Saya harus mengacungi jempol semua usaha yang berani melebarkan sayapnya ke kabupaten sekelas Bangkalan Madura. Sebab, tak mudah bisa membangun dan mempertahankan bisnis di sini. Salah satunya adalah bisnis Matahari Mall di Bangkalan Plaza.
Harus diakui Matahari Mall di Plaza Bangkalan terus bertahan meski kondisinya sepi pelanggan. Saya pribadi sejujurnya tak merasa heran dengan fenomena ini. Sebab belanja pakaian ke Matahari memang kurang cocok bagi kebanyakan warga Bangkalan Madura.
Harga pakaian di Matahari Mall Bangkalan Madura tak sesuai dengan isi dompet warga
Hal pertama yang sejatinya perlu dipertimbangkan saat membuka bisnis tentu potensi laris atau tidak. Nah, terkait dengan barang laris atau tidak, salah satu pertimbangannya adalah apakah sasaran pembeli punya uang atau tidak. Kalau punya, barang yang dijual kemungkinan akan laris. Tetapi kalau uangnya saja tak ada, gimana barang yang dijual bisa laris manis. Itulah masalah yang terjadi di Matahari Mall Bangkalan Madura.
Bayangkan, UMR di Bangkalan Madura tak sampai Rp2,5 juta. Lebih parahnya, banyak pekerja di kabupaten ini yang gajinya bisa di bawah Rp1 juta. Jauh dari UMR. Sekarang coba dipikir, gaji Rp1 juta sebulan bisa buat apa. Jangankan untuk membeli baju di Matahari Mall, untuk biaya makan sebulan saja mesti dihemat mati-matian.
Maka tak heran apabila akhirnya toko sepi pelanggan. Karena daya beli warga Bangkalan memang rendah.
Orang Bangkalan Madura hidupnya sederhana
Saya mengakui bahwa pakaian yang dijual di Matahari Mall memang bagus. Tentu saja ada harga ada kualitas. Jadi maklum kalau harga pakaian yang dijual di mall memang bisa semahal itu. Maksud saya mahal untuk ukuran gaji pekerja di Bangkalan Madura, ya.
Akan tetapi alasan orang Bangkalan enggan berbelanja baju mahal sebetulnya bukan hanya karena nggak punya uang. Okelah, uang menjadi faktor pertama. Lebih dari itu, ada alasan kedua, yakni orang Madura kebanyakan sederhana. Kami nggak harus memakai baju ratusan ribu seperti yang ada di Matahari Mall.
Buat saya dan kebanyakan warga Bangkalan, baju yang kami pakai nyaman dan bisa dibawa keonjengan atau tahlilan. Itu adalah pertimbangan utama saat membeli pakaian.
Ukuran baju terlalu besar untuk orang Madura
Saya tak bermaksud mendiskriminasi tanah asal saya sendiri, tapi rata-rata tinggi orang Madura memang lebih rendah dari orang yang tinggal di kota. Di desa saya, saya termasuk orang yang tinggi jika dibandingkan teman sebaya. Tapi setelah kuliah ke Surabaya, saya malah jadi yang paling pendek dibanding teman-teman kuliah dari berbagai kota.
Fyi, tahun 2021 lalu, Bangkalan Madura jadi kabupaten dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Jawa Timur. Mungkin itu sebabnya kebanyakan warga sini memiliki badan yang lebih kecil dibanding rata-rata nasional.
Makanya ukuran pakaian di Matahari Mall Bangkalan Madura kurang sesuai dengan ukuran badan rata-rata orang Bangkalan. Saya yang biasanya membeli baju ukuran L, eh malah terpaksa ambil ukuran M saat membeli baju di Matahari Mall. Soalnya ukuran L-nya terlalu besar. Kata pramuniaganya, ukurannya mengikuti ukuran luar, saya pun tak paham.
Itulah beberapa alasan menurut saya mengapa Matahari Mall di Bangkalan Madura sepi pelanggan. Semoga saja beberapa hal di atas bisa menjadi perhatian pihak Matahari Mall. Mungkin mengadakan diskon sehingga bisa menarik minat warga Bangkalan untuk berbelanja, atau melakukan perbaikan dari segi lainnya.
Penulis: Abdur Rohman
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Bangkalan Plaza Madura, Mal Kebanggaan Orang Bangkalan yang Hidup Segan, Mati Tak Mau.
