Mas Firdaus Al Faqi boleh saja menulis apa saja yang berhubungan dengan usaha ternak ayamnya. Namun kurang afdol jika tidak ada yang menulis tentang ‘rival’ dari usaha blio di Terminal ini. Maka dari itu saya akan sejenak meluangkan waktu gabut saya untuk sekadar menceritakan sedikit pengalaman saya (membantu bapak) dalam usaha ternak bebek. Yap, secara otomatis saya bisa dikatakan sebagai rivalnya Mas Firdaus dalam usaha per-unggas-an.
Saya tidak akan mengulas lengkap pengalaman saya seperti Mas Firdaus. Mulai dari hitung-hitungan modal awal usaha ternak ayam, macam-macam karakter ayam, dan bahkan ia sendiri malah melarang orang untuk terjun ke usahanya (agar para pembacanya tidak menjadi saingan yang baru). Namun, saya akan menjelaskan kenapa ternak kaum-nya Paman Gober lebih enak dan simpel dari pada ternak ayam menurut sepengetahuan saya.
Memang secara garis besar haluan tata cara bertenak antara ayam dan bebek tidak ada yang berbeda, hampir sama. Akan tetapi, masih ada beberapa aspek yang membuat berternak bebek lebih nggak bikin repot dari pada berternak ayam.
Alasan bertenak bebek lebih nggak bikin repot #1 Kandangnya lebih simpel
Kandang yang digunakan oleh bebek tidaklah serumit kandang ayam yang mana harus berupa kandang panggung. Kandang bebek dapat berupa tanah kosong dengan dikelilingi iker, pagar bambu anyam, dan tentunya atap agar ia tidak kehujanan. Bahkan, atap yang digunakan terkadang hanya berupa terpal yang dibentangkan di atas iker tersebut. Sangat simpel, bukan? Jadi, tidak perlu repot-repot membangun kandang panggung yang butuh biaya cukup mahal itu.
Mungkin hanya Paman Gober, bebek kaya raya yang memerlukan rumah mewah sebagai huniannya, alih-alih kandang beralaskan tanah dan beratap terpal atau daun rumbia. Maklum saja, hidupnya di negeri kapitalis. Namun, tidak menutup kemungkinan ketika pindah ke Indonesia ia akan berubah menjadi seorang nasionalis. Hidup dengan rakyat bebeknya, mencium aroma tubuh mereka, mencium bau keringat mereka, dan memahami penderitaan makhluk sejenisnya.
Alasan bertenak bebek lebih nggak bikin repot 2# Mengakali biaya pakan dengan angon
Seperti usaha ternak lainnya, biaya yang dikeluarkan untuk pakan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam menentukan hewan yang akan diternak. Untuk pakan, bebek dan ayam sepertinya memiliki daya konsumsi yang hampir sama. Untuk skala usaha yang (bapak) saya jalankan, yakni 300-an ekor bebek, diperlukan dua sampai tiga kali jadwal makan, tergantung umur bebeknya. Sekali makannya membutuhkan sekitar 5 kilo gram dedak yang di-mix dengan 1 kilo gram konsentrat.
Namun, selain diberi makan secara konvensional, ada cara lain agar tidak memakan biaya yang besar untuk pakan. Yakni dengan di-angon, yakni menggiring bebek ke sawah dan membiarkan mereka mencari makanannya sendiri. Dan untuk mengisi waktu gabut dan kepanasan di tengah sawah, kita bisa melakukan sesuatu yang lain, mancing misalnya, di samping mengawasi mereka agar tidak berkeliaran terlalu jauh atau diculik orang.
Angon bebek bisa dilaksanakan sekali atau dua kali sehari dengan tanpa memberi mereka dedak atau konsentrat sekalipun. Dengan di-angon, biaya pakan yang besar dapat diminimalisir sehingga dapat memberikan keuntungan yang lebih besar. Ya sebelas dua belaslah dengan sifat Paman Gober yang pelit tapi suka berpetualang itu.
Alasan bertenak bebek lebih nggak bikin repot 3# Bebek lebih tahan penyakit
Salah satu masalah ketika terjun ke dunia usaha ternak adalah penyakit. Seperti halnya ayam, penyakit pun terkadang menyerang bebek. Namun untuk masalah daya tahan, bebek memiliki daya tahan penyakit yang lebih dari pada ayam. Bisa dilihat dari kenapa ia tidak memerlukan kandang panggung seperti halnya ayam. Hal ini dikarenakan ayam lebih rentan terserang penyakit daripada bebek.
Bahkan ketika terserang penyakit yang paling ganas bagi kaum unggas (flu burung), dengan penanganan yang tepat persentase kesembuhan bebek pun lebih besar. Apalagi ketika ia di-angon, maka kerentanan terserang penyakit akan semakin kecil.
Gimana? Simpel kan, Mas? Mungkin ini bisa menjadi alternatif bagi Mas Firdaus yang budiman apabila masnya benar-benar merasa bosan menjadi peternak ayam. Apabila iya, bolehlah sampean join saya angon bareng sambil mabar atau mancing-mancing perkara, eh salah, mancing ikan maksudnya.
BACA JUGA 4 Alasan Usaha Ternak Ayam Sebaiknya Jangan Dilakukan atau tulisan EmArif lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.