Afiliator Marketplace di Twitter: Share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang

Afiliator Marketplace di Twitter Nge-share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang Terminal Mojok

Afiliator Marketplace di Twitter Nge-share Link Dapat Cuan, tapi Ganggu Kenyamanan Orang (Unsplash.com)

Suka nemu komentar nggak penting dari para afiliator marketplace yang malah nitip link di kolom komentar di Twitter, kan? Ngeselin nggak, sih?

Sadar nggak sih kalau makin ke sini ada banyak spam yang kita jumpai saat menelusuri trending topic di Twitter? Spam itu tak lain dan tak bukan berasal dari orang-orang yang ikut affiliate program suatu marketplace yang masif membombardir Twitter dengan link jualan. Saya kira cuma saya yang kesal dengan masalah ini, tapi rupanya beberapa waktu lalu saya menemukan twit dari seorang warga Twitter yang mengeluhkan hal serupa.

Keganasan para afiliator marketplace ini semakin menjadi-jadi sekitar dua tahun belakangan kalau saya nggak salah ingat. Mereka nggak cuma memenuhi kolom komentar postingan yang lagi ramai, namun juga terang-terangan memakai kata kunci yang sedang trending di Twitter. Bisa ditebak lah tujuannya supaya kita bisa melihat postingan mereka. Istilahnya, orang-orang ini numpang pansos pada hal-hal yang sedang viral.

Padahal kemunculan mereka secara tiba-tiba di kolom komentar saja sudah bikin emosi, lho. Ha gimana nggak emosi, wong lagi asyik baca komentar kok tiba-tiba muncul cuitan yang nggak ada sangkut pautnya dengan topik yang dibahas? Jan ra nyambung blas! Kadang ada juga yang pakai modus sok asyik ikutan komentar sesuai konteks, tapi ujung-ujungnya tetap jualan.

Masalahnya, hampir semua postingan disusupi para afiliator marketplace ini, termasuk postingan soal duka dan bencana. Belum lagi kalau mereka pakai kata kunci trending buat mengangkat postingan iklan mereka. Duh, bikin orang lain yang pengin tahu trending topic harus scrolling jauh gara-gara beritanya ketimbun postingan affiliate ini. Kan sungguh membagongkan, Kawan.

Sebenarnya ada alasan di balik menjamurnya link marketplace yang mereka share di media sosial ini. Seperti yang diketahui banyak orang, marketplace kini menawarkan affiliate program bagi para pengguna media sosial, misalnya saja Tokopedia dan Shopee. Sebenarnya marketplace lain juga menawarkan program serupa, tapi kebetulan yang paling banyak diikuti orang dan link-nya lebih sering kita jumpai berseliweran di Twitter adalah Shopee Affiliate Program.

Tak seperti affiliate Binomo dan aplikasi trading lainnya yang sempat viral beberapa tahun lalu, affiliate program di marketplace ini diklaim legal. Selain itu, marketplace juga menjanjikan komisi yang riil, bukan sekadar komisi bodong. Bahkan tata cara menjadi anggota affiliate program ada di laman resmi Tokopedia dan Shopee lho, Gais. Kita bisa mengecek sendiri keuntungan dan persyaratannya.

Dalam skema affiliate program, orang-orang yang menjadi anggota diposisikan sebagai makelar. Gampangnya, mereka menawarkan produk jualan orang lain di Shopee melalui share link di postingan Twitter mereka. Jadi, bukan mereka yang punya produk, ya. Produk yang mereka share boleh apa saja, asalkan nggak melanggar kontrak. Lazimnya mereka nge-share link disertai gambar, tentu saja biar netizen tertarik untuk melirik postingan mereka dan mengeklik tautan yang mereka bagikan.

Nah, setiap kita mengeklik tautan yang dibagikan dan membeli produk yang dipromosikan, si afiliator ini akan mendapat komisi dari marketplace dan pedagangnya. Besaran komisinya berbeda-beda tergantung kebijakan tiap marketplace. Kalaupun kita mengeklik tautan produk yang dipromosikan afiliator tadi tapi nggak kita beli, para afiliator ini masih mungkin dapat komisi, lho. Misalnya, saya tergiur dengan sepatu postingan seorang afiliator Shopee. Ndilalah setelah buka tautannya, saya nggak jadi beli. Namun jika dalam 7 hari saya saya melakukan pembelian di Shopee—meskipun bukan membeli sepatu yang saya incar tadi—si afiliator Shopee ini akan tetap mendapat komisi.

Sudah banyak tutorial jadi afiliator sukses di YouTube. Kalau penasaran, kalian tinggal ketik saja “affiliate marketplace”. Salah satu wawancara dengan sosok afiliator sukses bahkan pernah dimuat di kanal YouTube Baim Wong, yang mana penghasilan si afiliator bisa tembus ratusan juta dalam waktu singkat. Hmmm, pantesan banyak yang mau gabung affiliate program ini, ya? Lha wong cuma modal share link bisa dapat cuan. Sungguh pekerjaan idaman bagi kaum rebahan.

Di sisi lain, masifnya spam dari orang-orang yang gabung affiliate program ini menimbulkan kerugian bagi pengguna Twitter lain lantaran sangat mengganggu kenyamanan. Saya nggak melarang mereka mencari rezeki di media sosial, tapi mbok ya tahu diri gitu, lho. Jangan sampai menyusahkan orang lain yang mau update berita tapi jadi bingung gara-gara trending topic dipakai buat ngiklan. Cari cara yang lebih kreatif dan nggak merugikan orang lain lah.

Kalau Twitter terus mendiamkan fenomena ini sehingga para afiliator makin menjadi-jadi, bukan nggak mungkin netizen yang semakin geram akan meninggalkan Twitter perlahan-lahan. Sepertinya perlu regulasi untuk mengatur para afiliator marketplace biar nggak mengganggu kenyamanan pengguna Twitter lain, namun mereka tetap bisa memanfaatkan Twitter sebagai lahan mencari nafkah. Yah, semoga saja solusinya segera ketemu, deh.

Penulis: Erma Kumala Dewi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Aplikasi Shopee, Marketplace yang Krisis Identitas.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.
Exit mobile version