Sebenarnya menyampaikan ide dan pendapat sah-sah saja di negeri ini. Tapi entah kenapa di awal-tahun 2020 ini terlalu banyak ide-ide berseliweran dari pejabat publik kita, yang jikalau inovatif sih saya oke-oke saja. Ini ide-idenya lebih dari inovatif, mungkin bisa dibilang ultrainovatif yang saking inovatifnya orang-orang dibuat mikir keras menerjemahkannya.
Sejak bulan Januari hingga sekarang memasuki Februari akhir. Tercatat sudah banyak sekali pejabat publik bikin ide hingga statement yang bikin kening mengeryit. Mulai dari menteri hingga komisioner. Semua seolah serempak mengumumkan idenya yang aneh-aneh itu. Mulai dari Pak Menteri Agama yang mencetuskan berbagai ide revolusionernya. Mulai dari perombakan buku agama, kursus pranikah, hingga pelarangan cadar dan celana cingkrang di lingkungan pemerintahan.
Terus ada lagi, menteri KKP pengganti Bu Susi. Berkat ide ekspor benih lobster beliau, sampai sekarang Pak Edhy identik dengan lobster. Sampai-sampai di acara ultah TVOne Pak Edhy dikasih merchandise berbentuk lobster. Mantap betul Pak Edhy ini.
Paling baru, yang sedang heboh yaitu soal komisioner KPAI yang bikin statement sangat logis yang mengatakan bahwa perempuan bisa hamil di kolam renang. Walau katanya pendapat itu bukan atas nama KPAI. Tapi ya kira-kira juga Bu kalau bikin pendapat ke publik. Kasian yang punya usaha kolam renang. Gara-gara pendapat beliau perempuan pada takut ke kolam renang. Ya bayangin aja, kolam renang umum isinya puluhan orang bahkan bisa sampai ratusan. Jikalau pendapat ibu Sitti Hikmawatty benar, wah bahaya sekali.
Sebelum ibu Sitty Hikmawatty melempar pendapat anehnya. Beberapa hari sebelumnya, Menko PMK Muhadjir Effendy juga melemparkan pendapat atau lebih tepatnya ide terkait senjata pamungkas untuk melawan kemiskinan di Indonesia. Ide beliau tentu juga menghebohkan publik. Ide beliau soal pembuatan fatwa yang menganjurkan si miskin nikah sama si kaya tentu lagi-lagi menjadi bahan pergunjingan publik. Hadeh~
Saya sebagai mahasiswa dan rakyat jelata, melihat pejabat publik saya melempar ide, statement, dan aksi yang kebanyakan aneh dan konyol, hanya bisa sesekali tertawa sembari berpikir. Ini baru dua bulan di awal tahun 2020. Berarti masih ada waktu yang sangat panjang untuk pejabat publik lainnya ambil bagian ikut-ikutan bikin ide nyeleneh bin aneh lainnya, dong? Aaaaarghh.
Sampai-sampai saya pada akhirnya iseng mencoba mempraktikkan ide Kepala BPIP Yudian Wahyudi dengan memakai salam Pancasila ketika berkunjung ke rumah teman saya. Hasilnya teman saya nuduh saya pindah agama. Sial.
Saya yakin tidak semua ide yang disampaikan pejabat publik itu konyol, aneh, dan layak ditertawakan. Saya yakin tujuannya sebenarnya baik. Tapi mungkin masyarakat saja yang otaknya belum bisa menafsirkan ide-ide yang revolusioner, visioner, dan sangat imajiner itu.
Banyaknya pejabat publik yang melempar ide, statement, dan aksi yang di mata publik sering dianggap aneh. Sebenarnya bisa diminimalisir dengan cara yang mungkin ini bisa dijadikan masukan untuk Pak Jokowi selaku Presiden dan bos para pejabat publik yang sering bikin hal-hal nyeleneh itu. Bagaimana seandainya diadakan ajang penganugerahan untuk para pejabat publik yang hobi, jago, dan ketagihan bikin sesuatu yang aneh-aneh. Entah itu ide, statement, atau aksi. Kayaknya jika semakin hari semakin banyak pejabat publik yang bikin ide aneh. Hal tersebut seolah seperti sebuah persaingan antar pejabat publik untuk bikin sesuatu yang aneh-aneh. Sebaiknya diadakan sebuah ajang penghargaan untuk mengapresiasi mereka.
Ajang penghargaan ini nantinya dibuat khusus untuk para pejabat publik yang selalu viral dan menjadi bahan pergunjingan di masyarakat tidak dengan prestasinya. Melainkan dengan ide, statement, dan aksi aneh bin nyeleneh bin ajaibnya. Semakin sering pejabat publik melakukan hal-hal aneh, semakin berpeluang dirinya masuk nominasi di ajang penghargaan ini.
Konsepnya layaknya ajang penghargaan Oscar. Ada nominasi dan karpet merah. Saya yakin jika ajang ini dilaksanakan, akan membuat para pejabat publik selalu muhasabah diri setiap waktu. Karena dengan adanya ajang penghargaan ini, kenirfaedahan, kenyelenehan, hingga keanehan para pejabat mendapatkan apresiasi. Ya, sebuah apresiasi berbentuk tertawaan melihat semua keanehan yang telah mereka lempar ke publik. Pemenang ajang penghargaan ini juga mendapat bonus selain tertawaan seluruh masyarakat Indonesia. Bonusnya adalah siap-siap di-reshuffle, turun jabatan, atau yang paling ringan dipecat. Cakep, kan?
BACA JUGA Pejabat Kita (Pernah) Anti Korupsi, Anti Kepentingan dan Punya Standar Moral Tinggi atau tulisan M. Farid Hermawan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.