Beli kondom di apotek lebih banyak untungnya, sih…
Kondom. Benda yang sampai saat ini masih suka bikin canggung saat dibeli di minimarket. Saking bikin canggungnya, saya mesti membeli barang lain juga di minimarket. Entah kenapa selalu ada perasaan nggak enak saat beli kondom di minimarket. Sebagai pembeli, saya sih mulai mencoba untuk merasa nggak canggung, soalnya saya memang membutuhkan barang ini. Tapi tetap saja kasir minimarket bikin kikuk saya saat membelinya.
Membeli kondom di minimarket jadi hal yang sekarang saya hindari. Lalu, apakah saya akhirnya nggak jadi beli? Tetap beli, dong. Sebagai seorang suami yang mengerti kontrasepsi, kondom tetap menjadi kebutuhan saya. Saya tetap membelinya tapi bukan di minimarket melainkan apotek. Alasannya? Ada beberapa.
Daftar Isi
#1 Apotek tempat yang tepat untuk keberadaan kondomÂ
Kondom di apotek seperti sopir mengendarai mobil. Memang tepat dan pada tempatnya. Kondom yang merupakan alat kontrasepsi memang seharusnya dibeli di tempat yang menjual kebutuhan medis. Karena yang menjaga apotek pasti dibekali pengetahuan tentang medis termasuk soal alat kontrasepsi.
Karena penjaga apotek dibekali dengan pengetahuan tentang medis, pastinya mereka tahu apa kebutuhan kita. Mereka juga nggak akan men-judge pembeli. Kalau minimarket, mereka kan awalnya menjual sembako, jadi kondom hanya sebagai pemanis. Tak seperti apotek yang menjualnya seperti obat-obatan.
#2 Tersedia banyak dan variatif
Tak seperti di minimarket yang hanya menjual merek tertentu saja, kondom di apotek justru banyak jenis dan mereknya. Kita bisa melihat-lihat dan memilih mana yang sekiranya kita perlukan. Kalau di minimarket, kuantitasnya juga nggak terlalu banyak. Sering kali yang dipajang saja.
Padahal kalau tersedia banyak dan variatif, pembeli jadi enak untuk memilih, kan. Banyak opsi membuat pembeli nggak canggung karena bisa pilih-pilih dulu. Kalau di minimarket, karena stoknya sedikit, berdiri di depan rak kondom jadi terlihat aneh. Mereknya itu-itu saja, jadi buat apa dilihat lama-lama? Janggal juga rasanya.
#3 Bisa sambil konsultasi
Membeli kondom di apotek itu bisa sambil konsultasi. Apalagi kalau kita belinya di apotek ternama yang penjaganya sering keliling dan mencoba menawarkan bantuan. Kalau kita tanya soal kondom, mereka pasti dengan senang hati akan menjawab. Nggak peduli apa pun gendernya.
Kalau bisa sambil konsultasi, kita jadi tahu kondom yang cocok untuk kebutuhan kita. Biar nyaman, aman, dan menenangkan untuk kegiatan seksual. Kalau nggak ada yang bisa dijadikan tempat konsultasi, rasanya kayak berjudi alias untung-untungan dapat yang pas.
Di minimarket kita nggak bisa konsultasi soal ini. Saya pernah coba bertanya, malah dijawab malu-malu dan bilang nggak tahu. Yah, mau menyalahkan juga gimana, saya kan bukan beli es kopi yang bisa diatur takaran gulanya, yak.
#4 Bisa beli alat pendamping selain kondom
Kalau di apotek, kita bisa membeli alat lain untuk menunjang kegiatan seksual. Mulai dari tisu magic, pelumas, sampai vibrator yang membantu kegiatan seksual. Jenis dan mereknya juga bermacam-macam. Jadi, kita juga bisa pilah-pilih, konsultasi, lalu akhirnya beli.
Di minimarket? Lagi-lagi jarang ada. Biasanya hanya ada tisu magic. Jarang ada alat pendamping lain. Kita hanya bisa beli kondom sambil beli mie goreng instan atau dengan minuman energi.
Lain kali cobain deh beli kondom di apotek, pengalamannya lebih enak dan menenangkan untuk kita yang mau berkegiatan seksual. Kita nggak perlu lagi merasa canggung dan dilihatin orang-orang sekitar saat beli kondom. Kita kan hanya membeli alat kontrasepsi, bukan alat aneh yang mengganggu ketenteraman masyarakat.
Penulis: Nasrulloh Alif Suherman
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Menerka Alasan Kenapa Kondom Diletakkan di Dekat Kasir Minimarket.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.