#2 Lagi-lagi karena hawa dingin
Saya ingat betul ketika pertama kali harus menginap agak lama di Singosari, salah satu kecamatan di sebelah utara Malang. Awalnya saat masih siang, saya merasa nggak banyak perbedaan dengan Surabaya selain embusan anginnya yang terasa lebih sejuk. Tapi ketika sudah lewat waktu magrib, semua seketika berubah. Jangankan bepergian, menapakkan kaki di teras rumah saja rasanya saya nggak mampu. Badan saya harus dilindungi jaket lengkap dengan hoodie, celana panjang, dan kaos kaki.
Akibatnya, saya jadi bahan tertawaan warga lokal di sana. Pernah sekali saya membeli makanan ke warung berjalan kaki selepas isya. Saya sengaja berangkat dengan pakaian tempur lengkap biar nggak kedinginan. Dalam perjalanan, ada seorang bapak yang menyapa dan bertanya dengan nada sedikit meledek, “Dari Surabaya ya, Mas?”.
Waktu itu saya merasa malu sih, tapi ya mau gimana lagi. Memang hawa dingin di Malang terlalu menusuk buat orang Surabaya yang biasa panas-panasan kayak saya.
#3 Sepertinya memang nggak ada alasan lain selain hawa Malang yang dingin
Dengan tubuh yang selemah itu terhadap hawa dingin, saya hanya bisa beraktivitas dengan nyaman ketika matahari berada di atas kepala. Itu pun masih kepotong waktu selepas subuh dan menjelang sore. Artinya, ketika saya mau liburan mengunjungi wisata alam di Malang, waktu yang saya miliki hanya sedikit. Belum lagi kebanyakan tempat wisata di Malang terletak di ketinggian yang membuat suhunya jadi lebih dingin.
Intinya, liburan di Malang itu sebetulnya menyenangkan. Saya nggak ragu dengan berbagai hal yang ditawarkan destinasi wisata di sini. Jelas jauh lebih baik daripada wisata di Surabaya, terutama wisata alamnya. Tapi selama Malang dingin, secantik apa pun pemandangan yang disuguhkan, sebagai orang Surabaya saya tetap ogah berkunjung ke sana.
Penulis: Arief Rahman Nur Fadhilah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 4 Hal yang Saya Baru Ketahui Setelah Mengunjungi Malang Secara Langsung.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.