Saya akui Yamaha RX-King memang motor yang kencang. Kapasitas mesin di atas kertas yang hanya 135 cc tak serta merta menyurutkan performa mesin di jalanan. Tak ayal, selain disebut sebagai motor jambret, Yamaha RX-King juga mendapat julukan Jet Darat: cepat, beringas, dan suaranya mengganggu betul. Saking cepatnya, di era 90-an motor ini banyak digunakan para bandit untuk melancarkan aksi jambret.
Itu semua dulu, kini citra kriminal pada Yamaha RX-King perlahan luntur. Walau begitu, motor ini tidak serta merta lepas dari stereotipe negatif. Sampai sekarang RX-King masih amat lekat sama sebutan motor arogan, motor begajulan, motor bleyeran yang seringkali bikin bising seantero jalanan. Motor jalan ugal-ugalan main blayer sana sini, kan gateli (baca: menyebalkan).
Terlepas dari semua stereotipe buruk, opara pengendara Yamaha RX-King punya pembelaannya sendiri. Mereka memang tak menampik soal berbagai fakta yang ada di jalanan, tapi itu semua ada alasannya. Sebelum membahasnya lebih jauh, saya jelaskan dulu arti kata blayer. Blayer adalah melakukan menginjak grip gas hingga rpm tinggi, biasanya hal ini dilakukan berulang kali hingga menciptakan suara yang mengganggu telinga.
Daftar Isi
Alasan kenapa pengendara Yamaha RX-King suka blayer
Saya ketemu seseorang yang enggan untuk disebut namanya, dia punya dua Yamaha RX-King. Dua kendaraan kesayangannya itu berasal dari tahun 90-an. Teman saya ini mengakui sudah sangat mencintai motor kencang ini sejak SMP. Dulu (katanya) waktu masih duduk di bangku sekolah menengah pertama, dia melihat banyak orang menggunakan Yamaha RX-King. Saking sering melihat orang-orang mengendarai motor RX-King dan terlihat maskulin, dia lantas menjadikan RX-King sebagai salah satu tujuan yang harus dipunyai.
Terlepas dari rasa cintanya terhadap motor ini, dia tak menampik memang ada arogansi dan perasaan “ninggi” saat naik RX-King. Namun, dia punya alasan sendiri sebagai pembelaan. Menurutnya, orang-orang yang naik RX-King sebenarnya tidak punya karakter buruk seperti arogan atau sombong. Hanya saja, knalpot racing yang terpasang di kendaraan mau tidak mau menciptakan kesan itu.
“Sebenarnya, bagi yang naik 2-tak pasti sudah mafhum kalau mengendarai jenis motor satu ini beda sama motor sekarang (4-tak). Butuh teknis khusus,” begitu pembelaan dia.
Katanya, ada cara khusus biar mesinnya awet dan nggak gampang jebol. Misalnya saja pas nurunin gas itu nggak boleh langsung lepas gas gitu aja. Sebab, kalau kayak begitu, mesin rawan jebol karena suplai oli samping kurang “rich”. Maka dari itu, pas nurunin gas kudu pelan-pelan serta perlu sedikit digeber-geber agar oli samping yang keluar tetap stabil. Oli samping selain melumasi ruang bakar juga penting untuk menjaga suhu mesin supaya tidak overheated.
Semua yang disampaikan oleh kawan saya itu benar-benar berbeda dengan pengetahuan saya selama ini. Saya, kira mengendarai Yamaha RX-King layaknya motor lain, tinggal gas, rem, tekan kopling, masukin persneling.
Pengendara yang arogan itu oknum
Di lain waktu, teman saya sendiri menyangkal soal RX-King yang ugal-ugalan. “Positif thinking aja mungkin lagi dikejar masa, eh, maksudnya udah ditungguin pacarnya kali.” Menurut dia, nggak semua pengendara RX-King begajulan. Pengendara yang begitu biasanya oknum (oknum tapi kok hampir semuanya begitu? hehehe).
“Lihat saja bagaimana aku pas pakai motor dari Yamaha ini? Santai dan santun, kan?” Kata teman saya melanjutkan pernyataannya. Padahal saya ingat betul dia pernah hampir nyungsep di sawah bersama kendaraan kesayangannya itu.
Dia mengelak, waktu itu dia masih muda, jiwa coba-cobanya masih membuncah. Selain itu dia menekankan, naik motor 2-tak seperti Yamaha RX King memang harus pandai-pandai menjaga putaran mesin biar enak. Kalau main asal lepas gas, selain bisa bikin mesin riskan jebol, bisa membuat proses selanjutnya nggak nyaman. Berat tarikannya.
Mobil plat hitam pakai strobo lebih arogan
Menurut teman saya, dibanding Yamaha RX King ada pengguna jalan lain yang lebih arogan, yakni mobil-mobil hitam yang pakai lampu strobo. Kendaraan ini kerap kali meminta didahulukan di jalanan, tidak peduli jalan sedang macet-macetnya. Benar-benar nggak bisa membaca situasi.
“Kalau yang naik RX-King tuh masih santai, kalau macet yang nggak songong minta jalan. Pokoknya lebih santun deh dari mobil-mobil pakai strobo atau rombongan MOGE yang kebut-kebut itu.” begitu pembelaannya.
Saya tidak menjawab omongan dia. Namun dalam hati saya cuman mbatin, begitulah manusia. Selalu nggak ngerasa salah dan malah memberikan contoh hal yang dianggap lebih salah biar nggak disalahin. Padahal sama-sama salah, terutama RX-King menggunakan knalpot racing.
Penulis: Budi
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Motor Bebek Jauh Lebih Bakoh dan Bisa Diandalkan daripada Motor Matic
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.