Segala yang berkaitan dengan angkatan (bersenjata, masak kuliah), itu sudah orientasinya kepada hal-hal berbau gagah dan wangun. “Sudah, kami jangan dilawan daripada kamu kenapa-kenapa,” begitu yang biasanya dikatakan oleh mas-mas angkatan dalam akun @txtdrberseragam. Tapi, selebihnya memang mas-mas berseragam itu keren. Seragam pramuka tak terkecuali. Apalagi ketika mereka nyanyi “Terpesona”.
Hingga tulisan ini saya ketik pada 14 Januari, beberapa video masih berputar di linimasa menampilkan beberapa mas-mas berseragam yang sedang nari-nari dan bernyanyi dengan gagahnya. “Terpesona, aku terpesona, memandang, memandang wajahmu yang manis,” begitu syahdu dan membangkitkan semangat alih-alih bikin saya mbatin, “ngopo sih?”
Di rumah, saya mencoba menari ala mas-mas itu, dan benar saja hasilnya sungguh luar biasa. Jiwa nasionalis saya bangkit, beranggapan bahwa ada seorang perempuan yang sedang menunggu saya pulang pendidikan. Edyan sekali efek yel-yel ini, walau nggak sekeren yel-yel anak sholeh rajin sholat, rajin ngaji, orang tua dihormati.
Dari semua mas-mas berseragam, mulai dari TNI, Polri, hingga Satpol PP, yang melakukan tarian gagah ini, kenapa mas-mas dalam Pasukan Penyidik atau The Scouting Legion dalam manga Attack on Titans nggak menjalankan ritus yel-yel ini, ya? Padahal mereka itu kurang keren apalagi coba? Kurang setil apa dengan seragam coklat dan tudung yang super mbois itu?
Jebul saya punya beberapa indikasi atas alasan kenapa The Scouting Legion nggak yel-yel “Terpesona” walau mereka masuk dalam kategori mas-mas berseragam. Pertama, tugas ya tugas, bukan urusan main-main. Mas-mas berseragam mungkin bernyanyi “Terpesona” ketika lengang tugasnya, tetapi The Scouting Legion ini sulit menemukan waktu untuk nembang “Terpesona”.
Ya piye ya lur, bayangkan saja ketika Erwin Smith mimpin nyanyi “Terpesona”, tiba-tiba segerombolan titan aneh muncul nyeruduk mereka. Kan nggak lucu kalau nyanyi “Bagaikan mutiara bola matamu. Bagaikan kain sutra lesungnya, lesung lesung pipimu,” bukannya sambil njoget merayap-rayap, tetapi sambil njringat ketakutan.
— txtdariorangberseragam (@txtdrberseragam) January 13, 2021
Kedua, faktor tempat. Benar, mas-mas angkatan ini yel-yel “Terpesona” harusnya ditembangkan di tanah kotor, aspal panas, bahkan ada yang di becek-becek. Bukan, bukan berarti ditembangkan di tempat yang kotor, tapi lebih ke tempat yang sesuai dengan medan yang akan dilalui mas-mas berseragam. Tetapi, berbeda dengan Scouting Legion dengan medannya yang lebih medeni. Chapter awal-awal misalnya, ketika operasi banyak dilakukan di dinding-dinding yang tinggi.
Bayangin aja ketika Scouting Legion nembang “Terpesona” dengan merayap-rayap dan bergerak maju mundur di Dinding Maria, ya bisa njiglok, dab. Lha wong anggota Scouting Legion itu lumayan banyak dan lebar dinding yang bisa saja lebih sempit dari jumlah mereka kalau berkerumun.
Ketiga, Levi Ackerman sudah keren meskipun nggak yel-yel “Terpesona”. Banyak yang bilang kala mas-mas angkatan yel-yel Terpesona, kerennya bakal nambah berlipat-lipat. Saya setuju sih. Ketika mereka merayap-rayap di aspal atau tanah, duh, mak serrrr. Tetapi beda dengan Levi, ia sudah keren meskipun nggak merayap-rayap sambil yel-yel.
Levi mungkin bisa disebut lelananging jagad. Levi yang diam saja ya sudah menjadi Levi yang keren nggak ketulungan. Kalau Levi nyanyi “Terpesona”, justru malah aneh. Kalau mas-mas angkatan mungkin keren karena rambutnya cepak, lha kalau Levi ketika merayap-rayap nanti belah tengahnya rusak malah repot. Bukannya jadi Levi Ackerman, yang ada malah jadi Levi van Houten.
Keempat, buat apa The Scouting Legion yel-yel begituan? Kalau saya boleh sok tahu nih ya, dari penggalan lirik lagu “Terpesona” itu merujuk pada bagaimana mas-mas angkatan ini menanti kekasih hati di rumah ketika mereka sedang pendidikan. Dari lirik-liriknya yang sarat kasih sayang. Wajar, ketika mereka jadi anggota angkatan, gadis pada berjejeran.
Lha kalau The Scouting Legion ini buat apa nembang yel-yel cinta? Eksistensi mereka masih ada saja sudah menjadi sebuah wujud syukur yang amat dalam. Divisi ini beririsan amat tipis dengan titan karena tugas mereka eksplorasi, berbeda tugas dengan divisi lainnya, yakni Stationary Troops dan Military Police. Singkat kata, kesempatan Scouting Legion mati itu lebih besar.
Nggak ada itu namanya pacar atau kekasih hati yang menanti. Ketika masuk Scouting Legion, jaminannya bukan kemenangan, tetapi kematian. 90 persen gagal adalah ratso yang amat menyesakkan hati. Jadinya kala Scouting Legion operasi, ya mereka akan memasang wajah murung. Lha yo mosok malah nyanyi terpesona, terpesona, aku terpesona.
Tiap operasi Scouting Legion, pasti ada yang gugur di tengah tugas. Api unggun selalu menyala kala mereka istirahat malam dan doa bertaburan. Selain berkabung, mereka juga ancang-ancang semisal titan datang. Ini bikin deg-degan lurd, bukan bikin terpesona.
Sumber gambar: Joypixel
BACA JUGA Seperti Inilah yang Dilakukan para Pokemon Selama Pandemi dan tulisan Gusti Aditya lainnya.