Selain Lembang, Orang Bandung Juga Ogah Berwisata ke Ciwidey

Selain Lembang, Orang Bandung Juga Ogah Berwisata ke Ciwidey Mojok.co

Selain Lembang, Orang Bandung Juga Ogah Berwisata ke Ciwidey (unsplash.com)

Beberapa waktu lalu di Terminal Mojokada tulisan berjudul Alasan Orang Bandung Menghindari Plesir ke Lembang. Sebenarnya, selain Lembang, orang Bandung juga malas berwisata ke Ciwidey. Padahal, kecamatan yang terletak 35 km di sebelah selatan Kota Bandung itu punya berbagai destinasi wisata yang lengkap. 

Mirip dengan lembang, kawasan wisata Ciwidey banyak dikunjungi oleh wisatawan dari orang luar Bandung. Terutama oleh mereka yang tinggal di kota yang sehari-hari hanya melihat aspal dan beton. Nggak heran, Ciwidey Bandung selalu ramai wisatawan, terutama di akhir pekan. Hal inilah yang membuat warga Bandung malas.  Warga Kota Kembang, lebih memilih main ke tempat lain dibanding harus repot-repot ke Ciwidey. 

#1 Berwisata ke Ciwidey butuh budget transportasi yang lumayan 

Dibanding Lembang, Ciwidey sebenarnya lebih nyaman sebagai tempat wisata. Ciwidey belum sepopler Lembang sehingga tidak begitu penuh sesak oleh wisatawan. Menghabiskan waktu libur sekaligus mengabadikan momen lewat foto di Ciwidey jadi jauh lebih nyaman daripada di Lembang. 

Hanya saja, dibandingkan Lembang, lokasi Ciwidey lebih jauh dari Kota Bandung. Itu mengapa, wisatawan perlu budget yang lebih besar kalau ingin berwisata ke Ciwidey. Budget untuk transportasi dan bahan bakar pastinya lebih besar. Kalau ingin mempersingkat waktu, perjalanan ke Ciwidey bisa lebih baik melalui tol. Namun, melewati jalan tol tentu saja perlu keluar budget lagi.

Dilihat dari akomodasi yang tersedia, Ciwidey sebenarnya tergolong ramah di kantong. Namun, harga vila dan hotel yang murah sebenarnya nggak berdampak signifikan untuk warga Bandung. Soalnya, pelancong dari Bandung pasti hanya menghabiskan satu hari di Ciwidey lalu kembali, beda dari wisatawan dari luar daerah yang menginap sehingga bisa menikmati harga akomodasi yang murah.

#2 Akses sulit dan nggak cocok untuk pengendara pemula

Ciwidey berlokasi di dataran tinggi. Warga Bandung sudah tahu bahwa mereka nggak bisa mengharapkan jalan yang mulus dan lurus kalau main ke dataran tinggi. Jalan menuju Ciwidey berkelok-kelok dengan banyak tikungan dan tanjakan tajam. Di perjalanan, wisatawan pasti bakal sering melihat jurang di kiri-kanan. Kalau sudah malam, jangan berharap bakal ada banyak pengendara yang menemani perjalanan pulang. Boro-boro ada teman, yang ada justru mereka terjebak di Ciwidey kalau sudah kemalaman.

Pengemudi yang mau datang ke Ciwidey harus ekstra hati-hati saat membawa kendaraannya. Kondisi jalan menuju Ciwidey yang sebegini ekstremnya tentu nggak ramah untuk pengendara pemula. Sudah gitu, bawa motor ke Ciwidey pun lebih berisiko. Warga Bandung jadi makin males ke Ciwidey karena harus repot-repot bawa mobil atau jadi pengendara berpengalaman dulu.

#3 Fasilitas umum masih sulit dicari

Selain butuh budget yang besar dan kondisi medan yang terjal, cukup sulit untuk menemukan beberapa fasilitas umum di Ciwidey. Jika dibandingkan dengan Lembang, keberadaan pom bensin di sepanjang jalan menuju Ciwidey terbilang jarang. Jika ada keadaan darurat, misalnya mau isi nitrogen untuk ban atau kendaraan kehabisan bahan bakar, tantangannya jadi lebih besar.

Tempat makan pun masih cukup terbatas di perjalanan. Wisatawan baru bisa menjumpai restoran atau tempat makan untuk mengisi perut dan beristirahat kalau sudah masuk ke dalam kawasan Ciwidey. 

Ciwidey sebenarnya bisa menjadi tempat wisata alternatif bagi wisatawan yang malas ke Lembang. Tapi mengingat untuk mengunjungi Ciwidey memerlukan biaya yang besar, harus menghadapi medan terjal, dan bersabar untuk mencari fasilitas umum, warga Bandung jadi malas untuk main ke tempat wisata ini.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Kenia Intan

BACA JUGA 3 Alasan Orang Wonosobo Malas Berwisata ke Dieng

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version