4 Alasan Nurul di Serial Upin Ipin Nggak Pernah Kumpul Sama Anak-anak Tadika Mesra

4 Alasan Nurul di Serial Upin Ipin Nggak Pernah Kumpul Sama Anak-anak Tadika Mesra

4 Alasan Nurul di Serial Upin Ipin Nggak Pernah Kumpul Sama Anak-anak Tadika Mesra (Upin Ipin Fandom)

Fans Upin Ipin garis keras pasti sudah nggak asing dengan karakter bernama Nurul. Namun bagi penonton awam, nama Nurul mungkin masih terdengar asing di telinga. Sebab, teman satu kelas si kembar Upin dan Ipin ini memang jarang mendapat peran. Lebih-lebih selama ini dia hanya menjadi pelengkap jumlah murid di kelas Tadika Mesra.

Fyi, karakter Nurul sebagai teman sekelas Upin Ipin memang jarang disorot. Terhitung hanya dua episode saja sahabat dari Devi tersebut muncul, yakni di musim 4 episode Rasa Sayang dan musim 5 episode Cerita Kami saat dia berperan sebagai bunga. Selebihnya, anak pendiam tersebut hanya menjadi pelengkap dalam hiruk pikuk kelas Tadika Mesra.

Ketimpangan kemunculan karakter Nurul dan teman-teman lainnya ini membuat saya bertanya-tanya. Bagaimana bisa di saat anak-anak lainnya aktif di kelas, Nurul sama sekali nggak pernah ikut nimbrung. Lebih jauh, dia bahkan nggak pernah ikut main bareng di area Kampung Durian Runtuh sebagaimana Upin Ipin dan teman-teman lainnya.

Setelah lama berkontemplasi, sepertinya saya mendapat jawaban kenapa Nurul nggak pernah ikut kumpul dengan teman-temannya. Berikut alasannya.

#1 Rumah Nurul nggak berada di Kampung Durian Runtuh seperti Upin Ipin dan teman lain

Alasan kuat pertama kenapa Nurul nggak pernah kumpul dengan teman-temannya karena rumahnya nggak berada di area Kampung Durian Runtuh. Hal ini terkonfirmasi dalam website Upin dan Ipin Wiki di mana dari daftar nama ketua kampung hingga data seluruh warga, nggak ada nama Nurul di sana. Bisa jadi, Nurul sudah punya sirkel teman bermain di kampungnya sendiri sehingga dia jarang main ke kampung lain, khususnya Kampung Durian Runtuh.

Hal yang demikian tentu masuk akal, sebab di antara sirkel bermain Upin dan Ipin merupakan anak-anak yang memang asli tinggal di Kampung Durian Runtuh, sebut saja misalnya Ehsan, Fizi, Mail, Mei-Mei, Jarjit, Susanti, Ijat, Dzul bahkan Devi, semuanya tinggal di kampung yang diketuai oleh Tok Dalang tersebut. Sementara Nurul? Dirinya tinggal di kampung lain yang bahkan nggak pernah dijelaskan tepatnya di kampung mana.

Baca halaman selanjutnya: Nurul anak introvert…

#2 Nurul adalah anak introvert

Sejak awal kemunculan serial kartun Upin dan Ipin hingga sekarang, kalau kita amati dengan saksama, tampaknya Nurul merupakan siswi yang nggak terlalu terbuka dengan siswa-siswi lain di Tadika Mesra. Nggak seperti Upin ataupun siswa lain yang heboh saat punya cerita menarik, Nurul sepertinya nggak pernah nimbrung untuk ikut bercerita. Asumsi saya, anak perempuan tersebut adalah seorang yang introvert.

Faktanya, Nurul memang jarang sekali ikut ngobrol, terhitung ia hanya sekali dua kali bercengkerama dengan teman-temannya. Misalnya dalam Upin dan Ipin musim 10 episode Ekosistem, terlihat Nurul ngobrol dengan Mei-Mei. Tapi selain episode tersebut, Nurul nggak pernah tampak ngobrol lagi. Tapi, ya memang begitu kalau orang intovert, rasanya dia lebih nyaman dengan kesendiriannya, makanya jarang kumpul dengan teman-temannya.

#3 Nurul merupakan karakter yang keberadaannya nggak penting-penting amat dalam serial Upin Ipin

Kalau diamati secara saksama, sebenarnya setiap anak-anak di serial Upin dan Ipin itu memiliki karakternya masing-masing. Misalnya, Upin dan Ipin sebagai lakon utama yang selalu kocak, Mei-Mei yang biasanya sok pintar, Mail si anak mental pebisnis yang cool, hingga Dzul si interpreter Ijat, semuanya punya karakter.

Lha, sementara Nurul? Karakternya hanya anak perempuan yang pendiam, jarang ngomong, lucu juga nggak, lantas apa menariknya? Makanya nggak berlebihan kalau saya katakan bahwa Nurul merupakan karakter yang keberadaannya nggak penting-penting amat dalam serial Upin dan Ipin. Wajarlah dalam kartun yang berlatar utama di Kampung Durian Runtuh tersebut, Nurul nggak pernah kumpul dengan teman-teman, nggak menarik juga untuk ditunggu tingkah kocaknya.

#4 Hak prerogatif sutradara

Alasan rasional kenapa Nurul nggak pernah kumpul dengan teman-temannya adalah karena hal tersebut merupakan hak prerogatif sutradara. Gimana lagi, semua jalan cerita dari kartun Upin dan Ipin ya sumbernya dari sutradara. Entah Nurul mau dijadikan karakter anak pendiam atau malah diubah menjadi anak paling aktif se-Tadika Mesra itu juga wewenang dari sutradara.

Faktanya, sampai saat ini, sutradara dari kartun yang muncul sejak 14 September 2007 tersebut hanya menjadikan Nurul sebagai siswi pelengkap saja di Tadika Mesra. Entahlah, saya juga nggak tahu alasan pastinya. Bisa jadi si sutradara pernah dikecewakan perempuan yang bernama Nurul sehingga membuat karakternya di serial kartun Upin dan Ipin seakan dinafikan. Kemungkinannya sih gitu, tapi nggak tahu juga ya, itu hanya terkaan kosong saya saja, sih. Hehehe.

Itulah empat alasan kenapa karakter Nurul dalam serial kartun Upin dan Ipin nggak pernah kumpul bareng teman-temannya. Tentu alasan ini bersifat subjektif, saya nggak tau alasan tepatnya, wong saya bukan sutradaranya, kok.

Penulis: Ahmad Nadlif
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Seandainya Upin Ipin Merantau ke Kediri: Kuliahnya di IAIN, Logatnya Peh-Biuh, dan Jadi Anak Senja Pantai Brantas.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version