Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib

Ilham rozaqi oleh Ilham rozaqi
21 Juni 2025
A A
Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib

Jadi Affiliator TikTok Nyesek, Kelihatan Santai dan Cuan padahal Komisinya Gaib (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Menjadi affiliator TikTok tak seindah komisi yang dijanjikan. Ada hal menyedihkan yang harus kami terima.

Wahai para pejuang keranjang kuning, para ksatria yang berperang dengan algoritma, dan para seniman yang menari dengan ring light, mari merapat sejenak. Kita tinggalkan dulu sejenak senyum palsu di depan kamera dan tatapan penuh harap pada notifikasi komisi.

Duduk manis di rumah, bikin video unyu-unyu, terus duit ngalir deras kayak air terjun di musim hujan adalah impian kita semua. Kenyataannya? Kita lebih sering menatap nanar layar HP, melihat saldo komisi yang nominalnya lebih cocok jadi tanggal jadian anak SD, sambil bertanya pada diri sendiri, “Salah gue apa, ya Tuhan?”

Nah, daripada dipendam sendiri jadi jerawat, mending kita bongkar bareng-bareng di sini. Inilah 5 hal paling menyedihkan, paling nyesek, dan paling menyebalkan saat menjadi seorang affiliator TikTok.

#1 Komisi itu gaib. Kadang ada, kadang menghilang tanpa jejak

Beneran deh, pendapatan seorang affiliator TikTok itu lebih misterius dari Segitiga Bermuda. Hari ini, satu video FYP bisa bikin kita merasa kayak sultan. Udah buka aplikasi real estate, ngecek harga mobil impian, dan dalam hati udah teriak, “AKU AKAN MEMBELIMU, WAHAI ALPHARD PUTIH!”

Besoknya? Jangankan nambah, komisi yang kemarin ada bisa tiba-tiba diretur atau dibatalkan. Saldo yang tadinya lumayan buat traktir teman se-RT, mendadak cuma cukup buat beli dua bungkus kopi sachet. Rasanya tuh kayak lagi mancing, udah dapet ikan kakap gede, eh, pas mau diangkat talinya putus. Nyeseknya sampai ke ulu hati, Gais.

#2 Jadi kuli digital yang gajinya sistem undian

“Ih, enak ya kerjanya cuma joget-joget doang dapet duit.”

Kalau ada yang ngomong gitu, rasanya pengin saya sumpel mulutnya pakai produk skincare yang lagi saya promosiin. Mereka nggak tahu aja kalau di balik video 15 detik para affiliator TikTok yang effortless itu, ada perjuangan berdarah-darah!

Baca Juga:

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Akun Affiliate yang Jualan Numpang Tragedi Itu Biadab, dan Semoga Nggak Laku!

Mulai dari riset produk, bikin skrip (meski cuma di kepala), nyiapin properti, ngatur cahaya biar muka nggak kayak adonan gagal, take video berulang-ulang sampai puluhan kali karena ada aja yang salah—entah salah lirik, kucing lewat, atau tetangga teriak nawarin panci. Belum lagi sesi ngedit sampai mata panda dan pusing milih sound yang lagi viral.

Semua sudah dikerjakan dengan sempurna, videonya di-upload, eh yang nonton cuma 200 orang. Yang nge-klik keranjang kuning? Tiga. Yang checkout? NOL BESAR. Effort 100, hasil 0, mental breakdown 1000.

#3 Affiliator TikTok dicap “pengangguran kreatif” oleh lingkungan sekitar

Salah satu momen paling horor yang ditakutkan banyak orang adalah momen kumpul keluarga. Pertanyaan sakral, “Sekarang kerja di mana, Nak?” biasanya bakal muncul. Dengan penuh percaya diri saya menjawab, “Jadi content creator sama affiliator di TikTok, Tante.”

Lalu biasanya hening sejenak diiringi tatapan bingung dan senyum tipis yang artinya, “Oh, jadi kamu pengangguran?”

Soalnya begini, mereka tahunya kita ini orang yang kerjanya main HP seharian sambil nunjuk-nunjuk barang ke kamera. Sulit banget menjelaskan kalau ini adalah pekerjaan yang butuh strategi, konsistensi, dan mental baja. Ujung-ujungnya para affiliator TikTok kayak saya ini cuma bisa nyengir sambil bilang, “Hehehe, iya Tante, doain aja lancar.” Padahal dalam hati lagi ngecek apakah komisi dari racun lipstik kemarin udah masuk atau belum.

#4 Affiliator TikTok siap menjadi garda terdepan menerima umpatan saat produk yang dipromosikan zonk

Oke, anggaplah video kita viral, komisi mengalir deras. Masalah selesai? OH, TENTU TIDAK, FERGUSO. Inilah babak baru penderitaan menjadi affiliator TikTok: menjadi tameng hidup.

Ketika produk yang kita promosikan ternyata nggak sesuai ekspektasi pembeli—bajunya kependekan, bahannya kayak kain pel, pancinya lengket—siapa yang pertama kali diserbu? Yups, kita! Kolom komentar kita mendadak jadi layanan pengaduan 24 jam.

“KAK, GIMANA SIH KATANYA ANTI LUNTUR, INI BAJU SAYA JADI WARNA PELANGI SEMUA!”
“WOY, PENIPU! MASA UKURAN XL KAYAK UKURAN BUAT ANAK TK!”

Padahal affiliator TikTok kan cuma mak comblang antara produk dan pembeli. Yang punya barang siapa, yang ngirim siapa, eh, yang kena semprot kita. Rasanya kayak disuruh tanggung jawab buat hubungan orang lain yang kandas.

#5 Menjadi hamba sahaya dari yang mulia algoritma

Terakhir, sumber segala kegelisahan dan biang kerok dari semua overthinking para affiliator TikTok adalah algoritma TikTok sendiri. Ia ibarat dewa yang maha kejam sekaligus maha pemurah. Mood-nya lebih labil dari cewek PMS.

Satu hari si algoritma ini baik banget, video resep mie instan pakai keju mozarella aja bisa FYP dan ditonton jutaan kali. Besoknya, tanpa alasan yang jelas, ia ngambek. Kita udah bikin konten sekelas film Hollywood, pakai drone, sinematik, transisi ciamik, eh, yang nonton mentok di angka 500.

Affiliator TikTok cuma butiran debu yang nasibnya ditentukan oleh kehendak algoritma. Kita mencoba merayunya dengan sound viral, hashtag populer, dan jadwal posting di prime time. Tetapi pada akhirnya, semua kembali ke satu hal: terserah maunya si algoritma aja gimana.

Terus gimana, dong? Apa kita harus menyerah? Ganti profesi jadi peternak lele atau penjual cilok keliling?

Tentu saja tidak, teman-temanku seperjuangan! Kuncinya adalah konsistensi, terus belajar, pantang menyerah, dan tetap optimis! Kita harus percaya pada proses!

Akan tetapi kalau udah konsisten setahun dan saldo komisi masih cukup buat beli cilok doang, mungkin ada baiknya mempertimbangkan lagi ternak lele tadi. Wkwkwk.

Percayalah, semua masalah pasti ada solusinya. Solusinya gimana? Ya mana saya tahu, saya kan juga lagi pusing mikirin konten buat besok. Intinya, buat para affiliator TikTok di luar sana, tetap semangat! Atau seenggaknya pura-pura semangat aja dulu di depan kamera. Siapa tahu ada brand yang lihat dan ngajak jadi BA? Siapa tahu komisinya beneran cair? Atau nggak juga? Ah, sudahlah.

Penulis: Ilham Rozaqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA 5 Alasan Affiliate E-Commerce Tak Lagi Menjanjikan untuk Mencari Cuan.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 21 Juni 2025 oleh

Tags: affiliatoraffiliator TikToktiktok
Ilham rozaqi

Ilham rozaqi

ArtikelTerkait

Mengintip Nilai 1 Koin TikTok Berapa Rupiah dan Cara Kaya Raya Jadi Seleb TikTok

Mengintip Nilai 1 Koin TikTok Berapa Rupiah dan Cara Kaya Raya Jadi Seleb TikTok

1 Maret 2023
Strategi Dagang Ci Mehong, Penjual Tanah Kuburan yang Viral di TikTok

Strategi Dagang Ci Mehong, Penjual Tanah Kuburan yang Viral di TikTok

2 Juni 2023
Cek Khodam Adalah Pembodohan, Lebih Bodoh Lagi kalau Ada yang Percaya

Cek Khodam Adalah Pembodohan, Lebih Bodoh Lagi kalau Ada yang Percaya

26 Juli 2024
Lupakan Google, Mencari Rekomendasi Tempat Liburan dan Kulineran Memang Lebih Enak di TikTok  

Lupakan Google, Mencari Rekomendasi Tempat Liburan dan Kulineran Memang Lebih Enak di TikTok  

30 Juni 2024
Tobrut Memang Meresahkan (Unsplash)

Tobrut Memang Meresahkan, Budaya Merendahkan Tubuh Perempuan tapi Dimaklumi karena Gampang Masuk FYP

20 Juni 2024
Semua Boleh Mendaki Gunung, Tidak Perlu Takut Dianggap FOMO

Semua Boleh Mendaki Gunung, Tidak Perlu Takut Dianggap FOMO

27 Juli 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.