
Saat terakhir mampir, pembayaran cuma bisa pakai uang tunai
Satu lagi yang bikin saya jadi agak ogah-ogahan. Di sana tidak melayani pembayaran nontunai. Itu berdasar pengalaman terakhir kali ke sana pada akhir 2024 lalu. Pada saat itu, belum hilang rasa kaget atas nominal yang mesti dibayar, saya masih dikejutkan dengan fakta sang penjual tidak menerima pembayaran digital.
Untungnya, waktu itu lembaran rupiah di dompet saya masih mencukupi. Kalau tidak, pasti malu sekali. Selain itu, harus repot cari ATM dan mungkin juga wajib meninggalkan kartu identitas buat jaminan. Ditambah lagi, boleh jadi es puter yang disiapkan juga keburu meleleh karena menunggu pembeli selesai tarik tunai.Entah kalau sekarang. Mungkin saja mereka sudah mau menerima pembayaran digital.
Saya pribadi sudah kadung kapok dan malas untuk mampir. Saya cenderung berpikir dua kali sebelum ke Es Puter Conglik, kecuali kalau ada yang mau traktir ya. Mungkin saya akan ke sana lagi untuk menemani teman yang lagi main ke Semarang dan penasaran dengan kuliner legendarisnya. Pesan saya, bawa thermal bag atau wadah sendiri kalau mau dibawa pulang. Soalnya mangkuk dan gelas plastiknya tipis sekali. Pokoknya nggak banget untuk jajanan pinggir jalan dengan harga segitu.
Penulis: Paula Gianita Primasari
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA 5 Kuliner Malang yang Jarang Disantap Warga Lokal, bahkan Dihindari.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















